Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa yang menggembirakan dengan penutupan yang menguat sebesar 2,81 persen. Meskipun demikian, arus modal asing tercatat masih keluar, dengan aksi sell off yang mencapai lebih dari Rp13,6 miliar, meningkat signifikan dibandingkan pekan sebelumnya yang sebesar Rp5,93 miliar.
Menurut Indri Liftiany Travelin Yunus, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), hanya satu sektor yang mengalami koreksi, yaitu sektor financials, yang mencatatkan penurunan tipis sebesar 0,17 persen.
Penurunan pada sektor keuangan ini dipicu oleh penurunan harga saham sejumlah bank besar saat periode ex-date pembagian dividen, ditambah lagi dengan jadwal pembagian dividen yang berdekatan antar bank.
Sebaliknya, sektor-sektor lain berhasil mencatatkan penguatan, dengan sektor basic materials dan infrastructures menjadi yang terdepan, masing-masing tumbuh sebesar 10,47 persen dan 7,21 persen.
“Dapat disimpulkan bahwa pergerakan pasar saham saat ini berada dalam fase mark up with distribution, didorong oleh sentimen positif dari musim rilis laporan keuangan dan pembagian dividen dari kinerja tahun 2024 yang dilakukan oleh banyak perusahaan,” jelas Indri dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/4/2025).
1. Analisis Sentimen Pasar Pekan Lalu
Sentimen utama yang mempengaruhi perdagangan selama pekan lalu adalah kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak dari penetapan tarif impor. Diketahui, Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan tarif impor barang dari China menjadi 245 persen, sebagai respons terhadap tarif balasan yang ditetapkan China sebesar 125 persen kepada AS.
Selain itu, pernyataan dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang memperkirakan kenaikan tingkat inflasi tahun ini akibat dampak tarif yang lebih tinggi, juga turut membebani sentimen pasar.
Lebih lanjut, MSCI mengumumkan bahwa PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO) tetap tidak akan dimasukkan ke dalam daftar inklusi pada tinjauan indeks bulan Mei 2025. Serta, serangkaian agenda emiten terkait laporan kinerja perusahaan, pembagian dividen, dan rencana pembelian kembali saham (buyback) juga turut mewarnai sentimen pasar.
“Dengan sentimen yang ada, para pelaku pasar masih sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan transaksi saham, karena ketidakpastian dan kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif masih belum mereda,” ungkap Indri.
Performa IHSG Sepekan: Naik 2,81 Persen, Intip Daftar Saham dengan Kinerja Terbaik dan Terburuk
Performa IHSG Sepekan: Naik 2,81 Persen, Intip Daftar Saham dengan Kinerja Terbaik dan Terburuk
2. Prospek Sentimen Pasar Pekan Ini
Mengenai potensi pasar untuk perdagangan periode 21-25 April 2025, Indri menyarankan para trader untuk memperhatikan sentimen dari global dan domestik. Dari sisi global, ia menekankan pentingnya memantau sentimen S&P Global Composite PMI Flash Amerika Serikat bulan April, yang diperkirakan akan mengalami penurunan dari level 53,5 menjadi 51 (forecast) secara month to month.
Selain itu, data Initial Jobless Claims Amerika Serikat hingga minggu ketiga April juga perlu diperhatikan, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 218.000 dibandingkan laporan sebelumnya yang berada di level 215.000.
Sementara itu, dari dalam negeri, Neraca Dagang Indonesia menjadi data penting yang wajib dipantau, yang diperkirakan akan tetap mencatatkan surplus, meskipun sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2,45 miliar dolar AS.
Potensi penurunan surplus ini disebabkan oleh melemahnya ekspor Indonesia akibat penetapan tarif dan sentimen Interest Rate Decision Indonesia, yang diperkirakan akan tetap stabil di level 5,75 persen.
Menurut Indri, berdasarkan sentimen yang ada, pasar saham Indonesia diperkirakan masih akan bergerak volatile dengan kecenderungan melemah.
“Hal ini disebabkan oleh potensi besar para pelaku pasar untuk melakukan transaksi jangka pendek atau mengambil momentum scalping, serta kecenderungan untuk keluar sementara dari pasar saham. IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dalam rentang support 6.150 dan resistance 6.700,” jelasnya.
3. Rekomendasi Saham untuk Pekan Ini
Mempertimbangkan sentimen dan prediksi pergerakan IHSG di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham berikut ini:
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
JPFA akan membagikan dividen tunai sebesar Rp70 per saham, atau setara dengan dividen yield sebesar 3,4 persen (current price Rp2.010). JPFA berada dalam area konsolidasi yang solid, menawarkan potensi risk dan reward yang menarik. Jika JPFA berhasil breakout dari Rp2.080, maka berpotensi menguat hingga level Rp2.180.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
JSMR ditutup dengan membentuk candlestick marubozu kuat sebesar 5,93 persen pada akhir pekan lalu. JSMR terkonfirmasi telah berbalik arah dari tren downtrend menjadi uptrend, yang tercermin dari candlestick yang telah breakout dari garis EMA 5, 20, dan 50. Volume transaksi JSMR pada pekan lalu masih cukup kuat untuk mendukung kelanjutan penguatannya.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)
PTBA berada dalam posisi strong uptrend dan saat ini bertahan di area konsolidasi yang kuat. Secara keseluruhan, candlestick masih bertahan kuat di atas garis EMA 5. Jika PTBA mampu breakout dari level Rp2.770, maka berpotensi menguat hingga level Rp2.830.
Seiring Penguatan IHSG, Kapitalisasi Pasar Bursa Sentuh Angka Rp11.120 Triliun
Seiring Penguatan IHSG, Kapitalisasi Pasar Bursa Sentuh Angka Rp11.120 Triliun