Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dikabarkan menunda pemberlakuan tarif impor resiprokal yang sempat mengkhawatirkan. Indonesia sendiri saat ini dikenakan tarif sebesar 32 persen.
Namun demikian, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), Muhammad Akbar, berpendapat bahwa implementasi kebijakan tersebut, jika benar-benar terjadi, tidak akan secara langsung mengguncang industri baja nasional.
“Kita tidak perlu terlalu khawatir bahwa kebijakan Trump ini akan menghancurkan industri baja nasional. Menurut saya, tidak demikian,” tegas Akbar dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Diancam Tarif Trump, Meksiko Akan Kirim Pasokan Air ke Texas
Diancam Tarif Trump, Meksiko Akan Kirim Pasokan Air ke Texas
1. Volume Ekspor Baja ke AS Relatif Kecil
Perlu diketahui, baja bukanlah komoditas ekspor utama dari Indonesia ke Amerika Serikat. Oleh karena itu, kontribusi nilai ekspor baja terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara keseluruhan juga tidak terlalu signifikan.
“Kontribusi terhadap total PDB kan tidak lebih dari 18 persen yang diekspor ke AS. Selebihnya, masih tersebar ke seluruh dunia,” jelas Akbar.
2. KRAS Aktif Melakukan Penetrasi Pasar Ekspor ke Berbagai Negara
Akbar melanjutkan, Krakatau Steel secara berkelanjutan terus berupaya melakukan penetrasi pasar ekspor ke berbagai belahan dunia. Perusahaan telah berhasil melakukan ekspor ke sejumlah negara, termasuk negara-negara di kawasan Asia Selatan dan benua Afrika. Selain itu, KRAS juga menembus pasar Eropa, seperti Italia, Spanyol, dan Portugal.
“Kami telah melakukan ekspor ke berbagai negara, mulai dari India, Pakistan, hingga negara-negara di Afrika,” ungkap Akbar.
Soal Tarif Baru AS, Prabowo Sudah Minta Waktu Bertemu Trump
Soal Tarif Baru AS, Prabowo Sudah Minta Waktu Bertemu Trump
3. Fokus pada Efisiensi di Tengah Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
Kebijakan yang digulirkan oleh Trump juga turut memicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS. Pada hari Senin, (7/4/2025) lalu, nilai tukar rupiah sempat menyentuh angka Rp17.621 per dolar AS, mencatatkan level terendah sepanjang sejarah terhadap dolar AS.
Menurut Akbar, perusahaannya berhasil bertahan menghadapi fluktuasi nilai tukar yang kerap terjadi. Dalam upaya menjaga kinerja perusahaan, manajemen fokus pada peningkatan produksi, efisiensi operasional, dan inovasi produk.
Selain itu, perusahaan juga terus berupaya memperkuat kerjasama bilateral dan multilateral dengan berbagai negara lain dalam rangka memperluas jangkauan pasar.
“Kami aktif dalam berbagai bentuk kerjasama, mulai dari bilateral, multilateral, hingga regional. Ini semua kami lakukan untuk memperkuat jalur perdagangan kami di pasar internasional,” pungkas Akbar.
Erick Thohir Tunjuk Muhammad Akbar Djohan Jadi Dirut Krakatau Steel
Erick Thohir Tunjuk Muhammad Akbar Djohan Jadi Dirut Krakatau Steel