Trump Klaim: Tarif Impor AS Hasilkan Rp33,9 Triliun Sehari!

- Penulis

Rabu, 9 April 2025 - 21:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Sebuah pernyataan mengejutkan dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang mengklaim negaranya berhasil mengumpulkan pendapatan fantastis sebesar 2 miliar dolar AS (setara dengan Rp33,9 triliun) setiap harinya berkat implementasi kebijakan tarif impor. Klaim ini disampaikan secara terbuka dalam sebuah pidato yang digelar di Gedung Putih pada Selasa malam, 8 April 2025, waktu setempat. Pada kesempatan tersebut, Trump juga menandatangani serangkaian perintah eksekutif yang bertujuan untuk memberikan dukungan signifikan kepada industri batu bara.

Sontak, klaim tersebut langsung menarik perhatian dunia, terutama mengingat tensi perdagangan global yang kian memanas akibat kebijakan tarif yang sebelumnya ia canangkan pada 2 April. Trump menganggap kebijakan ini sebagai sebuah langkah strategis yang krusial untuk memulihkan kejayaan ekonomi AS. Kendati demikian, hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari Departemen Keuangan AS yang memvalidasi angka yang fantastis tersebut.

1. Kebijakan Tarif Trump dan Implikasinya

Kebijakan tarif yang digembar-gemborkan oleh Trump mencakup pengenaan tarif dasar sebesar 10 persen untuk semua impor. Selain itu, diterapkan pula tarif timbal balik yang bisa mencapai hingga 104 persen untuk barang-barang yang berasal dari China. Kebijakan ini resmi mulai diberlakukan pada hari Rabu, 9 April.

“Kita sedang mengumpulkan miliaran dolar setiap minggunya dari negara-negara yang selama ini telah menyalahgunakan kita,” tegas Trump melalui sebuah unggahan di platform media sosial X pada hari Senin, 7 April.

Baca Juga :  Orang Kaya Makin Kaya, Guru Besar UI Kritik Aturan Dividen Bebas Pajak

Namun, sejumlah ekonom terkemuka mulai mempertanyakan validitas angka 2 miliar dolar AS per hari yang diklaim oleh Trump. Berdasarkan laporan terkini, Departemen Keuangan AS mencatat bahwa rata-rata penerimaan harian dari bea cukai hanya berkisar di angka 200 juta dolar AS (atau sekitar Rp3,39 triliun).

“Angka yang dilontarkan oleh Trump terkesan terlalu fantastis dan memerlukan verifikasi lebih lanjut,” ujar Michael Feroli, seorang ekonom senior dari JP Morgan, seperti yang dikutip dari Times of India.

Pemerintah Menyatakan Tarif Trump Tidak Berdasarkan Ilmu Ekonomi

Pemerintah Menyatakan Tarif Trump Tidak Berdasarkan Ilmu Ekonomi

2. Reaksi Global dan Dinamika Pasar

Pernyataan Trump tidak hanya memicu gelombang skeptisisme di dalam negeri, tetapi juga menimbulkan reaksi keras dari negara-negara mitra dagang AS. Sebagai respons, China memberlakukan tarif sebesar 34 persen terhadap barang-barang yang berasal dari AS. Sementara itu, Kanada menerapkan tarif sebesar 25 persen untuk mobil-mobil AS yang tidak memenuhi ketentuan dalam perjanjian United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA), mulai Rabu, 9 April 2025.

Ketegangan yang meningkat ini menyebabkan guncangan di pasar saham global, dengan indeks Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan tajam sebesar 13,2 persen pada hari Senin, 7 April.

“Kami terpaksa menyiapkan langkah-langkah balasan karena tarif ini mengancam ekspor kami yang bernilai 532 miliar euro (atau sekitar Rp9,9 kuadriliun),” ungkap seorang pejabat Uni Eropa yang memilih untuk tidak disebutkan namanya.

Baca Juga :  Rekomendasi Saham Antam (ANTM) Saat Rekor Tertinggi Harga Emas dan Penjualan

Di sisi lain, di AS sendiri, harga barang-barang impor seperti elektronik dan pakaian diperkirakan akan mengalami lonjakan, yang pada akhirnya akan membebani konsumen.

3. Kontroversi Angka dan Prospek ke Depan

Meskipun Trump tetap optimistis bahwa kebijakan tarif akan membawa era keemasan bagi AS, banyak pihak yang meragukan dampak positif dari kebijakan tersebut. Data awal memang menunjukkan adanya peningkatan penerimaan bea cukai, tetapi angkanya masih jauh dari klaim yang dilontarkan oleh Trump.

“Jika benar bahwa pendapatan mencapai 2 miliar dolar AS per hari, itu berarti mencapai 730 miliar dolar AS (atau sekitar Rp12,3 kuadriliun) per tahun. Jumlah ini jauh melebihi defisit perdagangan kita dengan China yang hanya sebesar 295 miliar dolar AS (atau sekitar Rp5 kuadriliun) pada tahun 2024,” jelas Sarah Miller, seorang analis perdagangan.

“Ini seperti minum obat, terkadang Anda harus menelannya agar sembuh. Negara-negara lain akan segera bernegosiasi dengan kita,” Trump bersikukuh dalam wawancaranya dengan Fox News.

Namun, tanpa adanya bukti yang konkret, pernyataan ini terus menjadi subjek perdebatan sengit di kalangan pengamat ekonomi dan politik.

China Siap Berjuang Sampai Akhir Melawan Tarif Trump

China Siap Berjuang Sampai Akhir Melawan Tarif Trump

Berita Terkait

Penjualan Laris Manis, Graha Mitra Asia (RELF) Catat Kinerja Positif pada 2024
Wall Street Bervariasi, Saham Apple dan Eli Lilly Melesat: Apa Pemicunya?
Diversifikasi Aset: 5 Aplikasi Investasi Saham AS Terbaik untuk Pemula
Agensi Kim Soo Hyun GOLDMEDALIST: Diduga Manipulasi Saham, Terseret Penyelidikan!
Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo: Rp 85,25 Per Saham!
Panduan Lengkap Importir: Pengertian, Tugas, Jenis, dan Regulasi Terbaru
Menteri UMKM Dibantah: Data PHK UMKM Justru Meningkat Tajam
Rupiah Diprediksi Menguat Tipis Minggu Depan: Faktor Pendorong Utama Terungkap!

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 06:11 WIB

Penjualan Laris Manis, Graha Mitra Asia (RELF) Catat Kinerja Positif pada 2024

Jumat, 18 April 2025 - 05:51 WIB

Wall Street Bervariasi, Saham Apple dan Eli Lilly Melesat: Apa Pemicunya?

Jumat, 18 April 2025 - 03:35 WIB

Diversifikasi Aset: 5 Aplikasi Investasi Saham AS Terbaik untuk Pemula

Jumat, 18 April 2025 - 03:19 WIB

Agensi Kim Soo Hyun GOLDMEDALIST: Diduga Manipulasi Saham, Terseret Penyelidikan!

Kamis, 17 April 2025 - 23:31 WIB

Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo: Rp 85,25 Per Saham!

Berita Terbaru

Uncategorized

Bali Pelopor: Sensus Kebudayaan Pertama Digelar di Provinsi Ini!

Jumat, 18 Apr 2025 - 05:32 WIB