JawaPos.com–Pengungkapan kasus uang palsu terjadi di sejumlah tempat sebulan terakhir. Namun, Bank Indonesia (BI) mencatat temuan uang palsu menunjukkan tren yang semakin menurun. Seiring dengan meningkatnya kualitas uang.
Kualitas uang yang dimaksud meliputi bahan uang, teknologi cetak, dan unsur pengaman yang semakin modern dan terkini. Di samping adanya literasi nasional Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah secara masif dan koordinasi rutin dengan seluruh unsur Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal). Seperti dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan Kementerian Keuangan.
Sepanjang 2024, rasio uang palsu tercatat sebesar 4 piece per million (ppm) atau 4 lembar dalam setiap 1 juta uang yang beredar. Lebih rendah dari 2019 sebesar 9 ppm dan 2020-2023 sebanyak 5 ppm.
”Hingga pertengahan Maret, rasio uang palsu tercatat sangat rendah, yaitu berada di angka 1 ppm,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia M. Anwar Bashori kepada Jawa Pos, Sabtu (29/3).
Sejalan dengan best practice internasional, lanjut dia, BI terus berupaya melakukan penguatan kualitas uang rupiah sebagai bagian dari strategi pencegahan. Agar desain uang rupiah semakin mudah dikenali dan menyulitkan pemalsuan.
Sebagai upaya preventif, kampanye edukasi CBP Rupiah BI terus melakukan sosialisasi ciri keaslian uang. Serta mengimbau masyarakat untuk memastikan keaslian uang rupiah kertas melalui metode 3D, dilihat, diraba, diterawang. Selanjutnya, sebagai upaya represif bank sentral mendorong pengenaan sanksi yang lebih tinggi kepada pelaku tindak pidana uang palsu sebagaimana amanat Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
”Berbagai upaya tersebut tercermin dalam penghargaan untuk uang rupiah tahun emisi (TE) 2022 sebagai seri uang terbaik (Best New Banknote Series) pada IACA Currency Awards 2023 dan penghargaan untuk uang Rrupiah kertas pecahan Rp 50.000 TE 2022 pada November 2024 meraih peringkat ke-2 dunia untuk pecahan yang paling aman dan yang paling sulit dipalsukan di dunia (World’s Most Secure Currencies) dengan 17 unsur pengaman canggih versi BestBrokers.
”Penghargaan ini merupakan pengakuan dunia internasional atas keunggulan fitur keamanan dan desain uang rupiah,” beber Anwar.
BI secara berkala berkoordinasi dengan seluruh unsur Botasupal, perbankan, dan instansi terkait lain, dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan uang palsu. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk selalu menjaga dan merawat uang rupiah dengan baik. Sehingga memudahkan masyarakat dalam mengenali keaslian uang rupiah. Diseminasi informasi ciri keaslian uang rupiah secara kontinu dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi publik, konten media sosial, dan website BI.
”Untuk itu, masyarakat agar senantiasa menerapkan 5 Jangan. Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi,” tandas M. Anwar Bashori.