RAGAMUTAMA.COM – Tiongkok tengah menyusun rencana ambisius untuk membangun sistem teleskop radio terbesar yang pernah ada di luar Bumi tepatnya di sisi jauh Bulan.
Proyek revolusioner ini bertujuan menelusuri misteri masa-masa awal terbentuknya alam semesta, sebuah periode yang dikenal sebagai “zaman kegelapan kosmik”.
Menurut laporan dari Interesting Engineering pada 20 Maret, tim peneliti dari Akademi Teknologi Luar Angkasa China bersama Observatorium Astronomi Shanghai mengusulkan pembangunan sistem teleskop sepanjang 30 kilometer di Bulan. Jika terealisasi, ini akan menjadi observatorium radio luar angkasa pertama yang aktif di Bulan.
Proyek ini akan mencakup 7.200 antena kawat berbentuk kupu-kupu, yang dirancang untuk menangkap sinyal radio dengan panjang gelombang ultra-panjang. Jenis sinyal ini sulit terdeteksi dari Bumi karena pengaruh atmosfer, namun memiliki nilai ilmiah tinggi untuk mengungkap kondisi alam semesta sebelum munculnya bintang pertama.
Sisi terjauh Bulan (yang tidak menghadap Bumi) menjadi lokasi ideal untuk observasi kosmik karena bebas dari interferensi elektromagnetik buatan manusia dan hambatan atmosfer. Dengan menempatkan teleskop di lokasi ini, para ilmuwan berharap dapat menangkap sinyal radio purba yang belum pernah terdengar sebelumnya.
Sinyal-sinyal ini penting untuk mempelajari periode paling awal dalam sejarah alam semesta, termasuk pembentukan galaksi pertama dan eksoplanet yang jauh.
Tiga Tahap Pembangunan dan Tantangan Kompleks
Rencana pembangunan teleskop bulan ini akan dibagi dalam tiga tahap besar, yang seluruhnya diperkirakan berlangsung selama satu dekade:
-
Tahap Uji Coba
Dua pesawat luar angkasa, Chang’e 7 dan Chang’e 8, akan dikirim untuk menempatkan 16 antena robotik sebagai uji coba. Fase awal ini akan berlangsung selama 1 hingga 3 tahun untuk memetakan gelombang radio dari alam semesta purba. -
Pemasangan Inti Sistem
Setelah keberhasilan uji coba, sekitar 100 antena akan dipasang oleh para astronaut yang mendarat di permukaan Bulan. -
Penyebaran Sistem Penuh
Pada tahap akhir, seluruh sistem antena akan dibangun dengan dukungan pangkalan penelitian bulan masa depan, serta serangkaian teknologi canggih seperti robot penjelajah, sistem relai satelit, dan peluncuran multi-roket.
Namun, proyek ini menghadapi tantangan berat. Kondisi permukaan Bulan yang bergelombang dan berbatu membuat sulit menemukan area datar seluas 30 km yang dibutuhkan. Selain itu, skala dan kompleksitas teknis proyek ini memerlukan koordinasi logistik luar angkasa dalam skala besar.
Jika sukses, proyek ini akan menempatkan Tiongkok di garis depan dalam eksplorasi kosmik. Selain membuka jendela baru menuju pemahaman lebih dalam tentang asal-usul semesta, teleskop ini juga menjadi bukti dari ambisi Tiongkok untuk memimpin dalam riset luar angkasa dan teknologi astronomi.