Ragamutama.com – Dalam beberapa waktu terakhir, harga emas global terus menunjukkan tren kenaikan. Di Indonesia, harga emas batangan bahkan hampir mencapai angka Rp 2 juta per gram.
Pesona emas memang seolah tak pernah pudar, terus memikat perhatian manusia sepanjang sejarah.
Di berbagai penjuru dunia, terdapat beberapa lokasi yang dulunya menjadi pusat aktivitas pertambangan emas, menarik minat dan perhatian banyak orang.
Berikut adalah beberapa wilayah yang pernah mengalami masa kejayaan berkat keberadaan tambang emas, serta bagaimana kondisi mereka saat ini:
1. Ballarat, Australia
Ballarat, sebuah kota yang terletak di negara bagian Victoria, Australia, dahulu menjadi destinasi utama bagi para pemburu emas.
Menurut laporan dari Kompas.com (4/10/2009), sebelum penemuan emas pada tahun 1851, daerah ini merupakan habitat suku Aborigin, penduduk asli Australia. Sejak penemuan emas, Ballarat dibanjiri oleh pendatang dari berbagai wilayah.
Akan tetapi, seiring dengan menipisnya cadangan emas, para penambang secara bertahap meninggalkan kota ini.
Saat ini, bagi wisatawan yang ingin merasakan atmosfer kota emas di masa lampau, Sovereign Hill menawarkan pengalaman unik. Kawasan wisata bertema sejarah ini menghadirkan replika kota Ballarat pada era kejayaan tambang emas, lengkap dengan arsitektur bangunan kayu khas abad ke-19.
Sekitar 350 staf dan sukarelawan berperan sebagai “warga kota” untuk menghadirkan suasana yang otentik.
Pengunjung juga dapat mencoba pengalaman mendulang emas, meniru aktivitas para penambang di masa lalu. Sovereign Hill telah dibuka untuk umum sejak tahun 1970.
2. Pulau Sado, Jepang
Pulau Sado adalah pulau terbesar keenam di Jepang. Menurut catatan dari National Geographic, emas ditemukan di pulau ini sekitar abad ke-17.
Penemuan tersebut membawa perubahan signifikan pada kehidupan di pulau yang sebelumnya tenang, menjadikannya lebih dinamis.
Budaya dan perdagangan mengalami pertumbuhan pesat, dan pada pertengahan abad ke-17, tambang emas Sado menjadi yang paling produktif di Jepang, memberikan kontribusi besar pada pendanaan Keshogunan Tokugawa.
Kini, bekas tambang emas di Pulau Sado telah dialihfungsikan menjadi museum terowongan tambang yang terbuka untuk kunjungan umum.
Para pengunjung dapat menjelajahi lorong-lorong tambang dan merasakan sensasi mendulang emas seperti di masa lalu.
Selain nilai sejarahnya, Pulau Sado juga menawarkan keindahan alam yang memukau dan pertunjukan seni tradisional yang semakin memperkaya daya tarik wisata pulau ini.
3. La Rinconada, Peru
La Rinconada terletak di Pegunungan Andes, Peru, pada ketinggian sekitar 5.100 meter di atas permukaan laut. Kota ini dikenal sebagai salah satu permukiman tertinggi di dunia.
Walaupun dikenal sebagai penghasil emas, kondisi kehidupan di La Rinconada terbilang sangat memprihatinkan.
Dilansir dari National Geographics, dulunya tempat ini hanyalah sebuah desa kecil yang berselimut salju, namun kini dipenuhi dengan pemukiman yang tidak teratur seiring dengan meningkatnya aktivitas penambangan emas.
La Rinconada dihuni oleh sekitar 30.000 hingga 50.000 orang, di mana sebagian besar penduduknya tinggal di gubuk-gubuk yang terbuat dari seng. Gubuk-gubuk seng ini tersebar di sekitar kawasan tambang di lereng pegunungan.
Kota ini hampir tidak memiliki fasilitas dasar yang memadai, seperti pengelolaan sampah atau sistem pembuangan limbah yang layak, akibat sulitnya kondisi geografis pegunungan.
Selain itu, tingkat kriminalitas di kalangan penambang juga cukup tinggi, termasuk perampokan dan tindak kekerasan yang kerap terjadi setelah transaksi penjualan emas.
4. Desa Salido, Indonesia
Desa Salido berlokasi di Nagari Tambang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Pada masa lalu, desa ini menjadi lokasi tambang emas yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda.
Tambang emas Salido diperkirakan telah beroperasi selama lebih dari 150 tahun, dan konon merupakan tambang emas tertua di Indonesia.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, tambang ini terus mengalami kerugian hingga akhirnya ditutup oleh pihak Belanda. Saat ini, kawasan tersebut menyimpan jejak sejarah pertambangan di Indonesia.
5. Johannesburg, Afrika Selatan
Johannesburg dikenal sebagai “Kota Emas” (City of Gold) karena kota ini mengalami perkembangan pesat setelah penemuan emas di wilayah Witwatersrand pada tahun 1886.
Penemuan ini memicu demam emas yang menarik kedatangan pendatang dari berbagai belahan dunia.
Saat ini, masih terdapat tambang emas yang aktif beroperasi di wilayah tersebut.
Di kota ini juga terdapat Gold Reef City, sebuah kompleks wisata yang dibangun di atas bekas tambang emas tua yang dulunya dikenal sebagai Crown Mines.
Tambang ini secara resmi ditutup pada tahun 1977 setelah beroperasi sejak tahun 1896.
Saat ini, Gold Reef City telah diubah menjadi objek wisata bertema sejarah yang populer.
Pengunjung dapat menjelajahi lorong tambang emas sejauh 75 meter di bawah tanah (yang dulunya mencapai 225 meter), menggunakan lift penambang tua yang masih berfungsi untuk memberikan sensasi yang mendebarkan dan otentik.