Peristiwa nahas berupa serangkaian kecelakaan helikopter di wilayah Amerika Serikat telah memicu keresahan di kalangan masyarakat luas. Belum lama ini, sebuah helikopter wisata yang mengangkut enam orang, termasuk seorang pilot, dilaporkan mengalami kecelakaan fatal dan seluruh penumpangnya dinyatakan meninggal dunia setelah jatuh ke Sungai Hudson, New York, pada hari Kamis (10/4).
Saat ini, Otoritas Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) sedang melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti dari insiden tragis tersebut.
Bagi Anda yang berencana menikmati wisata menggunakan helikopter dalam waktu dekat, mungkin terlintas pertanyaan mengenai tingkat keamanan dari aktivitas tersebut. Fakta dan data terkini telah mengungkapkan informasi penting terkait keamanan wisata helikopter.
Menurut laporan Travel and Leisure, data yang dikumpulkan oleh U.S. Helicopter Safety Team (USHST) menunjukkan bahwa angka kecelakaan helikopter di Amerika Serikat mengalami penurunan yang signifikan dalam kurun waktu satu dekade terakhir.
Pada tahun 2013, tercatat sebanyak 146 kecelakaan helikopter, yang mengakibatkan 61 korban jiwa. Namun, pada tahun 2020, jumlah kecelakaan berhasil ditekan menjadi 94 kasus, dengan 35 kematian—menunjukkan penurunan sebesar 36%.
“Statistik ini mencerminkan adanya perkembangan yang positif,” ujar Ketua Industri USHST, Nick Mayhew.
“Namun demikian, tujuan utama kami tetaplah mencapai nol kematian. Kami terus berupaya mengembangkan materi keselamatan dan meningkatkan sistem berdasarkan analisis data kecelakaan yang kami lakukan secara menyeluruh,” tambah Mayhew.
Helikopter vs Pesawat Komersial
Meskipun terdapat kemajuan, data dari Federal Aviation Authority (FAA) menunjukkan bahwa secara historis, tingkat kecelakaan helikopter cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pesawat terbang bersayap tetap (fixed-wing aircraft).
Salah satu faktor penyebabnya adalah karena helikopter seringkali dioperasikan dalam kondisi dan medan yang lebih ekstrem dan menantang—contohnya, saat mendarat di area yang sempit atau terpencil.
Peran faktor manusia juga sangat signifikan. FAA mencatat bahwa sekitar 80% kecelakaan penerbangan disebabkan oleh kesalahan pilot, termasuk dalam pengoperasian helikopter. Hal ini dapat terjadi ketika pilot memaksakan penerbangan melebihi batas kemampuan pribadi atau kemampuan teknis helikopter.
Sebaliknya, pesawat komersial yang dioperasikan oleh maskapai besar memiliki sistem multi-pilot, pengawasan yang ketat, dan protokol keselamatan yang sangat terstruktur. Faktor-faktor ini menjadikan penerbangan komersial sebagai moda transportasi udara yang paling aman hingga saat ini.
Teknologi yang Semakin Canggih
Untungnya, saat ini helikopter semakin dilengkapi dengan teknologi mutakhir, seperti sistem avionik terbaru, terrain awareness system, dan sistem bahan bakar anti-ledak. Inovasi-inovasi ini secara signifikan membantu mengurangi angka kecelakaan fatal dan meminimalkan ketergantungan pada faktor manusia.
Jika Anda tertarik untuk mengikuti tur helikopter, ada beberapa langkah penting yang perlu Anda lakukan. Pertama, Anda wajib memeriksa rekam jejak perusahaan tur atau operator helikopter tersebut. Pastikan operator memiliki reputasi yang baik dan menerapkan standar keselamatan yang tinggi.
Selanjutnya, tanyakan mengenai prosedur keselamatan yang diterapkan, mulai dari pemeriksaan pra-terbang, penilaian kondisi cuaca, hingga pengalaman yang dimiliki oleh pilot.
Terakhir, jangan abaikan briefing keselamatan yang diberikan. Sama seperti saat naik pesawat komersial, memahami instruksi keselamatan dapat menyelamatkan nyawa Anda dalam situasi darurat.