Siap-Siap! Harga BBM di Jakarta Bakal Naik karena Pajak 5%

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 24 April 2025 - 16:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Kabar terbaru dari Ibu Kota: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memberlakukan tarif baru untuk Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) bagi kendaraan pribadi, menetapkannya pada angka 5 persen. Sementara itu, kendaraan umum akan mendapatkan keringanan dengan PBBKB sebesar 2 persen. Perubahan ini menjadi sorotan, mengingat sebelumnya pajak bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan pribadi adalah 10 persen.

“Saya sudah mengambil keputusan terkait hal ini untuk wilayah Jakarta. Kami akan memberikan fasilitas berupa keringanan atau diskon. Yang tadinya dipungut 10 persen, kini menjadi 5 persen untuk kendaraan pribadi, dan hanya 2 persen untuk kendaraan umum,” ujar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat ditemui di Balai Kota Jakarta, pada hari Rabu, 23 April 2025, seperti yang dilansir dari Antara.

Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa kebijakan PBBKB sebesar 10 persen telah berjalan lebih dari satu dekade. Namun, dengan adanya regulasi yang baru, Gubernur memiliki kewenangan untuk menentukan kebijakan yang lebih sesuai dengan kondisi terkini.

Dengan adanya perubahan peraturan ini, Gubernur memberikan kemudahan pembayaran PBBKB bagi warga Jakarta. “Inilah keputusan yang telah diambil oleh Gubernur DKI Jakarta dan akan segera disosialisasikan kepada masyarakat. Peraturan gubernur (Pergub) terkait hal ini akan segera disiapkan,” kata Pramono.

Baca Juga :  Sempat ke Rp 8.170 Per Dolar versi Google, Begini Proyeksi Rupiah untuk Senin (3/2)

Sebelumnya, Pramono menyatakan keterkejutannya saat membahas penerapan PBBKB sebesar 10 persen di Jakarta. Kebijakan ini tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2024 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (UU HKPD).

“Undang-undang telah mengatur mengenai PBBKB ini. Batas maksimum yang diperbolehkan adalah 10 persen. Jakarta saat itu belum mengambil keputusan final. Namun, kemarin kami sudah melakukan rapat pembahasan, meskipun keputusan belum saya tetapkan,” jelas Pramono saat diwawancarai di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Menurut informasi dari laman resmi Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi DKI Jakarta, PBBKB merupakan pungutan yang dikenakan pada semua jenis bahan bakar minyak (BBM) atau gas yang digunakan oleh kendaraan bermotor maupun alat berat. Oleh karena itu, setiap pembelian BBM oleh warga, secara otomatis akan dikenakan pajak ini.

Namun, pihak yang bertanggung jawab untuk memungut dan menyetorkan PBBKB ke kas daerah bukanlah pembeli langsung, melainkan penyedia BBM, seperti produsen atau importir. Pemungutan pajak dilakukan pada saat bahan bakar diserahkan kepada konsumen akhir.

Baca Juga :  Jenis-jenis Tabung Gas Elpiji: Arti Warna, Bentuk dan Ukuran Volumenya

Tarif PBBKB di Jakarta ditetapkan sebesar 10 persen dari nilai jual bahan bakar sebelum dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN). Akan tetapi, ada pengecualian khusus untuk kendaraan umum, yang hanya dibebankan PBBKB sebesar 5 persen atau setengah dari tarif normal.

“Kebijakan ini dirancang untuk mendukung ketersediaan transportasi umum yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” demikian pernyataan dari Bapenda DKI Jakarta.

Penetapan PBBKB ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan mengatur konsumsi BBM secara lebih efektif. Perda DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2024 sendiri disahkan pada masa pemerintahan Heru Budi Hartono.

Perlu diketahui bahwa PBBKB bukanlah konsep yang sepenuhnya baru, karena telah diatur sebelumnya melalui Perda DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Namun, Perda DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2024 melakukan penyesuaian tarif PBBKB, dari yang semula 5 persen menjadi 10 persen.

Pilihan Editor: Layakkah Pengemudi Ojek Online Mendapatkan Subsidi BBM?

Berita Terkait

UBS Naikkan Peringkat Saham Indonesia: Peluang Investasi Menguntungkan?
IHSG Merosot? Ini Rekomendasi Saham BBNI, DEWA, BKSL Jumat Ini!
Menkeu Optimis Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5 Persen di Tengah Revisi IMF
Strategi Dividen UNVR: Komitmen Unilever dan Prospek Saham ke Depan
SMBC Indonesia (BTPN) Bakal Bagi Dividen, Investor dapat Rp 52,85 Per Saham
Terbongkar: Fakta Tersembunyi yang Maskapai Penerbangan Sembunyikan dari Anda
Geger Jepara: Rumah Hakim Digeledah, Temukan Rp 5,5 Miliar di Bawah Kasur!
Nusa Raya Cipta Raih Kontrak Baru Rp 687,82 Miliar di Kuartal I 2025: Analisis Lengkap

Berita Terkait

Kamis, 24 April 2025 - 19:31 WIB

UBS Naikkan Peringkat Saham Indonesia: Peluang Investasi Menguntungkan?

Kamis, 24 April 2025 - 18:43 WIB

IHSG Merosot? Ini Rekomendasi Saham BBNI, DEWA, BKSL Jumat Ini!

Kamis, 24 April 2025 - 17:55 WIB

Menkeu Optimis Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5 Persen di Tengah Revisi IMF

Kamis, 24 April 2025 - 17:39 WIB

Strategi Dividen UNVR: Komitmen Unilever dan Prospek Saham ke Depan

Kamis, 24 April 2025 - 16:35 WIB

SMBC Indonesia (BTPN) Bakal Bagi Dividen, Investor dapat Rp 52,85 Per Saham

Berita Terbaru

Society Culture And History

Basilika Santa Maria Maggiore: Calon Lokasi Pemakaman Paus Fransiskus?

Kamis, 24 Apr 2025 - 19:51 WIB

entertainment

JUMBO Lampaui Pengabdi Setan 2: Raih 6,4 Juta Penonton!

Kamis, 24 Apr 2025 - 19:35 WIB