Wall Street Ditutup Melemah di Tengah Ketidakpastian Tarif Perdagangan Trump

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 1 Februari 2025 - 06:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat berakhir di zona merah pada hari Jumat, dengan indeks-indeks utama mengalami pelemahan setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden AS, Donald Trump, akan menerapkan tarif sebesar 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko, serta 10% pada barang dari China, mulai Sabtu.

Investor telah mengantisipasi kemungkinan kebijakan tarif ini setelah Trump berulang kali menyatakan kesiapannya untuk menggunakan langkah tersebut. Ketidakpastian mengenai dampaknya terhadap ekonomi dan inflasi semakin memperumit prospek pasar.

Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, mengatakan bahwa ia memperkirakan pasar akan turun lebih dalam. Menurutnya, dampak dari pengumuman ini bukan hanya pada industri tertentu yang langsung terkena tarif, tetapi juga pada kemungkinan langkah-langkah balasan dari negara-negara lain.

Indeks-indeks saham AS berbalik melemah pada Jumat sore setelah Gedung Putih memastikan bahwa tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China akan mulai berlaku pada hari Sabtu.

Baca Juga: Saham Apple Naik, Ramalan Kinerja yang Cerah Munculkan Harapan Penjualan iPhone Pulih

Saham Apple dan Perusahaan Energi Mengalami Tekanan

Hari Jumat juga menandai akhir dari pekan yang padat dengan laporan keuangan kuartalan dari berbagai perusahaan besar AS. Saham Apple ditutup turun 0,7% meskipun sempat menguat di sesi awal setelah perusahaan memberikan pandangan optimistis dalam laporan keuangannya pada Kamis.

Baca Juga :  Saham BUMN Ini Diprediksi Beri Dividen Besar 2025, Jangan Telat Beli

Apple mengisyaratkan pemulihan dari penurunan penjualan iPhone seiring dengan peluncuran fitur berbasis kecerdasan buatan (AI).

Sektor energi mengalami tekanan terbesar dalam indeks S&P 500. Saham Chevron turun 4,6% setelah laporan laba kuartalannya meleset dari perkiraan, sementara Exxon Mobil melemah 2,5% setelah mengumumkan hasil kuartalan yang juga di bawah ekspektasi.

Kinerja Indeks Bursa AS

Dow Jones Industrial Average turun 337,47 poin atau 0,75% ke 44.544,66. S&P 500 melemah 30,64 poin atau 0,50% ke 6.040,53, sementara Nasdaq Composite merosot 54,31 poin atau 0,28% ke 19.627,44.

Meskipun mengalami pelemahan pada hari Jumat, indeks-indeks utama tetap membukukan kenaikan sepanjang Januari. Dow Jones naik 4,7%, S&P 500 menguat 2,7%, dan Nasdaq meningkat 1,6% sepanjang bulan.

Namun, untuk kinerja mingguan, Dow Jones naik tipis 0,3%, sementara S&P 500 turun 1% dan Nasdaq melemah 1,6% setelah tekanan besar pada saham teknologi akibat terobosan AI murah dari startup China, DeepSeek.

Data Ekonomi AS dan Kebijakan The Fed

Di sesi awal Jumat, data ekonomi menunjukkan bahwa belanja konsumen AS tetap kuat dan inflasi meningkat secara moderat pada Desember, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga lebih lama.

Scott Wren, pakar strategi pasar global dari Wells Fargo Investment Institute, menilai keputusan The Fed untuk tidak melakukan perubahan pekan ini sangat masuk akal. Ia menambahkan bahwa komentar Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.

Baca Juga :  Pasar Sekunder: Pengertian, Pelaku Pasar, dan Jenis Perdagangannya

The Fed mempertahankan suku bunga dalam pengumuman kebijakan hari Rabu, dengan Powell menegaskan bahwa bank sentral ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam inflasi sebelum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.

Baca Juga: Tesla Raup Cuan Fantastis! Keuntungan Bitcoin Capai US$600 Juta pada Kuartal IV-2024

Rencana Tarif Baru Trump untuk Minyak dan Gas

Setelah penutupan pasar, Donald Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya berencana untuk memberlakukan tarif baru terkait minyak dan gas pada 18 Februari. Namun, ia tidak merinci negara mana yang akan dikenai tarif atau detail kebijakan lebih lanjut.

Di NYSE, jumlah saham yang turun 2,3 kali lebih banyak dibandingkan yang naik. Sebanyak 231 saham mencetak harga tertinggi baru, sedangkan 54 saham mencapai harga terendah baru. Di Nasdaq, 1.491 saham menguat, sementara 2.913 saham melemah, dengan rasio 1,95 banding 1 untuk saham yang mengalami penurunan.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 15,78 miliar saham, sedikit lebih tinggi dari rata-rata harian 15,5 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.

Berita Terkait

Harga Emas Antam di Pegadaian Melambung Hari Ini, per Gram Tembus Rp1.661.000
Cara Investasi ORI 027 dengan Kupon 6,75%, Simpan Rp 10 Juta Berbunga Rp 675.000
Penerimaan Pajak di Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II Tahun 2024 Tercapai 100,14 Persen: Hattrick sejak 2022
Saham BUMN Ini Diprediksi Beri Dividen Besar 2025, Jangan Telat Beli
IIF Raih Peringkat AAA Outlook Stabil dari Fitch Ratings
Daftar 15 Stimulus Ekonomi 100 Hari Prabowo-Gibran
Investor Kini Bisa Transaksi Kontrak Berjangka Asing MSCI Hong Kong
Dirut BRI Pamer Dividen di Depan Menkeu

Berita Terkait

Sabtu, 1 Februari 2025 - 08:19 WIB

Harga Emas Antam di Pegadaian Melambung Hari Ini, per Gram Tembus Rp1.661.000

Sabtu, 1 Februari 2025 - 08:19 WIB

Cara Investasi ORI 027 dengan Kupon 6,75%, Simpan Rp 10 Juta Berbunga Rp 675.000

Sabtu, 1 Februari 2025 - 07:37 WIB

Penerimaan Pajak di Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II Tahun 2024 Tercapai 100,14 Persen: Hattrick sejak 2022

Sabtu, 1 Februari 2025 - 07:07 WIB

Saham BUMN Ini Diprediksi Beri Dividen Besar 2025, Jangan Telat Beli

Sabtu, 1 Februari 2025 - 06:48 WIB

IIF Raih Peringkat AAA Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Berita Terbaru