SURABAYA, KOMPAS.com – Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya dipadati sekitar 8.000 peziarah menjelang Ramadhan. Meski demikian, pengemis musiman tidak terlihat berlalu-lalang di area tersebut.
Pantauan pada Kamis (27/2/2025) menunjukkan bahwa hanya ada satu perempuan yang mengaku berasal dari Yayasan Insan Mitra Bahagia Bersama, meminta sumbangan dengan menyebar amplop kepada peziarah.
Di sisi lain, tidak ada petugas keamanan yang tampak berjaga di sekitar kawasan pasar oleh-oleh di Ampel.
Baca juga: Dilema Pengelola karena Pengemis Musiman Penuhi Makam di Surabaya Jelang Ramadan
Koordinator tim keamanan wisata Sunan Ampel Surabaya, Hendri Budi, menjelaskan, “Kalau ada yang meminta uang atau sumbangan di wilayah pasar bukan tanggung jawab kami.”
Ia menegaskan bahwa area makam Sunan Ampel telah dibersihkan dari penjual, pengemis, dan pengamen yang sering mengganggu para peziarah.
“Orang-orang jualan, sudah ditertibkan di sekitar sini,” imbuh Hendri.
Ia juga menambahkan bahwa upaya untuk menjaga kebersihan area makam dari pengemis dan pengamen bukanlah hal baru, melainkan sudah berlangsung selama hampir satu dekade.
“Sudah berjalan hampir 10 tahunan ini. Dulu banyak, mulai 2015 fokus dikurangi. Orang-orang jualan pun sekarang sudah dilarang untuk masuk ke wilayah Ampel,” ungkapnya.
Hendri mengimbau para peziarah yang melihat pengemis atau penjual di area Masjid Ampel hingga makam untuk segera melapor ke petugas.
“Kalau masih ada (pengemis), bisa lapor ke kantor belakang tempat wudu pria samping masjid ini. Nanti akan kami usir,” pungkasnya.
Setiap harinya, pengurus wisata Sunan Ampel Surabaya menyiagakan 30 petugas keamanan untuk menjaga kawasan makam.
Baca juga: Pengemis di Surabaya Meningkat Saat Ramadan, Satpol PP Disebar
Sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya juga menempatkan anggotanya di sejumlah lokasi yang sering dikunjungi wisatawan.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, M Fikser, mengungkapkan bahwa selama bulan suci Ramadhan, jumlah pengemis musiman yang berasal dari luar daerah cenderung meningkat di Surabaya.
“Hampir semua makam di Surabaya jumlah pengemisnya meningkat. Masjid Ampel, Masjid Agung (Al-Akbar), dan Masjid Kembang Kuning juga menjadi tempat favorit mereka,” kata Fikser.