Kesehatan mental seringkali dikaitkan dengan problematika personal, keretakan hubungan, atau tekanan pekerjaan yang melilit. Namun, seringkali terlewatkan bahwa kondisi ekonomi turut memainkan peran signifikan dalam memengaruhi emosi dan alur pikiran kita. Bahkan, hal sesederhana seperti jumlah saldo tabungan dapat menjadi penyebab hilangnya kualitas tidur.
Ada beragam aspek dalam ranah ekonomi yang berpotensi menggoyahkan stabilitas mental seseorang. Bukan hanya persoalan kekurangan finansial semata, melainkan juga tekanan sosial yang menyertainya, serta ketidakpastian yang membayangi masa depan. Artikel ini akan mengupas tuntas beberapa faktor ekonomi yang secara halus namun pasti berdampak besar pada ketenteraman jiwa.
1. Penghasilan yang Tidak Stabil
Memiliki pendapatan yang fluktuatif dari bulan ke bulan bisa memicu kekhawatiran yang konstan. Terlebih jika pengeluaran rutin terus berjalan tanpa henti, sementara pemasukan tidak selalu tiba tepat waktu sesuai harapan. Kecemasan tak terhindarkan muncul ketika berupaya keras mengatur segala sesuatunya agar tetap mencukupi hingga akhir bulan tiba.
Kondisi ini seringkali dialami oleh para pekerja lepas atau freelancer yang penghasilannya sangat bergantung pada proyek yang berhasil diraih. Ketidakpastian semacam ini secara perlahan mengikis rasa aman dalam diri dan memicu stres yang berkepanjangan. Pada akhirnya, bukan hanya fisik yang merasakan kelelahan, tetapi juga mental yang ikut terbebani.
Mengenal Manfaat Perencanaan Keuangan, Penting untuk Hari Tua!
Mengenal Manfaat Perencanaan Keuangan, Penting untuk Hari Tua!
2. Kenaikan Biaya Hidup yang Tak Terkendali
Setiap tahunnya, harga kebutuhan pokok mengalami peningkatan secara bertahap namun pasti. Mulai dari bahan makanan, biaya transportasi, hingga tagihan listrik, semuanya terasa semakin membebani anggaran. Kenaikan ini menyebabkan banyak orang merasa tertinggal dan kesulitan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Ketika pendapatan cenderung stagnan, sementara pengeluaran terus merangkak naik, muncullah perasaan frustrasi yang sulit untuk dihindari. Situasi ini menciptakan tekanan batin yang mendalam karena merasa selalu kekurangan. Padahal sebelumnya, segala sesuatunya terasa cukup dan berjalan normal seperti biasa.
3. Tumpukan Utang yang Membebani
Utang seringkali menjadi solusi instan ketika kondisi keuangan sedang terhimpit. Namun, jika tidak dikelola dengan bijak, utang dapat berubah menjadi bumerang yang memicu stres setiap harinya. Rasa bersalah dan tekanan untuk segera melunasi utang dapat mengganggu suasana hati sepanjang hari.
Setiap kali menerima pesan masuk atau panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal, rasa panik langsung menghantui karena khawatir itu adalah penagih utang. Hal ini menciptakan ketakutan yang terus membayangi, bahkan saat sedang bersantai. Perlahan, hal itu merusak rasa percaya diri dan membuat seseorang semakin terpuruk secara emosional.
Dana Darurat atau Bayar Utang Dulu? Ini 6 Tips Atur Prioritas Keuangan
Dana Darurat atau Bayar Utang Dulu? Ini 6 Tips Atur Prioritas Keuangan
4. Tidak Memiliki Tabungan Sebagai Penyelamat
Ketiadaan tabungan membuat hidup terasa tidak aman, terutama dalam situasi darurat yang tak terduga. Kekhawatiran akan kemungkinan jatuh sakit, kehilangan pekerjaan, atau menghadapi kebutuhan mendesak lainnya seringkali menghantui pikiran. Ketidakpastian ini menyulitkan seseorang untuk fokus dan merasa tenang dalam menjalani hari-hari.
Banyak orang yang akhirnya terjebak dalam pola hidup “gali lubang tutup lubang” dari gaji ke gaji. Kondisi ini menumbuhkan rasa cemas yang berkelanjutan karena tidak memiliki pegangan finansial di masa-masa sulit. Padahal, tabungan seringkali dianggap sebagai pelindung kecil yang dapat memberikan rasa nyaman secara mental.
Dari keempat faktor yang telah diuraikan, terlihat jelas bahwa kondisi ekonomi bukan hanya sekadar soal angka yang tertera di rekening bank, melainkan juga berdampak signifikan terhadap kondisi mental seseorang. Ketidakstabilan penghasilan, kenaikan biaya hidup yang tidak terkendali, tumpukan utang yang membebani, dan ketiadaan tabungan dapat menjadi pemicu stres yang terus menekan secara diam-diam. Oleh karena itu, sangat penting untuk lebih peka dan menyadari bahwa menjaga kesehatan finansial juga merupakan bagian integral dari menjaga kesehatan mental.
6 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 juta
6 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 juta