JUARA.NET – Pada sejarah hari ini 25 tahun yang lalu, legenda tinju Oscar Del La Hoya langsung menjadi juara dunia lagi dengan meraih 2 sabuk setelah mengalami kekalahan pertamanya.
Pada selang 1992-1999, De La Hoya sempat berjaya dengan rekor tak terkalahkan 31-0.
Petinju berjulukan Si Anak Emas itu sudah menjadi juara dunia pada 1994.
Setelah memenangi sabuk kelas bulu super WBO, sosok kelahiran 4 Februari 1973 itu kemudian juga merebut titel kelas ringan WBO dan IBF, kelas ringan super WBC, dan kelas welter WBC.
Saat berstatus sebagai juara kelas welter WBC, De La Hoya mengalami kekalahan pertamanya pada 18 September 1999.
Mencoba merebut sabuk kelas welter IBF dari Felix Trinidad, pemenang medali emas Olimpiade 1992 itu malah kehilangan titel.
Kekalahan itu menyakitkan karena dia sebetulnya sudah unggul dalam perolehan poin.
Namun, sudutnya melakukan kesalahan dengan memerintahkan De La Hoya menghindari adu pukulan di 2 ronde terakhir.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI – Liverpool Ukir Rekor Kemenangan Beruntun Terbanyak di Premier League
Trinidad malah bangkit di 2 ronde penghabisan dan mengambil kemenangan dengan keputusan mayoritas.
Oscar De La Hoya segera bangkit pada pertarungan berikutnya.
Dia mentas lagi pada sejarah hari ini, 26 Februari 2000.
Di Madison Square Garden, New York, De La Hoya yang merupakan penantang ranking 1 WBC dan WBA diadu dengan peringkat 2 WBC, Derrell Coley.
Tadinya pertarungan itu hanya memperebutkan sabuk juara kelas welter dari badan tinju yang tidak populer yakni IBA.
Laga itu juga merupakan title eliminator untuk sabuk WBC yang dipegang Trinidad.
Pemenang duel De La Hoya vs Coley direncanakan akan menjadi lawan berikutnya bagi Trinidad.
Namun, Trinidad ternyata naik ke kelas welter super dan menanggalkan sabuk kelas welter.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI – Debut UFC Gawean Dana White, Juara Pertama Divisinya Islam Makhachev Lahir
Alhasil, pemenang laga De La Hoya vs Coley jadi akan dinobatkan juga sebagai juara kelas welter WBC.
De La Hoya tidak mengalami masalah untuk memenangi pertarungan.
Dia mengontrol laga sejak awal sementara Coley mengalami kesulitan mendaratkan pukulan karena pergerakan lincah dan pertahanan rapat Si Anak Emas.
Aksi terbaik Coley hanya sebuah pukulan kanan yang sedikit menggoyahkan De La Hoya pada ronde 4.
Namun, aksi itu dibalas dengan uppercut kiri dan kombinasi pukulan yang nyaris membuat Coley tamat.
Akhirnya di ronde 7, sebuah pukulan kiri De La Hoya mendarat di tubuh Coley.
Sang lawan langsung ambruk berlutut dan tidak bisa bangkit sampai hitungan wasit selesai.
Oscar De La Hoya dinobatkan sebagai pemenang dengan KO.
Setelah mengalami kekalahan pertamanya, Si Anak Emas langsung bangkit menjadi juara dunia lagi bahkan dengan mendapatkan 2 sabuk juara.