Ragamutama.com – , Jakarta – Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 telah menemukan berbagai modus operandi kecurangan yang dilakukan oleh peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Eduart Wolok, Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB, mengungkapkan bahwa kecurangan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan beragam perangkat dan teknologi mutakhir, mulai dari penggunaan *remote desktop*, kamera tersembunyi yang dipasang di kawat gigi, hingga alat komunikasi rahasia yang disembunyikan di dalam sepatu dan bahkan di balik kuku.
Pilihan Editor:Forum Purnawirawan TNI Tuntut Ganti Gibran, Ini Kata Wiranto
“Beragam sekali cara yang mereka tempuh. Ada yang memakai perangkat keras (*hardware*), perangkat lunak (*software*), hingga kamera yang disembunyikan dengan sangat rapi. Bahkan ada kamera mini yang diletakkan di ikat pinggang, kancing baju, dan yang paling ekstrem, di behel gigi,” jelas Eduart dalam konferensi pers daring yang diadakan pada hari Jumat, 25 April 2025.
Menurut laporan yang ia terima, sejak dimulainya UTBK pada tanggal 23 April 2025, panitia telah mendeteksi sembilan kasus pelanggaran. Keesokan harinya, jumlah ini bertambah sebanyak lima kasus. Meskipun angka ini tergolong kecil, hanya sekitar 0,0071 persen dari total peserta, Eduart menekankan bahwa pihaknya tidak akan mengabaikan masalah ini. “Kami sangat menyesalkan tindakan-tindakan semacam ini dan akan mengambil langkah-langkah yang tegas,” tegas Eduart.
Panitia, lanjut Eduart, telah berupaya mengantisipasi potensi kecurangan jauh sebelum pelaksanaan ujian. Akan tetapi, kemajuan teknologi yang pesat membuat upaya manipulasi ujian menjadi semakin canggih dan sulit dideteksi secara visual. Oleh karena itu, ia mengimbau semua pusat UTBK di perguruan tinggi negeri untuk meningkatkan pengawasan secara signifikan.
“Penggunaan *metal detector* saja saat ini tidak lagi memadai. Perlu ada Standar Operasional Prosedur (SOP) tambahan untuk pemeriksaan area transit dan barang bawaan para peserta ujian,” sarannya.
Eduart menegaskan bahwa peserta yang terbukti melakukan kecurangan akan langsung didiskualifikasi dari seluruh rangkaian proses seleksi nasional. Tidak hanya peserta, pihak internal atau panitia yang terbukti terlibat dalam praktik curang ini juga akan dikenakan sanksi yang berat.
Lebih lanjut, Eduart membantah rumor mengenai kebocoran soal UTBK yang beredar luas di media sosial. Ia menjelaskan bahwa soal UTBK disusun dalam lebih dari 23 set yang berbeda dan tidak pernah diunggah ke internet. Menurutnya, jika ada soal yang tersebar di media sosial, kemungkinan besar itu adalah hasil foto yang diambil secara diam-diam di dalam ruang ujian dan tidak berlaku untuk sesi ujian yang lain.
“Tidak ada satupun soal yang identik antara sesi ujian dan hari yang berbeda. Kalaupun ada soal yang mirip, itu hanyalah *anchor* yang digunakan untuk penyesuaian standar di antara sesi-sesi ujian,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa isu mengenai kecurangan ini mulai mencuat sejak hari pertama pelaksanaan UTBK 2025. Eduart juga menyadari bahwa banyak warganet yang memperbincangkan tentang soal yang diduga bocor dan diperjualbelikan secara daring. Meskipun demikian, SNPMB menjamin bahwa sistem seleksi masih berjalan dengan menjunjung tinggi integritas dan keamanan.
Panitia juga membuka peluang untuk bekerja sama dengan aparat penegak hukum jika ditemukan indikasi tindak pidana. “Kami tidak akan menoleransi segala bentuk kecurangan, sekecil apapun itu,” pungkas Eduart.