Smartfren Rugi Rp 1,29 Triliun, Bagaimana Dampaknya terhadap Rencana Merger dengan XL?

- Penulis

Rabu, 12 Februari 2025 - 10:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, Jakarta – Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan kerugian PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang membengkak hingga Rp 1,29 triliun akan berdampak pada merger dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Jumlah kerugian itu meroket dari rugi bersih pada 2023 yang hanya sebesar Rp 108,92 miliar.

Pada 11 Desember 2024, Smartfren mengumumkan rencana merger dengan XL Axiata dengan nilai transaksi mencapai Rp 104 triliun atau sekitar US$ 6,5 miliar. Gabungan kedua entitas ini akan membentuk perusahaan bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk.

“Hal ini jelas akan berdampak pada kinerja EXCL pascamerger, pasalnya kinerja FREN yang masih negatif,” kata Audi saat dihubungi pada Selasa, 11 Februari 2025.

Menurunnya laba pascamerger, kata Audi, juga akan berdampak pada penurunan dividen yang dibagikan perusahaan. Dalam Rapat Pemegang Saham Tahunan 2024, EXCL berencana membagikan dividen sebesar Rp 85 per saham.

Baca Juga :  PT TRPN Bayar Denda Rp 2 Miliar, Imbas Pasang Pagar Laut di Bekasi

Meski demikian, merger ini akan menjaga posisi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk agar tak tertinggal dari bisnis telekomunikasi serupa, yaitu Telkomsel atau Indosat.

“Kami melihat merger ini akan menjaga posisi EXCL-FREN dan memperkecil gap user dan bisnis dengan TLKM dan ISAT,” kata dia.

Dalam laporan keuangan teraudit FREN yang diunggah di keterbukaan informasi dalam situs Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin malam, 10 Februari 2025, kerugian Smartfren diakibatkan beban usaha yang meningkat dari Rp 11,11 triliun pada 2023 menjadi Rp 11,72 triliun di 2024. Beban usaha ini meliputi penyusutan dan amortisasi, operasi dan jasa telekomunikasi, penjualan dan pemasaran, gaji karyawan, dan operasional lainnya.

Dari sisi beban usaha, Smartfren mencatatkan beban penggunaan frekuensi Rp 1,94 triliun pada 2024 atau meningkat dari 2023 sebesar Rp 1,9 triliun. Meski demikian, beban usaha untuk gaji karyawan justru menurun dari Rp 509 miliar pada 2023 menjadi Rp 471 di 2024. Beban bunga pun juga turut meningkat dari Rp 1,27 triliun menjadi Rp1,31 triliun 2024.

Baca Juga :  Harga Petrindo (CUAN) Melonjak Usai Komisaris & Direksi Kompak Borong Saham

Sementara itu, Smartfren itu mencatat pendapatan sebesar Rp11,41 triliun pada 2024. Jumlah ini turun dari 2023 yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,65 triliun. Penurunan pendapatan itu tercatat dari jasa telekomunikasi data yang hanya Rp 9,90 triliun, padahal di tahun sebelumnya sebesar Rp 10,18 triliun.

Selain itu, penurunan pendapatan juga terjadi di jasa interkoneksi. Pada 2024, Smartfren mencatatkan pendapatan Rp 397 miliar, sedangkan di 2024 hanya Rp 259 miliar. Sementara itu, pendapatan di non-data justru meningkat dari Rp 291 miliar pada 2023 menjadi Rp 429 miliar di 2024.

Pilihan Editor: Analis Ungkap Penyebab Kerugian Smartfren Membengkak hingga Rp 1,29 triliun

Berita Terkait

Terungkap: Alasan Mengejutkan Apple Pilih China Rakit iPhone, Video Lama Jelaskan!
Tarif Trump Ancam Industri Otomotif, MPMX Susun Strategi Jitu Hadapi Dampaknya
Amankan Finansialmu: 5 Tips Jitu Siapkan Dana Darurat Pasca Lebaran
MoU Mineral Kritis Indonesia-Arab Saudi: Peluang Investasi Nikel dan Bauksit Terbuka Lebar
Eratani Raup Pendanaan Rp 105 Miliar, Investor Singapura Optimis Sektor Pertanian
Wall Street Bergejolak: Saham Eli Lilly & Apple Jadi Penentu Arah Pasar
Lo Kheng Hong Raup Dividen Fantastis Rp 17 Miliar dari Dua Saham Unggulan
IHSG Menguat: Peluang Investasi di Bursa Saham Asia yang Menghijau?

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 09:07 WIB

Terungkap: Alasan Mengejutkan Apple Pilih China Rakit iPhone, Video Lama Jelaskan!

Jumat, 18 April 2025 - 08:55 WIB

Tarif Trump Ancam Industri Otomotif, MPMX Susun Strategi Jitu Hadapi Dampaknya

Jumat, 18 April 2025 - 08:23 WIB

Amankan Finansialmu: 5 Tips Jitu Siapkan Dana Darurat Pasca Lebaran

Jumat, 18 April 2025 - 08:08 WIB

MoU Mineral Kritis Indonesia-Arab Saudi: Peluang Investasi Nikel dan Bauksit Terbuka Lebar

Jumat, 18 April 2025 - 08:03 WIB

Eratani Raup Pendanaan Rp 105 Miliar, Investor Singapura Optimis Sektor Pertanian

Berita Terbaru