“Study Tour” ke Bali, Siswa SMAN 6 Depok Disebut Cari Inspirasi dari Desa Terbersih
DEPOK, KOMPAS.com – Siswa kelas XI SMAN 6 Depok mengunjungi Desa Penglipuran, Bali, dalam rangkaian akhir study tour mereka.
Humas SMAN 6 Depok, Syahri Ramadhan, mengatakan kunjungan ini bukan sekadar wisata, melainkan bagian dari kegiatan observasi.
“Refreshing-nya bukan ke pantai, piknik, tetapi mengunjungi Desa Penglipuran (Bangli, Bali),” kata Syahri saat ditemui Kompas.com, Jumat (21/2/2025).
Desa Penglipuran merupakan salah satu desa di wilayah Kubu, Kabupaten Bangli, yang disebut sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Baca juga: Memahami Imbauan Dedi Mulyadi, Mengapa Study Tour SMAN 6 Depok Tetap Berjalan?
Dengan demikian, para siswa memahami konsep kebersihan dan budaya yang menjadikan desa itu sebagai salah satu yang terbersih di dunia.
“Apa sih yang membuat desa itu menjadi terbersih di dunia? Mereka (para siswa) lakukan lagi observasi di situ. Syukur-syukur bisa diterapkan, minimal di lingkungan sekolah kita, itulah bentuk kegiatannya,” ujar Syahri.
Syahri tak menampik bahwa Bali menjadi destinasi terakhir dari rangkaian study tour yang sebenarnya berpusat di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
“Dan untuk Balinya sendiri adalah bagian terakhir setelah sekian hari melalui kegiatan yang mungkin melelahkan buat anak-anak,” terang Syahri.
Adapun 347 siswa SMAN 6 Depok tetap mengikuti study tour ini meski sebelumnya sempat mendapat imbauan pembatalan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dedi menyebutkan adanya keluhan dari orang tua siswa terkait biaya yang dinilai cukup besar, yakni Rp 3,8 juta per siswa dengan sistem subsidi silang.
Baca juga: Jejak Study Tour SMAN 6 Depok yang Berujung Takdir Pahit Sang Kepsek
Meski demikian, pihak sekolah tetap melaksanakan study tour ini dengan alasan manfaat yang bisa didapat siswa dari berbagai kegiatan observasi.
Kunjungan ke Desa Penglipuran menjadi salah satu bagian penting dalam perjalanan ini, di mana siswa diharapkan dapat mengadopsi konsep kebersihan dan tata kelola lingkungan untuk diterapkan di lingkungan sekolah.
(Reporter: Dinda Aulia Ramadhanty | Editor: Abdul Haris Maulana)