Wijaya Karya (WIKA) Merugi Rp 2,33 Triliun di 2024, Turun 68,19%

- Penulis

Minggu, 30 Maret 2025 - 16:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Kabar baik menghampiri PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) di tahun 2024. Perusahaan konstruksi ini berhasil menekan kerugiannya, meskipun pendapatan juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut laporan keuangan terbaru, pendapatan neto WIKA mencapai Rp 19,24 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 14,59% dibandingkan dengan pendapatan tahun 2023 yang mencapai Rp 22,53 triliun.

Namun, di balik penurunan pendapatan tersebut, terdapat efisiensi yang berhasil dilakukan oleh WIKA. Beban pokok pendapatan berhasil ditekan dari Rp 20,66 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 17,72 triliun pada tahun 2024.

Sebagai dampaknya, laba bruto WIKA tercatat sebesar Rp 1,51 triliun di tahun lalu, meski masih lebih rendah 18,44% dibandingkan dengan Rp 1,86 triliun pada tahun 2023.

Pada tahun 2024, Wijaya Karya membukukan penghasilan lain-lain sebesar Rp 5,44 triliun, meningkat signifikan dari Rp 663,47 miliar pada tahun sebelumnya. Sementara itu, beban lain-lain WIKA tercatat sebesar Rp 3,73 triliun di tahun 2024, menurun dari Rp 5,36 triliun pada tahun 2023.

Sayangnya, beban umum dan administrasi mengalami peningkatan, dari Rp 973,99 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 1,22 triliun di tahun 2024. Beban keuangan WIKA juga sedikit meningkat, tercatat sebesar Rp 3,28 triliun di tahun lalu, naik tipis dari Rp 3,20 triliun pada tahun 2023.

Wijaya Karya (WIKA) Kantongi Laba Bersih Rp 741,42 Miliar Hingga Kuartal III 2024

Pos bagian rugi entitas asosiasi juga mengalami kenaikan, dari Rp 91,14 miliar menjadi Rp 221,03 miliar di tahun lalu. Sementara itu, pos bagian rugi ventura bersama mencapai Rp 606,66 miliar per 31 Desember 2024, meningkat dari Rp 139,28 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 2.000, Simak Rinciannya per 8 Februari 2025

Dengan demikian, rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, atau yang dikenal sebagai rugi bersih, menjadi Rp 2,26 triliun di tahun 2024. Angka ini menunjukkan perbaikan signifikan sebesar 68,19% dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp 7,12 triliun di tahun 2023.

Dengan kinerja tersebut, WIKA mencatatkan rugi per saham dasar sebesar Rp 117,63 per 31 Desember 2024, membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 794,68 miliar.

Per 31 Desember 2024, WIKA memiliki total aset sebesar Rp 63,55 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan Rp 65,98 triliun per 31 Desember 2023.

Jumlah liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 51,68 triliun pada akhir Desember 2024, menurun dari Rp 56,40 triliun pada akhir Desember 2023. Sementara itu, jumlah ekuitas tercatat sebesar Rp 11,87 triliun sepanjang tahun 2024, meningkat dari Rp 9,57 triliun pada akhir tahun 2023.

WIKA memiliki kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp 3,36 triliun pada akhir Desember 2024, meningkat dari Rp 3,23 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024 WIKA berhasil membukukan penjualan non Kerja Sama Operasi (KSO) sebesar Rp19,24 triliun, dengan penjualan KSO sebesar Rp12,12 triliun.

“Dengan demikian, secara total WIKA membukukan penjualan sebesar Rp31,36 triliun,” ujar Agung dalam keterangan resmi, Kamis (27/3).

Baca Juga :  IHSG Anjlok 2 Persen, Saham BBCA, BMRI, BBRI, BBNI, BRIS Diobral

Kontribusi terbesar penjualan berasal dari segmen infrastruktur & gedung yang mencapai 49%. Diikuti oleh segmen industri pendukung konstruksi sebesar 28%, EPCC sebesar 17%, dan sisanya berasal dari pengelolaan dan penjualan segmen properti.

Menurut Agung, capaian ini merupakan hasil dari transformasi yang telah dilakukan oleh WIKA sepanjang tahun 2024.

“WIKA terus berfokus pada eksekusi proyek yang *excellent*, efisiensi melalui penerapan *lean construction*, digitalisasi proses bisnis, serta peningkatan tata kelola dan penerapan manajemen risiko yang semakin kuat,” ungkapnya.

Pengelolaan proyek yang semakin baik juga tercermin dalam arus kas operasi WIKA yang kembali positif sejak tahun 2020, yaitu sebesar Rp 68,22 miliar di tahun 2024. Selain itu, utang berbunga dan utang usaha WIKA juga tercatat mengalami penurunan, masing-masing sebesar Rp1,37 triliun dan Rp3,28 triliun di tahun 2024 dibandingkan tahun 2023.

Wijaya Karya (WIKA) Kantongi Kontrak Baru Rp 19,9 Triliun Hingga November 2024

Agung menambahkan bahwa perbaikan kinerja juga tercermin dari rasio lancar (current ratio) Perseroan di tahun 2024 sebesar 158%, lebih baik dibandingkan posisi tahun 2023 yang sebesar 80%. Selain itu, rasio utang berbunga dibandingkan ekuitas WIKA (gearing ratio) juga berhasil berada pada posisi 2,71 kali dibandingkan posisi tahun 2023 yang sebesar 3,52 kali.

“Hal ini diraih berkat dukungan seluruh *stakeholders* dan pemerintah dalam memperkuat struktur permodalan perseroan, serta upaya perseroan untuk terus fokus terhadap kas,” imbuh Agung.

Berita Terkait

Rupiah Menguat Tipis: Peluang atau Ancaman di Level Rp16.824?
MYOR, ADMR, MAPI Tetap Untung: Peluang Investasi Saat Indeks Bisnis-27 Melemah
UMK Merapat! BPJPH Buka 1 Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih
Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!
Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan
IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?
BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 10:47 WIB

Rupiah Menguat Tipis: Peluang atau Ancaman di Level Rp16.824?

Rabu, 16 April 2025 - 10:39 WIB

MYOR, ADMR, MAPI Tetap Untung: Peluang Investasi Saat Indeks Bisnis-27 Melemah

Rabu, 16 April 2025 - 10:27 WIB

UMK Merapat! BPJPH Buka 1 Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Rabu, 16 April 2025 - 10:03 WIB

Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih

Rabu, 16 April 2025 - 09:39 WIB

Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!

Berita Terbaru

general

Harga Emas Antam Hari Ini

Rabu, 16 Apr 2025 - 10:31 WIB