KOMPAS.com – Senyum terpancar dari wajah Prof. Hieronimus Canggung Darong saat resmi dikukuhkan sebagai guru besar ketiga dari (UNIKA) Santo Paulus Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Prof. Hieronimus dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Ilmu Keguruan UNIKA St. Paulus Ruteng, Jumat (28/2/2025).
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Hieronimus mengaku terhormat bisa dikukuhkan menjadi guru besar dalam Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris.
Adapun orasi ilmiah yang dibawakannya berjudul “Pendekatan Systemic Functional Linguistics (SFL) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris: Refleksi dan Implementasi.
“Sesungguhnya orasi ilmiah ini adalah refleksi akademis atas tridharma yang saya jalankan, baik secara individu maupun hasil kolobarasi saya bersama dosen dan mahasiswa,” kata Prof. Hieronimus di Kampus UNIKA St. Paulus Ruteng, Jumat pagi, dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/3/2025).
Baca juga: Pasutri Prof. Agung dan Agustina Dikukuhkan Jadi Guru Besar UGM
Lalui hal berat sejak kecil
Dia berharap semoga apa yang ia sampaikan dapat memberikan wawasan, menjadi bahan refleksi dan diskusi bersama khususnya dalam konteks pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.
Perjuangan Prof. Hieronimus untuk menjadi Guru Besar bukanlah perkara mudah karena banyak hal berat yang harus dilalui sejak masa kecil.
Ayah Prof. Hieronimus Romanus Dama, anak sulungnya sering berjualan pisang goreng keliling kampung ketika pulang sekolah SD. Bahkan di hari libur, Prof. Hieronimus juga masih tetap berjualan.
“Ia jual pisang goreng saat orang-orang kampung sedang menikmati kopi pagi maupun sore,” ujar Romanus.
Romanus Dama menambahkan, bahkan dia berani berjalan kaki dari Beokina (kampung asal) menuju Cancar (ibu kota kecamatan) untuk mengambil roti dari toko dan menjual kembali ke orang-orang di Beokina.
Baca juga: Pembatalan Disertasi Bahlil, Dewan Guru Besar UI: Rektor yang Putuskan
Romanus mengatakan, hasil jualan Prof. Hieronimus ditabung untuk belanja barang yang benar-benar dibutuhkannya atau membantu keperluan keluarganya.
Bahkan Prof. Hieronimus juga sempat membeli baju seragam buat tante dan pamannya yang saat itu masih SD.
“Suatu ketika Iron pulang jual kue, karena merasa untung, ia ke kios untuk beli sandal buat tantenya. Sayang, sandal yang dibelinya itu kiri semua,” tuturnya.
Sementara sang ibu, Sobina Lemong, bercerita bahwa anak sulung mereka itu selalu mengisi waktu luang dengan membaca dan menulis.
Kebiasaan membaca dan menulis untuk mengisi waktu luang menjadi rutinitas setiap pulang sekolah, sebelum bermain dan membantu orangtua memikul barang dari kebun.
Menurut Sobina, tiada hari tanpa mencari tahu kepada orangtua terkait hal baru yang didengar, dilihat, maupun dibaca selama jam sekolah.
“Soal membaca, kami akui Iron. Bahkan dia baca buku sampai tuntas. Biar sedang makan, dia tetap baca. Bahkan dia dan bapanya saling tukar buku untuk dibaca,” ungkap Sobina.
Baca juga: Prof. Friska Natalia dan Florentina Kurniasari Dikukuhkan Jadi Guru Besar UMN
Oleh karena itu, Prof. Hieronimus menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantunya meraih gelar guru besar.
“Ketercapaian saya dalam pemerolehan guru besar di bidang Pendidikan Bahasa Inggris: ELT dan TEFL teaching methodology tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,” ucap Prof. Hieronimus.