Ragamutama.com NEW YORK. Bursa Wall Street memulai perdagangan hari Selasa (8/4) dengan lonjakan signifikan, membalikkan tren negatif yang terjadi sehari sebelumnya. Optimisme pasar dipicu oleh harapan investor terhadap sinyal bahwa Amerika Serikat (AS) bersedia membuka pintu dialog terkait kebijakan tarif yang agresif.
Berdasarkan laporan dari Reuters, pada saat lonceng pembukaan berbunyi, indeks Dow Jones Industrial Average melesat naik 861,5 poin, atau sekitar 2,27%, mencapai level 38827,1. Indeks S&P 500 juga mengalami kenaikan substansial sebesar 131,3 poin, setara dengan 2,59%, berada di posisi 5193,57. Sementara itu, Nasdaq Composite menunjukkan performa yang lebih kuat dengan kenaikan 577,8 poin, atau 3,70%, mencapai angka 16181,041.
Pada sesi perdagangan pre market, mayoritas saham dengan kapitalisasi pasar besar (megacap) dan saham-saham pertumbuhan mencatatkan kenaikan. Saham Tesla mengalami kenaikan sebesar 1,3%, sementara saham Amazon.com dan Nvidia masing-masing menguat sebesar 2%.
Wall Street Bervariasi: Dow, S&P 500 Kembali Melemah, Nasdaq Sukses Rebound
Sejak pengumuman mengenai penerapan tarif balasan pada tanggal 2 April, kekhawatiran mengenai potensi perang dagang global dan bayang-bayang resesi ekonomi di AS telah membebani sentimen di Wall Street. Akibatnya, ketiga indeks utama bergerak fluktuatif di sekitar level terendah dalam setahun terakhir.
Nasdaq telah mengonfirmasi kondisi pasar yang lesu (bearish) pada hari Jumat sebelumnya. Sementara itu, baik S&P 500 maupun Dow telah terkoreksi lebih dari 15% dari rekor penutupan tertinggi yang pernah mereka capai. Indeks acuan S&P 500 hampir memasuki zona pasar lesu pada hari Senin, sebelum akhirnya berhasil memangkas sebagian kerugian.
“Rebound sebenarnya tak terhindarkan pada titik tertentu… alasan utamanya adalah penurunan yang sangat tajam yang telah kita saksikan, dan para investor ekuitas masih memiliki harapan bahwa perwakilan dari berbagai negara akan berupaya mencapai kesepakatan perdagangan dengan Amerika,” ujar Russ Mould, direktur investasi di AJ Bell.
Namun demikian, pasar tetap dibayangi oleh ketidakpastian setelah Pemerintah China pada hari Selasa menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah menerima pemerasan dari AS terkait ancaman Donald Trump untuk menaikkan tarif impor dari China hingga lebih dari 100%.
Pernyataan ini merupakan respons langsung terhadap keputusan China untuk menerapkan tarif balasan sebagai respons terhadap bea masuk timbal balik yang pertama kali diumumkan oleh Presiden AS pada pekan lalu.
Wall Street Anjlok Dipicu Kekhawatiran Tarif Trump, S&P 500 Mendekati Wilayah Bearish
Kekhawatiran bahwa penerapan tarif yang agresif oleh AS dapat memicu lonjakan inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi global telah mendorong peningkatan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Para pelaku pasar saat ini memperkirakan adanya pelonggaran kebijakan moneter lebih dari 96 basis poin pada bulan Desember, mengindikasikan potensi tiga kali pemangkasan suku bunga penuh sebesar 25 basis poin, serta probabilitas sebesar 84% untuk pemangkasan keempat, menurut data dari LSEG.
Data inflasi harga konsumen juga dijadwalkan akan dirilis pada hari Kamis, yang diharapkan dapat memberikan indikasi lebih lanjut mengenai arah pergerakan inflasi.
Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang sering dipandang sebagai barometer ketakutan di Wall Street, mengalami penurunan menjadi 42,35 poin setelah sempat melonjak di atas 60 pada hari Senin – level yang terakhir terlihat pada bulan Agustus.