Sektor Energi dan Bahan Baku Jadi “Pemberat” Laju IHSG Pekan Lalu

Avatar photo

- Penulis

Senin, 10 Februari 2025 - 10:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.742 atau melemah 5,16 persen selama sepekan kemarin.

Ketika dilihat dari teknikal IHSG menggunakan time frame weekly, IHSG sudah breakdown dari indikator MA200 weekly yang merupakan sinyal bearish.

Namun pergerakan IHSG pada Jumat lalu menunjukan adanya rejection pada saat IHSG berada di area support dan membentuk candle hammer yang membuat IHSG masih mampu bertahan di area support historikalnya di level 6.600 sampai 6.700.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menjelaskan, pelemahan IHSG pada pekan lalu atau pada periode 3 sampai 7 Februari 2025 dipengaruhi oleh 2 top losers, yakni IDX Energy dan IDX Basic Materials.

IDX Energy melemah 7,6 persen dalam sepekan kemarin yang disebabkan karena penurunan saham DSSA yang menjadi kapitalisasi pasar terbesar kedua di sektor ini dan kedelapan di IHSG.

“Sektor energi sendiri menjadi satu-satunya sektor yang secara tren jangka panjangnya masih bergerak uptrend. Ini berbeda dengan sektor lainnya yang secara tren jangka panjangnya sideways atau bahkan ada yang sudah memasuki downtrend,” kata dia dalam keterangan resmi, Senin (10/2/2025).

Baca Juga :  Saham BUMN Ini Diprediksi Beri Dividen Besar 2025, Jangan Telat Beli

Selanjutnya, ia menambahkan IDX Basic Materials dalam sepekan lalu turun 5,5 persen disebabkan oleh penurunan saham TPIA yang menjadi kapitalisasi pasar terbesar kelima di IHSG.

TPIA turun sebesar 8 persen pada minggu lalu seiring dengan berita gagal masuknya emiten grup Barito lainnya yakni BREN, CUAN, PTRO ke dalam indeks MSCI di Februari ini.

Sementara itu, Dimas memerinci, yang menjadi top gainers dan menopang IHSG pada pekan lalu adalah IDX Technology yang menguat 3,9 persen dalam sepekan. Sektor ini menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kenaikan.

Sektor ini menguat disebabkan oleh kenaikan saham GOTO sebagai leader pada sektor ini sebesar 2,5 persen.

“GOTO naik cukup signifikan setelah sempat diberitakan akan mergernya emiten ini dengan Grab yang membuat lonjakan volume dan kenaikan saham signifikan pada 4 Februari dan langsung dibantah oleh pihak emiten pada 1 hari setelahnya,” ungkap dia.

Baca juga: IHSG Merosot 5,87 Persen Selama Sepekan, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp 11.595 Triliun

Kemudian, Dimas menerangkan, dalam jangka pendek IHSG berpotensi untuk mengalami rebound yang ditunjukkan oleh rejection yang terjadi pada Jumat kemarin.

Baca Juga :  IHSG Diramal Lanjut Tancap Gas Hari Ini, Cek Rekomendasi Saham BFIN, JSMR & PTBA

“Apabila IHSG akan menguat maka MA200 weekly dan resistance historikal menjadi target penguatan IHSG yang berada di level 6.880 sampai 6.970,” ujar dia.

Kedua, ia bilang, dalam jangka menengah IHSG berpotensi untuk terus melanjutkan pelemahan yang ditunjukkan dari chart mingguannya dengan target penurunan sementara ke level support terdekat sekaligus support kunci di level 6.500 hingga 6.600.

Selain itu, investor juga perlu memperhatikan aliran dana asing yang masih konsisten keluar dari IHSG serta sinyal patah tren yang terjadi di beberapa saham konglomerasi. Sedikit catatan selama ini, saham konglomerasi juga menjadi penopang bagi pergerakan IHSG.

Lebih lanjut, Dimas menjelaskan, foreign flow merupakan salah satu indikator yang bersifat leading.

“Artinya sering terjadi ketika investor asing melakukan distribusi (outflow), dalam jangka pendek terjadi hal-hal random yang akan membuat rancu dan membuat seolah distribusi investor asing terlihat normal,” urai dia.

Apabila, indikator ini dikonfirmasi dengan teknikalnya, seperti yang terjadi pada IHSG yang baru saja breakdown dari MA200 weekly, di minggu lalu maka kedua data tersebut mengonfirmasi arah pergerakan market ke depannya.

Berita Terkait

Wall Street Kembali Menguat Usai Saham Nvidia, Apple, dan Tesla Naik
Ekonom Ini Sebut Indonesia Masuk BRICS Bukan untuk Dedolarisasi, tapi Perluas Mitra Dagang
Solana Melonjak Kembali di Atas 200 Dollar Setelah Flash Crash
Ethereum Anjlok di Bawah 2.700 Dollar Meski Ada Dukungan dari Trump
Harga Emas Antam Cetak Rekor Baru di Rp 1.650.000 Per Gram
Pemkot Medan Targetkan Penerimaan Opsen Pajak Kendaraan Bermotor dan BBNKB Rp 784 Miliar
Harga Emas Antam Hari Ini Lanjut Naik, Termurah Dibanderol Rp862.000
Hanwha Life Akuisisi 40% Saham NOBU, Rencana Merger NOBU dan Bank MNC Terancam Gagal?

Berita Terkait

Jumat, 14 Februari 2025 - 07:46 WIB

Wall Street Kembali Menguat Usai Saham Nvidia, Apple, dan Tesla Naik

Senin, 10 Februari 2025 - 10:48 WIB

Sektor Energi dan Bahan Baku Jadi “Pemberat” Laju IHSG Pekan Lalu

Senin, 10 Februari 2025 - 10:48 WIB

Ekonom Ini Sebut Indonesia Masuk BRICS Bukan untuk Dedolarisasi, tapi Perluas Mitra Dagang

Selasa, 4 Februari 2025 - 16:58 WIB

Solana Melonjak Kembali di Atas 200 Dollar Setelah Flash Crash

Selasa, 4 Februari 2025 - 16:58 WIB

Ethereum Anjlok di Bawah 2.700 Dollar Meski Ada Dukungan dari Trump

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Update Kecelakaan Truk di Sungai Segati, 4 Orang Ditemukan Tewas, 11 Masih Dicari

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:16 WIB

public-safety-and-emergencies

Pendidikan hingga Kesehatan, Ini Janji Eddy Raya untuk Warga Barsel

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB

entertainment

Sinopsis Film Suicide Squad, Misi Bunuh Diri Para Penjahat Super

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB