Ragamutama.com, Jakarta – Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggawira, mendesak pemerintah untuk mempercepat proses perjanjian perdagangan dengan negara-negara di kawasan Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Langkah ini dipandang krusial dalam rangka diversifikasi pasar ekspor Indonesia, sehingga mengurangi tingkat ketergantungan pada pasar Amerika Serikat.
Imbauan ini merupakan respons terhadap kebijakan yang diterapkan oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang memberlakukan tarif dasar dan bea masuk baru terhadap sejumlah mitra dagang, termasuk Indonesia. Kebijakan tarif Trump ini berdampak pada Indonesia dengan penerapan tarif timbal balik sebesar 32 persen.
“Percepatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika menjadi sangat penting untuk mengurangi ketergantungan kita pada pasar AS,” tegas Anggawira saat dikonfirmasi di Jakarta, pada Kamis, 3 April 2025.
Anggawira menjelaskan bahwa diversifikasi pasar ekspor melalui akselerasi perjanjian dagang merupakan strategi yang perlu dipertimbangkan untuk jangka menengah. Sementara itu, dalam jangka pendek, ia menekankan pentingnya pemerintah meyakinkan para pelaku pasar dengan menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar. Hal ini dapat dilakukan melalui intervensi di pasar keuangan dan pemberian stimulus bagi sektor usaha yang terdampak.
Selain itu, Anggawira menambahkan bahwa perluasan target perdagangan dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP). RCEP merupakan blok perdagangan di kawasan Asia Pasifik yang melibatkan 15 negara dan mencakup sepertiga dari total ekonomi global. “Optimalisasi pemanfaatan perjanjian RCEP akan sangat membantu dalam meningkatkan ekspor kita ke wilayah Asia-Pasifik,” ungkapnya.
Menurut Anggawira, respons yang cepat dan tepat dari Pemerintah Indonesia terhadap kebijakan Trump, yang oleh pemimpin negara tersebut disebut sebagai “Hari Pembebasan,” akan memberikan dampak positif bagi para pengusaha. “Jika tidak ada langkah konkret yang diambil, ketidakpastian ekonomi dapat semakin meningkat dan berdampak negatif,” imbuhnya.
Diversifikasi Pasar Ekspor
Sebagaimana dijelaskan dalam artikel berjudul Strategi Diversifikasi Ekspor untuk Perekonomian Negara Berkembang (2024), diversifikasi ekspor adalah strategi vital untuk memperluas jangkauan produk dan pasar ekspor. Tujuannya adalah meminimalkan risiko dan ketidakpastian yang timbul akibat terlalu bergantung pada satu sektor ekspor. Strategi ini berpotensi meningkatkan stabilitas pendapatan negara, membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru, dan memperkuat daya saing global.
Dengan diversifikasi yang efektif, negara-negara berkembang dapat meningkatkan stabilitas pendapatan mereka, menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mengurangi kesenjangan ekonomi di antara berbagai lapisan masyarakat.
Manfaat Diversifikasi Ekspor
- Meningkatkan stabilitas pendapatan: Diversifikasi ekspor membantu negara-negara berkembang mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga komoditas dan perubahan permintaan pasar global.
- Menciptakan peluang pertumbuhan: Dengan memperluas basis produk dan pasar ekspor, negara-negara berkembang dapat menghasilkan pendapatan tambahan yang signifikan dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
- Mengurangi ketimpangan ekonomi: Diversifikasi ekspor dapat berkontribusi pada distribusi manfaat ekonomi yang lebih merata di seluruh lapisan masyarakat, mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan.
Tantangan dalam Diversifikasi Ekspor:
- Biaya dan waktu: Proses diversifikasi ekspor memerlukan investasi yang substansial, baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun peningkatan infrastruktur. Selain itu, proses ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuahkan hasil yang signifikan.
- Tantangan pasar: Persaingan yang ketat di pasar global dan praktik proteksionisme perdagangan dapat menjadi hambatan serius bagi upaya diversifikasi ekspor.
- Faktor internal: Kekurangan infrastruktur yang memadai, kebijakan perdagangan yang kurang mendukung, dan ketidakpastian politik juga dapat menghambat upaya diversifikasi ekspor.
Langkah-langkah untuk Mendorong Diversifikasi Ekspor:
- Pengembangan infrastruktur: Investasi yang berkelanjutan dalam infrastruktur yang mendukung produksi, distribusi, dan pemasaran produk ekspor baru menjadi sangat penting.
- Kebijakan yang mendukung: Kebijakan perdagangan yang inklusif, regulasi yang kondusif, dan insentif yang menarik untuk inovasi dan investasi dapat membantu mendorong diversifikasi ekspor.
- Kolaborasi dan kerja sama: Kerja sama regional dan internasional dapat membuka akses pasar baru bagi produk-produk ekspor Indonesia dan memfasilitasi transfer teknologi yang diperlukan.
Pilihan Editor: Sejumlah Pihak Desak Pemerintah Lakukan Negosiasi Soal Tarif Trump 32 Persen