Simak Saham Defensif yang Bisa Jadi Pilihan Meraup Cuan Saat IHSG Tertekan

- Penulis

Rabu, 12 Februari 2025 - 07:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mengalami tekanan, peluang meraih cuan di pasar modal tetap terbuka. Salah satu strategi yang bisa diterapkan investor ialah mengalihkan portofolio ke saham-saham defensif.

Beberapa waktu belakangan ini, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mengalami tekanan. Tengok saja, pada perdagangan Selasa (11/2), IHSG berada di posisi 6.544,18 atau melemah 7,57% secara tahun berjalan.

Economist PT Panin Sekuritas Tbk Felix Darmawan mengatakan pelemahan IHSG akhir-akhir ini disebabkan oleh sentimen global yang kurang kondusif, seperti depresiasi rupiah hingga derasnya dana asing yang keluar. 

Di tengah ketidakpastian pasar, Felix menilai saham defensif bisa menjadi opsi perlindungan. Beberapa sektor yang masih menarik ialah consumer staples dengan saham seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), lalu sektor kesehatan dengan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).

Baca Juga :  Saham Apple Melonjak 15 Persen: Dampak Tarif Trump Terungkap!

Tak ketinggalan, sektor utilitas yang mencakup PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga dinilai termasuk saham defensif.

“Saham-saham ini dipilih karena bisnisnya cenderung stabil meskipun pasar sedang bergejolak,” kata Felix kepada Kontan, Selasa (11/2).

Menurut Felix, ciri-ciri saham yang masih defensif di situasi seperti ini memiliki sejumlah karakteristik, mulai dari pendapatan stabil, arus kas yang kuat, dividen menarik, utang rendah, serta valuasi yang masih murah dengan rasio book value di bawah 1,0.

Baca Juga :  Wall Street Bangkit: Optimisme Perundingan Tarif AS Mendorong Pasar

Bagi investor konservatif, Felix menyarankan untuk menunggu hingga tekanan jual mereda. Sementara itu, investor yang lebih agresif bisa mulai mengakumulasi saham-saham defensif yang valuasinya sudah cukup menarik.

“Kalau masih mau main aman, bisa juga alihkan sebagian portofolio ke obligasi pemerintah (SBN), reksadana pasar uang, emas, atau deposito dolar (US$) untuk melindungi nilai dari gejolak pasar,” tambahnya.

Selain itu, sektor komoditas juga bisa menjadi opsi menarik jika harga global mulai menunjukkan pemulihan. 

Yang terpenting, lanjut Felix, investor disarankan tetap tenang, selektif dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan di tengah dinamika pasar yang masih belum stabil.

Berita Terkait

Liburan Seru Tanpa Bikin Kantong Jebol: Tips Jitu Perjalanan Hemat!
IPO 2025: Investor Waspada Gejolak Perang Dagang, Tantangan Semakin Berat!
Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo Rp 85 Per Saham: Cek Jadwalnya!
Rupiah Terkini: Sentuh Rp 16.837, Melemah Dipicu Penguatan Dolar AS
Ruslan Tanoko: Kisah Crazy Rich Surabaya Borong Saham AVIA
Kabar Gembira! KDTN Bagi Dividen Jumbo 60% dari Laba 2024
Bank DKI Berencana IPO Tahun Ini: Target Dana Rp 4 Triliun?
Bank DKI Mantap IPO Tahun Ini: Target Dana Terungkap!

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 18:59 WIB

IPO 2025: Investor Waspada Gejolak Perang Dagang, Tantangan Semakin Berat!

Rabu, 16 April 2025 - 18:11 WIB

Bank BJB Bagikan Dividen Jumbo Rp 85 Per Saham: Cek Jadwalnya!

Rabu, 16 April 2025 - 17:43 WIB

Rupiah Terkini: Sentuh Rp 16.837, Melemah Dipicu Penguatan Dolar AS

Rabu, 16 April 2025 - 17:35 WIB

Ruslan Tanoko: Kisah Crazy Rich Surabaya Borong Saham AVIA

Rabu, 16 April 2025 - 17:23 WIB

Kabar Gembira! KDTN Bagi Dividen Jumbo 60% dari Laba 2024

Berita Terbaru