Investasi emas menjadi pilihan bijak karena nilainya yang cenderung stabil dan berpotensi meningkat jangka panjang. Namun, memaksimalkan keuntungan memerlukan pemahaman waktu transaksi yang tepat.
Berikut tiga momen ideal untuk bertransaksi emas:
1. Saat harga emas turun (waktu terbaik membeli)
Membeli emas ketika harganya rendah merupakan strategi cerdas untuk keuntungan jangka panjang. Penurunan harga biasanya terjadi ketika rupiah menguat terhadap dolar AS, suku bunga naik, atau pasar saham menunjukkan kinerja positif. Awal tahun atau pasca-libur panjang seringkali menjadi periode penurunan harga karena permintaan yang melemah.
Penurunan harga juga dapat terjadi setelah pengumuman kebijakan moneter bank sentral. Pantau pergerakan harga melalui platform investasi atau situs keuangan untuk menentukan waktu pembelian yang tepat.
Strategi efektif adalah dollar cost averaging (DCA), yaitu pembelian emas secara berkala tanpa terpengaruh fluktuasi harga jangka pendek. Hal ini membantu akumulasi emas dengan harga rata-rata lebih baik.
Harga Emas Antam Masih Tinggi Hari Ini, Rp1,8 Juta per Gram
Harga Emas Antam Masih Tinggi Hari Ini, Rp1,8 Juta per Gram
2. Saat harga emas mencapai puncaknya (waktu terbaik menjual)
Sebaliknya, jual emas ketika harganya tinggi. Kenaikan harga sering terjadi saat ketidakstabilan ekonomi, inflasi tinggi, atau krisis keuangan global. Emas menjadi aset safe haven, meningkatkan permintaan dan harga.
Bulan Juli dan September seringkali menunjukkan kenaikan harga karena meningkatnya permintaan, baik untuk investasi maupun industri perhiasan. Menjual emas pada puncak harga memaksimalkan keuntungan.
Penjualan emas juga bijak saat kenaikan harga didorong faktor global seperti perang, krisis energi, atau pelemahan mata uang. Ikuti berita ekonomi dan tren pasar untuk memanfaatkan momentum ini.
3. Menjelang atau setelah peristiwa ekonomi besar
Peristiwa ekonomi besar seperti rilis data inflasi, perubahan suku bunga, atau gejolak geopolitik memengaruhi harga emas. Membeli emas sebelum kenaikan harga yang diprediksi menguntungkan.
Bagi yang menjadikan emas tabungan darurat, penjualan dapat menjadi solusi kebutuhan dana cepat, meskipun harga belum mencapai puncaknya. Emas tetap aset likuid.
Kebijakan suku bunga bank sentral berpengaruh signifikan. Suku bunga rendah mendorong peralihan investasi ke emas karena instrumen berbunga kurang menarik. Sebaliknya, suku bunga tinggi menekan harga emas karena investor lebih memilih instrumen berimbal hasil tinggi.
Menentukan waktu transaksi emas memerlukan pemahaman pergerakan harga dan kondisi ekonomi global. Membeli saat harga turun dan menjual saat harga naik adalah kunci keuntungan maksimal. Perhatikan pula peristiwa ekonomi yang memengaruhi harga.
Diversifikasi investasi, tidak hanya bergantung pada emas, mengurangi risiko dan memaksimalkan keuntungan. Gabungkan emas dengan saham atau obligasi.
Dengan memahami tiga momen ini, optimalkan investasi emas untuk hasil maksimal di masa depan.