RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA – Mendaki gunung, aktivitas rekreasi alam yang kian diminati, khususnya oleh generasi muda, memerlukan persiapan matang. Kelima hal berikut ini krusial untuk keselamatan dan keberhasilan pendakian.
Pesona alam pegunungan yang memukau sekaligus menyimpan tantangan dan risiko, salah satunya tersesat. Kondisi ini merupakan situasi darurat yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, pengetahuan dan tindakan tepat sangat penting.
Tersesat di gunung menuntut ketenangan dan langkah-langkah tepat. Berikut lima hal vital yang harus dilakukan saat menghadapi situasi tersebut:
: Menikmati Pos 1 Cigowong via Palutungan, Sensasi Mendaki Gunung Ciremai Tanpa Harus ke Puncak
1. Tetap Tenang dan Jangan Panik
Ketenangan adalah kunci. Panik hanya akan memperparah situasi dan mengaburkan pikiran. Ketenangan memungkinkan pengambilan keputusan rasional dan tepat.
: : Profil Isak Andic, Miliarder Pendiri Mango yang Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung
Berdasarkan informasi dari basarnas.go.id (15/4/2025), pendaki yang tenang memiliki peluang bertahan hidup lebih tinggi karena mampu menghemat energi dan bertindak bijak.
2. Berhenti Bergerak dan Evaluasi Situasi
: : Traveling Aman dan Nyaman, Simak 10 Tips Mendaki Gunung
Menurut bpbd.jakarta.go.id, kesalahan umum pendaki yang tersesat adalah terus bergerak tanpa arah. Sebaiknya, berhentilah, duduk, dan evaluasi situasi. Ingat kembali jalur yang dilalui, tanda-tanda alam, dan kemungkinan kembali ke jalur utama.
Manfaatkan peta topografi atau GPS jika tersedia. Jika tidak, menunggu di tempat terbuka dan aman lebih baik daripada berjalan tanpa tujuan.
3. Manfaatkan Peralatan Pendukung
Perlengkapan darurat seperti peluit, senter, korek api, makanan, dan minuman cadangan sangat penting. Peluit, dengan tiga tiupan pendek berulang, merupakan kode internasional meminta pertolongan.
Senter atau lampu darurat membantu memperlihatkan posisi pada malam hari. Makanan dan air harus dikonsumsi hemat untuk menjaga daya tahan tubuh.
4. Cari Tempat Berlindung yang Aman
Jika belum menemukan jalan pulang, cari tempat berlindung dari hujan, angin, dan satwa liar. Gunakan terpal, jas hujan, atau dedaunan untuk perlindungan sementara.
Hipotermia mengancam dalam kondisi darurat. Menjaga suhu tubuh tetap hangat adalah prioritas utama.
5. Buat Sinyal untuk Mempermudah Proses Penyelamatan
Buat tanda-tanda mencolok, seperti susunan batu atau ranting membentuk huruf “SOS”. Gunakan benda-benda berwarna cerah seperti kain merah atau oranye untuk menarik perhatian dari udara.
Jika ada sinyal ponsel, segera hubungi nomor darurat. Berikan informasi akurat tentang posisi terakhir, ciri-ciri medan, dan kondisi terkini. Matikan ponsel jika baterai hampir habis, kecuali benar-benar diperlukan.
Tersesat bukan akhir segalanya. Keahlian bertahan hidup dan pengendalian diri meningkatkan peluang selamat hingga bantuan tiba. Persiapan matang, termasuk mengenal medan, membawa perlengkapan darurat, dan memberi tahu orang terdekat, sangat penting sebelum mendaki.
Keselamatan adalah tanggung jawab pribadi dan bagian dari etika pendakian yang harus diutamakan setiap pecinta alam. (Mianda Florentina)