KOMPAS.com – Budi Hartono, yang baru berusia 28 tahun pada tahun 1969, mengubah brak atau tempat karyawan untuk melinting rokok di pabrik keluarganya menjadi arena bulu tangkis.
Dengan kecintaannya terhadap olahraga ini, Budi, yang kelak menjadi CEO PT Djarum, berinisiatif untuk menjadikan brak sebagai lokasi latihan bulu tangkis.
Inisiatif ini menjadi langkah awal bagi lahirnya PB Djarum pada tahun 1974, yang kini dikenal sebagai salah satu pusat pembinaan atlet bulu tangkis di Indonesia, termasuk atlet legendaris Liem Swie King.
Sampai saat ini, PB Djarum tetap konsisten dalam mencetak generasi baru atlet bulu tangkis yang berkualitas.
Baca juga: PB Djarum Raih Prestasi Gemilang di 2024, Bakti Olahraga Djarum Foundation Beri Apresiasi Total Rp 966 Juta
Setelah 45 tahun berdiri, ketika bisnis Budi Hartono semakin berkembang dan mengakuisisi berbagai perusahaan, perhatian grupnya pun beralih ke Eropa, khususnya Italia.
Pada tahun 2019, Djarum berhasil membeli klub Como 1907, yang saat itu terpuruk di Serie D Liga Italia, dengan harga 800 ribu euro atau sekitar Rp12,5 miliar.
Jumlah tersebut terbilang kecil dibandingkan dengan total kekayaan Djarum yang mencapai 50,3 miliar dolar AS menurut Forbes pada akhir tahun 2024.
Sejak diambil alih, Como 1907 berhasil merangkak naik hingga tiga level dalam waktu lima tahun dan kembali berkompetisi di Serie A pada 2024 setelah 21 tahun absen.
Awalnya, performa Como di Serie A biasa-biasa saja, tetapi perlahan mereka mulai menunjukkan potensi yang menarik perhatian penggemar sepak bola Italia.
Dalam dua pekan terakhir, Como berhasil mengejutkan banyak pihak dengan mengalahkan Fiorentina dengan skor 2-0 pada 16 Februari dan Napoli dengan skor 2-1 pada 23 Februari.
Sebelum kemenangan tersebut, Como juga menunjukkan performa yang menjanjikan saat menghadapi Juventus, meskipun mereka kalah 1-2.
Baca juga: Como 1907 Akan Pugar Stadion Ikonik, Bukti Komitmen Grup Djarum
Dengan hasil melawan Napoli dan Fiorentina, Como seakan memberikan sinyal bahwa mereka tidak akan berhenti memberikan kejutan.
Meski saat ini Como menempati urutan ke-13 di klasemen Serie A, performa mereka menunjukkan grafik yang positif, terutama setelah mendatangkan delapan pemain baru di bursa transfer Januari.
Dengan dana sekitar 40 juta pound (Rp830 miliar), Como menjadi klub yang paling banyak berinvestasi dalam transfer pemain di Liga Italia pada Januari, melampaui klub-klub besar seperti Inter Milan, Napoli, Juventus, dan AC Milan.
Di antara pemain baru tersebut adalah Dele Alli, mantan bintang Tottenham Hotspur, dan Assane Diao yang dibeli dari Real Betis.
Diao, yang bergabung pada 7 Januari 2025, telah menunjukkan performa luar biasa dengan mencetak gol dalam lima dari delapan laga pertamanya.
Djarum, yang berhasil menjadikan Como 1907 sebagai salah satu klub terkaya di Italia, tetap berkomitmen untuk tidak mengejar kesuksesan instan meski sudah mengeluarkan banyak dana sejak promosi ke Serie A.
Mirwan Suwarso, perwakilan pemilik Como dan CEO Mola TV, menekankan bahwa investasi dalam klub ini adalah proyek jangka panjang.
Baca juga: Cesc Fabregas di Como 1907, Bagaikan Punya 4 Pelatih Terbaik di Dunia
Mereka ingin membangun kesuksesan dari dasar dengan mengenali segala permasalahan dalam klub untuk menciptakan fondasi yang kuat.
Mirwan juga menyatakan bahwa visi mereka adalah membangun Como menjadi klub yang dapat bersaing seperti Atalanta, yang sukses melalui pengembangan pemain muda.
Atalanta telah berinvestasi besar dalam akademi mereka, sehingga dapat terus menghasilkan pemain berkualitas yang mendatangkan keuntungan.
Fokus Como dalam pengembangan bakat muda mencerminkan filosofi Djarum yang telah terbukti berhasil dalam mendukung bulu tangkis di Indonesia.
Djarum juga memiliki program Garuda Select untuk mengembangkan pesepak bola muda di Indonesia, menunjukkan komitmen mereka dalam pembinaan.
Tidak banyak pemilik klub yang memiliki rekam jejak baik di dunia olahraga, dan Djarum, yang juga pernah mensponsori liga sepak bola Indonesia, kini berkolaborasi dengan legenda sepak bola seperti Thierry Henry dan Cesc Fabregas untuk membangun Como 1907 menjadi kekuatan baru di Italia.
Walaupun Como menunjukkan performa menjanjikan, mereka tetap merendah dan tidak menetapkan target tinggi untuk musim ini.
Akhir pekan ini, Como akan kembali beraksi melawan Roma, yang mereka kalahkan di pertemuan sebelumnya pada 16 Desember 2024.
Jika Como mampu melanjutkan performa baiknya, mereka bisa menarik lebih banyak perhatian dari publik sepak bola Italia.
Sepertinya, Como sedang menulis kisah sukses baru dalam sepak bola modern, sebuah kisah yang dibangun dari dasar untuk mencapai keberhasilan yang berkelanjutan.