Ragamutama.com, JAKARTA — PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), perusahaan menara yang merupakan bagian dari Grup Djarum, telah memperoleh lampu hijau untuk melaksanakan aksi korporasi berupa rights issue. Aksi ini melibatkan penerbitan hingga 15 miliar saham baru dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Adam Gifari, Advisor dan Grup Investor Relations Sarana Menara Nusantara, mengungkapkan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada hari Rabu, 23 April 2025, telah menyetujui rencana penambahan modal melalui rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan jumlah maksimum 15 miliar saham.
“RUPS telah memberikan persetujuan terkait rencana rights issue ini. Namun, detail mengenai harga pelaksanaan dan waktu yang tepat untuk pelaksanaan rights issue masih belum ditentukan,” jelas Adam seusai menghadiri RUPS TOWR di Jakarta, Rabu (23/4/2025).
: Emiten Grup Djarum TOWR Waspadai Ekspansi di Tengah Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi
Lebih lanjut, Adam menjelaskan bahwa realisasi rights issue ini masih menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pihaknya menargetkan agar aksi rights issue ini dapat terlaksana pada semester pertama tahun 2025.
Adam juga menyinggung perihal penundaan pelaksanaan rights issue yang semula direncanakan pada penghujung tahun sebelumnya. Menurutnya, TOWR masih mencermati kondisi makro ekonomi Indonesia, mengingat dana yang diperoleh dari rights issue ini akan dialokasikan untuk pembayaran utang.
: : Emiten Menara Grup Djarum TOWR Bagikan Dividen dengan Nilai Total Rp800 Miliar
“Dengan demikian, langkah ini juga bertujuan untuk mempertahankan peringkat perusahaan. Setelah itu, baru kita akan merencanakan langkah strategis berikutnya sebagai sebuah perusahaan,” imbuh Adam.
Sebelumnya, Chief Financial Officer (CFO) Sarana Menara Nusantara Group, Juliawati Gunawan, menyampaikan bahwa TOWR berencana untuk merealisasikan proses rights issue pada kuartal kedua tahun 2025.
: : Emiten Grup Djarum TOWR Raih Pinjaman Rp1 Triliun dari Bank OCBC
“Jika tidak ada kendala yang berarti, TOWR akan menjalankan proses Rights Issue yang sempat tertunda pada tahun lalu dan kini dijadwalkan untuk kuartal II/2025,” kata Juliawati.
Juliawati menegaskan bahwa dukungan dari pemegang saham pengendali TOWR tetap solid dan diharapkan dapat terus berlanjut di masa mendatang. Menurutnya, manajemen TOWR akan menerapkan kebijakan dan strategi keuangan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Sebagai informasi, TOWR sebelumnya memiliki rencana untuk melaksanakan rights issue dengan menerbitkan 5 miliar saham baru pada akhir tahun 2024. Penerbitan saham baru ini direncanakan memiliki nilai total sebesar Rp4,5 triliun.
Namun, rencana tersebut mengalami penundaan pada akhir tahun 2024 setelah manajemen melakukan evaluasi terhadap kondisi makro ekonomi dan dinamika pasar. Pertimbangan ini juga mencakup pergerakan harga saham TOWR, serta evaluasi terhadap kebutuhan internal perusahaan.
TOWR juga mengindikasikan akan meninjau kembali struktur rights issue, termasuk jumlah total modal yang akan dihimpun dan harga penawaran per saham, dengan tujuan untuk menyesuaikannya dengan perkembangan ekonomi dan kondisi pasar terkini.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.