Ragamutama.com JAKARTA — Pada akhir Februari 2025, utang luar negeri (ULN) Indonesia sedikit menurun menjadi US$427,2 miliar, dibandingkan US$427,9 miliar di Januari 2025.
Menggunakan kurs JISDOR per 28 Februari 2025 (Rp16.513,15 per dolar AS), angka tersebut setara dengan Rp7.054,4 triliun. Meskipun menurun dalam dolar AS, nilai utang dalam rupiah justru lebih tinggi daripada Januari 2025, yang kala itu menggunakan kurs Rp16.312 per dolar AS.
Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), menjelaskan bahwa ULN Indonesia tumbuh 4,7% secara tahunan (year on year/YoY), melambat dari pertumbuhan 5,3% pada Januari 2025.
: Investor Asing Balik ke RI, Mana Lebih Cuan: Emas, Surat Utang atau SBN?
“Perlambatan ini disebabkan oleh penurunan pertumbuhan ULN sektor publik dan penurunan pertumbuhan ULN sektor swasta,” jelasnya dalam siaran pers, Kamis (17/4/2025).
Pengaruh penguatan dolar AS terhadap mata uang global, termasuk rupiah, juga berkontribusi pada posisi ULN Februari 2025.
: : Surat Utang Sejumlah Bank segera Jatuh Tempo, Ini Kata Pefindo
Denny menambahkan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat secara umum, berkat penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Ini terlihat dari penurunan rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 30,2% pada Februari 2025 (dari 30,3% pada Januari 2025), dan dominasi ULN jangka panjang yang mencapai 84,7% dari total ULN.
Bank Indonesia dan pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan menjaga agar strukturnya tetap sehat.
“ULN akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dengan meminimalkan risiko yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi,” tambahnya.
Lebih rinci, ULN pemerintah tercatat US$204,7 miliar, turun dari US$204,8 miliar di Januari 2025.
Nilai tersebut setara dengan Rp3.380,2 triliun, hampir sama dengan anggaran belanja 2025 yang mencapai Rp3.621,3 triliun.
Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh 5,1% (YoY), sedikit lebih rendah dari pertumbuhan 5,3% pada Januari 2025.
Pergeseran investasi investor nonresiden dari Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global, memengaruhi posisi ULN pemerintah.
Sebagian besar ULN pemerintah dialokasikan untuk Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,6% dari total ULN pemerintah).
ULN Bank Indonesia juga turun, dari US$28,33 miliar pada Januari 2025 menjadi US$27,65 miliar pada Februari 2025.
ULN swasta terus mengalami kontraksi. Pada Februari 2025, ULN swasta tetap sekitar US$194,8 miliar. Secara tahunan, terjadi kontraksi 1,6% (YoY), lebih dalam daripada kontraksi 1,3% pada bulan sebelumnya.
Secara keseluruhan, baik ULN pemerintah maupun swasta menurun. Hanya utang dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang meningkat, dari US$4,93 miliar pada Januari menjadi US$5,37 miliar pada akhir Februari.