Wall Street Menguat: Investor Optimis Sambut Potensi Keringanan Tarif Impor Trump

- Penulis

Selasa, 15 April 2025 - 23:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat menunjukkan sinyal positif di awal perdagangan Selasa pagi, seiring dengan harapan pasar terkait potensi relaksasi bea masuk impor, terutama untuk industri otomotif.

Namun demikian, sentimen di kalangan investor masih dihantui oleh indikasi bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump mempertimbangkan untuk menerapkan tarif tambahan pada produk farmasi dan semikonduktor yang diimpor.

Gambaran Umum Kinerja Indeks Utama Wall Street

Tepat pukul 09:36 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencatatkan kenaikan sebesar 72,89 poin, atau sekitar 0,18%, mencapai level 40.597,68. Sementara itu, indeks S&P 500 meningkat 13,16 poin atau 0,24%, berada di posisi 5.419,13. Nasdaq Composite juga mengalami penguatan, naik sebesar 35,88 poin atau 0,21% ke level 16.867,36.

Bursa Asia Menguat Selasa (15/4) Pagi, Ditopang Reli Saham Teknologi Wall Street

Sektor keuangan menjadi penopang utama bagi kenaikan indeks, dengan indeks sektor finansial S&P (.SPSY) mengalami peningkatan sebesar 0,9%. Saham Bank of America dan Citigroup mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 4% dan 1,7%, setelah kedua perusahaan tersebut merilis laporan keuangan kuartalan yang melampaui ekspektasi para analis.

Baca Juga :  Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!

Analis dari Wolfe Research mengemukakan bahwa fase “ketakutan tertinggi” di pasar tampaknya telah berlalu. Meski demikian, mereka tetap berhati-hati mengingat tingginya volatilitas yang masih terjadi di pasar saham dan obligasi, serta sensitivitas pasar terhadap perkembangan terbaru terkait kebijakan tarif.

Bayang-Bayang Ketidakpastian Kebijakan Tarif Terhadap Prospek Ekonomi

Meskipun Presiden Trump memberikan sinyal pada hari Senin mengenai potensi pengecualian terhadap tarif sebesar 25% untuk impor mobil dan suku cadang, dokumen Federal Register menunjukkan bahwa pemerintah tetap melanjutkan investigasi terhadap impor sektor farmasi dan semikonduktor sebagai bagian dari rencana pengenaan bea masuk baru.

Perubahan yang cepat dalam kebijakan perdagangan AS telah memicu aksi jual yang signifikan di pasar saham dalam beberapa bulan terakhir. Investor, pelaku bisnis, dan konsumen kini semakin kesulitan untuk memahami arah kebijakan ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian yang terus berlangsung.

Analisis Performa Saham dan Sinyal Teknis dari Pasar

Di sisi korporasi, saham Boeing mengalami penurunan sebesar 1,3% setelah adanya laporan yang menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok telah menginstruksikan maskapai penerbangan dalam negerinya untuk menangguhkan penerimaan pengiriman pesawat baru dari perusahaan tersebut.

Baca Juga :  Aturan Terbaru OJK soal Pengelolaan Investasi di Pasar Modal, Reksa Dana Bisa Beri Pinjaman?

Wall Street Ditutup Menguat Senin (14/4), Apple Cuan Usai Tarif Gadget Dikecualikan

Sementara itu, saham Johnson & Johnson berhasil berbalik arah dari penurunan yang terjadi di sesi pra-pembukaan dan mencatatkan kenaikan, setelah perusahaan farmasi tersebut melaporkan pendapatan dan laba kuartal pertama yang melampaui perkiraan analis.

Secara keseluruhan, indeks S&P 500 telah mengalami penurunan lebih dari 8% sepanjang tahun ini. Survei dari Bank of America menunjukkan bahwa investor global telah mengurangi kepemilikan saham AS secara signifikan dalam dua bulan terakhir.

Analisis teknikal juga memberikan sinyal peringatan, dengan rata-rata pergerakan (moving average) 50 hari untuk S&P 500 yang berada di bawah rata-rata pergerakan 200 hari pada hari Senin. Pola ini dikenal sebagai “death cross”, yang mengindikasikan potensi transisi dari koreksi jangka pendek menjadi tren penurunan jangka panjang.

Berita Terkait

Maybank Indonesia Bagikan Dividen Jumbo Rp 446 Miliar: Simak Jadwalnya!
Investasi Valas: Raih Keuntungan Maksimal, Pelajari Sekarang!
Harga Minyak Stabil: Investor Pantau Dampak Kebijakan Tarif AS Terbaru
Intip 12 Saham Dividen Unggulan: Blue Chip Mana Paling Menguntungkan?
Aktivitas Bisnis Malang Melambat di Awal Tahun 2025: Analisis BI
Investasi Rp1,7 Triliun: Pabrik China Hadir di KEK Batang
Rupiah Terus Melemah? Ini Saran Apindo untuk Pengusaha Indonesia!
5 Ide Bisnis Foto Prewedding Unik dan Menguntungkan

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 06:31 WIB

Maybank Indonesia Bagikan Dividen Jumbo Rp 446 Miliar: Simak Jadwalnya!

Rabu, 16 April 2025 - 06:27 WIB

Investasi Valas: Raih Keuntungan Maksimal, Pelajari Sekarang!

Rabu, 16 April 2025 - 06:03 WIB

Harga Minyak Stabil: Investor Pantau Dampak Kebijakan Tarif AS Terbaru

Rabu, 16 April 2025 - 05:11 WIB

Intip 12 Saham Dividen Unggulan: Blue Chip Mana Paling Menguntungkan?

Rabu, 16 April 2025 - 03:07 WIB

Aktivitas Bisnis Malang Melambat di Awal Tahun 2025: Analisis BI

Berita Terbaru