Saat saya masih baru 3 bulan menulis di KOMPASIANA ini, Opa dan Oma adalah teman-teman pertama saya yang mengundang bertemu pertama kali. Pertemuan dengan Opa dan Oma adalah awal dari berbagai temu lainnya di KOMPASIANA. Belum setahun usia pertemanan kami, saat Opa dan Oma merayakan ulang tahun pernikahan mereka ke-50. Saya, Pak TS, Pak Katedra, dan beberapa admin KOMPASIANA saat itu diundang. Perayaan tersebut dilakukan di hotel di area Hayam Wuruk.
Awal Januari 2025, saya menerima pesan singkat dari Oma Roselina, mengundang saya hadir dalam perjamuan sederhana ulang tahun pernikahan. Acara perjamuan sederhana ini direncanakan 2 Februari 2025 di rumah makan Sederhana, Juanda. Saya menyanggupi untuk hadir, karena sungguh sudah merindukan pasangan ini. Tadinya, saya berpikir saya akan bertemu Opa dan Oma hari ini. Sungguh senang bisa bertemu lebih awal.
Opa yang tahun ini sudah berusia 82 tahun terlihat sehat, dan gembira. Oma Roselina juga terlihat sehat. Hal ini membuat saya bahagia. Tapi, baru ingat saya tidak bawa kado. Aduh,… malu aku.
Acara perjamuan ini dihadiri teman teman sekolah Opa dan Oma yang di Jakarta, juga keluarga dekat Opa dan Oma. Saya senang sekali bertemu saudara Oma yang dari Italia, yang kata Oma namanya sama. Mrs. Margaretha dan suaminya, juga hadir dalam perjamuan tersebut.
Opa dan Oma juga mengundang Pak Katedra dan Ibu Rosmani, kompasianer. Opa dan Oma bercerita bahwa perjamuan serupa, sudah dilakukan di Australia, bulan Januari lalu. Beliau juga merencanakan perjamuan lain di Padang, untuk kerabat dan teman di sana.
Dalam perjamuan, Opa menunjukkan sertifikat selamat dari Paus di Vatikan untuk pernikahan berlian beliau.
Opa juga memperkenalkan tamu-tamu-nya. Saya disebutnya sebagai cucu pertama di KOMPASIANA. Jadi merasa nano-nano senangnya. Teman teman dari KOMPASIANA juga disebutkan.
Melihat kebahagiaan pasangan ini sungguh membuat saya terharu. Ada ya pernikahan yang kuat seperti ini? Mencapai 60 tahun pernikahan di masa kini adalah hal yang tidak mudah. Ada pahit dan manis yang telah dilalui. Perjalanan yang tentunya kadang dalam pernikahan masa kini menjadi alasan perpisahan, memperkuat pernikahan pasangan Opa dan Oma.
Selesai makan, Opa dan Oma memotong kue ulang tahun sebagai tanda kebahagiaan. Ramai undangan meminta Opa mencium Oma. Sungguh manis sekali melihatnya. Sayang HP saya terlambat mengabadikan peristiwa tersebut.
Kemudian salah satu keluarga mengarahkan berfoto di pelaminan ala Minang yang ada di tempat perjamuan, sebelum meninggalkan rumah makan.
Selagi tamu-tamu berfoto bersama pasangan Opa dan Oma, saya bersicepat mengajak Mrs. Margaretha berfoto. Terlihat saat selfie, suami Mrs. Margaretha tidak sengaja masuk di frame. Mrs. Margaretha juga mengundang saya kalau jalan jalan ke Itali, berkabar, dan berkunjung. Senang sekali dengan keramahan keluarga Opa dan Oma.
Tulisan ini harus saya akhiri, agar saya bisa meluncur ke perpusnas dan bertemu lagi dengan Kompasianer Maestro, Opa Tjiptadinata Effendi dan Oma. Sampai jumpa.
Salam Ceria,
Maria Margaretha
Jakarta 8 Februari 2025