JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Sesi perdagangan awal pekan ini, Senin (7 April 2025), diwarnai dengan koreksi tajam di berbagai bursa saham Asia.
Reaksi negatif pasar modal ini dipicu oleh antisipasi penerapan kebijakan tarif impor baru oleh Amerika Serikat, yang dijadwalkan berlaku dalam waktu dekat.
Berdasarkan data dari Stockbit, indeks Hang Seng di Hong Kong mencatatkan penurunan terdalam, merosot signifikan sebesar 8,74 persen atau setara dengan 1.996,81 poin, hingga mencapai level 20.853,00.
Diikuti oleh indeks Shanghai Composite yang mengalami penurunan sebesar 6,17 persen, setara dengan 206,22 poin, sehingga berada di level 3.135,78.
Indeks Nikkei Jepang pun tak luput dari tekanan, terperosok 6,03 persen atau 2.035,58 poin ke level 31.745,00.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan juga terkoreksi, turun sebesar 0,86 persen atau 21 poin, mencapai level 2.465.
Indeks Strait Times Singapura turut melemah sebesar 6,28 persen atau 240 poin, hingga berada di level 3.585.
Indeks Kuala Lumpur Composite (KL) juga mengalami penurunan sebesar 5,36 persen atau 81 poin, mencapai level 1.423.
Indeks ASX 200 Australia (ASX) mencatat penurunan sebesar 3,75 persen atau 288 poin, hingga berada di level 7.380.
Sebagai pengecualian, indeks BSE India justru menunjukkan tren positif dengan kenaikan tipis sebesar 0,10 persen atau 76 poin, mencapai level 73.961.
Sebelumnya, bursa saham New York, Amerika Serikat, yang dikenal dengan sebutan Wall Street, kembali mengalami tekanan jual pada hari Jumat (4 April 2025) waktu setempat. Hal ini terjadi setelah China mengambil langkah balasan dengan memberlakukan tarif baru terhadap produk-produk Amerika Serikat.
Situasi ini memicu kekhawatiran di kalangan investor bahwa Presiden Donald Trump telah memulai perang dagang global yang berpotensi menyebabkan resesi ekonomi.
Aksi jual saham meluas, dengan hanya 14 saham yang tergabung dalam indeks S&P 500 yang berhasil ditutup dengan kenaikan. Indeks-indeks utama pasar saham ditutup pada level terendah sesi perdagangan.
Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan tajam sebesar 2.231,07 poin atau 5,5 persen, mencapai level 38.314,86 pada penutupan perdagangan. Ini merupakan penurunan harian terbesar sejak Juni 2020, di tengah puncak pandemi Covid-19.
Indeks Nasdaq Composite, yang didominasi oleh perusahaan teknologi yang beroperasi di China, juga mengalami penurunan signifikan sebesar 5,8 persen, mencapai level 15.587,79.