RAGAMUTAMA.COM – Bea Cukai Tual memberikan pendampingan dalam pelaksanaan ekspor produk perikanan milik CV Indo Marine Fish pada Sabtu (25/01/2025). Produk yang diekspor adalah ikan laut hidup jenis kerapu dengan total berat mencapai 9.049,10 kilogram.
“Nilai devisa dari ekspor ini mencapai 98.972,1 dolar AS atau setara dengan Rp1,6 miliar. Produk ikan laut hidup ini akan di ekspor melalui jalur laut dengan tujuan Hongkong. Dengan gencarnya ekspor produk perikanan di awal tahun 2025 ini, kami harapkan dapat meningkatkan perekonomian Kota Tual dan sekitarnya,” ujar Kepala Kantor Bea Cukai Tual,Trimulyo Cahyono dalam keterangannya, Jumat (31/1/2025).
1. Perikanan menjadi sumber daya utama di Kota Tual
Ia menjelaskan Bea Cukai memiliki peranan sebagai trade facilitator dan industrial assistance. Bea Cukai Tual melakukan asistensi kepada para pelaku usaha dan UMKM yang begerak pada hasil laut karena wilayah Maluku dikenal sebagai salah satu lumbung ikan terbesar di indonesia.
Kegiatan ekspor ini menunjukkan bahwa sumber daya perikanan di wilayah Kota Tual dan sekitarnya mampu bersaing di pasar internasional.
“Kami (Bea Cukai Tual) berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik dan memfasilitasi setiap kegiatan ekspor di wilayah kerja kami. Kami berharap dengan berjalannya kegiatan ekspor ini mampu meningkatkan devisa negara dan pendapatan asli daerah (PAD) demi kesejahteraan masyarakat,” ucap Trimulyo.
2. Bea cukai berkomitmen beri pelayanan terbaik di setiap kegiatan kepabeanan dan cukai
Bea Cukai Tual memastikan komitmennya untuk terus memberikan layanan terbaik serta mendukung setiap kegiatan terkait kepabeanan dan cukai.
Dengan langkah ini, Kota Tual menunjukkan potensi besar sebagai pusat ekspor perikanan di Indonesia. Pelepasan ekspor ini memberikan sinyal positif bagi sektor perikanan dan perekonomian lokal, membuka peluang baru bagi pelaku usaha untuk mengakses pasar internasional.
3. Ada 461 UMKM binaan bea cukai berhasil lakukan ekspor secara mandiri
Bea Cukai memiliki 1.364 UMKM binaan di sepanjang 2024 dan dari jumlah tersebut 461 UMKM telah berhasil melakukan ekspor mandiri dan 158 UMKM berhasil ekspor melalui pihak ketiga.
Adapun sektor usaha UMKM binaan yang sudah ekspor, yakni sektor kelautan dan perikanan sebanyak 169 UMKM, sektor pertanian dan perkebunan sebanyak 148 UMKM, sektor makanan dan minuman sebanyak 109 UMKM, sektor kerajinan dan furnitur sebanyak 80 UMKM, sektor industri lainnya sebanyak 58 UMKM, sektor hasil garmen sebanyak 39 UMKM, dan industri kosmetik sebanyak 16 UMKM.