Sederet Dampak Pemangkasan Anggaran Rp306 T di Kabinet Prabowo

- Penulis

Minggu, 9 Februari 2025 - 08:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira Adhinegar memperkirakan efisiensi anggaran dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun hingga 4,7 persen pada 2025.

Dia menjelaskan pada 2024, belanja pemerintah masih terbantu oleh pemilu dan pilkada serentak, sehingga kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai sekitar 7,7 persen, dengan pertumbuhan lebih dari 6 persen.

Namun, pada 2025, dengan adanya efisiensi anggaran di tingkat pusat dan daerah, porsi belanja pemerintah terhadap PDB diprediksi turun menjadi 5 persen, bahkan pertumbuhannya berpotensi negatif.

Di sisi lain, pemangkasan anggaran yang signifikan dapat mengancam perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, serta menghambat program-program di luar makan bergizi gratis (MBG).

“Itu artinya efisiensi bisa mengganggu tercapainya program dan juga akan membuat pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan 4,7 persen,” kata Bhima kepada RAGAMUTAMA.COM, Sabtu (8/2/2025).

1. Akselerasi ekspor juga terancam akibat pemangkasan anggaran

Baca Juga :  Cerita Wiyatno-Dodo Setelah Dilantik Presiden Prabowo Subianto

Kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto dinilai dapat berdampak pada berbagai program strategis, termasuk di sektor perdagangan dan industri.

Bhima menyebut pemangkasan anggaran drastis menyulitkan program Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan daya saing ekspor serta membuka pasar alternatif.

Menurutnya, situasi tersebut semakin kompleks di tengah meluasnya perang dagang Amerika Serikat–China jilid kedua. Dia menekankan diplomasi internasional harus lebih aktif dalam mencari peluang perdagangan baru.

“Jadi kita harus diplomasi internasionalnya juga membuka alternatif perdagangan, yaitu rapat-rapat kemudian perjalanan dinas dipangkas. Ini agak-agak sulit ya,” kata Bhima.

2. Program yang memerlukan koordinasi dengan daerah bisa terganggu

Bhima menilai efisiensi anggaran juga berisiko menghambat program hilirisasi, terutama di sektor pertanian, karena membutuhkan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda). Sementara, pemda juga terkena efisiensi.

“Untuk menjalankan hilirisasi, terutama hilirisasi produk pertanian, itu kan harus koordinasi dengan pemerintah daerah. Itu artinya efisiensi bisa mengganggu tercapainya program,” ujarnya.

Baca Juga :  Menko Polkam Bongkar Barang Selundupan Senilai Rp 4,1 Triliun dalam 100 Hari Kerja

3. Perekonomian di daerah bisa terpuruk akibat efisiensi anggaran

Dia menilai efisiensi anggaran dapat berdampak negatif pada daerah dengan kapasitas fiskal yang berbeda-beda, terutama bagi pemerintah daerah hasil pemekaran dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) terbatas.

Pemangkasan dana transfer ke daerah berpotensi memperburuk kondisi ekonomi lokal, memengaruhi nasib vendor, lapangan kerja, UMKM, dan bantuan sosial di tingkat pemerintah daerah.

Dia menambahkan, langkah efisiensi APBD juga mencederai semangat desentralisasi fiskal di era otonomi daerah. Menurutnya, pemerintah pusat seharusnya tidak terlalu ikut campur dalam instruksi pemangkasan dan efisiensi anggaran daerah.

Bhima memperingatkan dampak di daerah bisa berupa memburuknya pelayanan publik, pemangkasan tenaga honorer dan kontrak di pemerintah daerah, serta penundaan atau penghentian total proyek infrastruktur penting.

“Nah itu apakah sudah dipikirkan sebelumnya?” tambah Bhima.

Berita Terkait

Subsidi Motor Listrik Pemerintah: Moeldoko Dorong Implementasi Cepat
Purnawirawan TNI Minta Pemakzulan Jokowi: Simak Alasan Lengkapnya
Mahkamah Konstitusi Putuskan: Hujatan Online Bukan Lagi Pidana UU ITE
Konflik Rempang: Warga Tolak Klaim Pemerintah Soal Investasi dan Transmigrasi
Empat Kandidat Terkuat Calon Paus Pengganti Fransiskus
Presiden Jokowi Turut Berduka Cita atas Wafatnya Ibunda Iwan Fals, Bunda Iffet
Purnawirawan TNI Ungkap Alasan Tuntut Gibran Dicopot Sebagai Wapres?
Prabowo Subianto Beberkan Alasan Town Hall Danantara Tertutup: Teguran Keras Direksi!

Berita Terkait

Selasa, 29 April 2025 - 14:07 WIB

Subsidi Motor Listrik Pemerintah: Moeldoko Dorong Implementasi Cepat

Selasa, 29 April 2025 - 13:07 WIB

Purnawirawan TNI Minta Pemakzulan Jokowi: Simak Alasan Lengkapnya

Selasa, 29 April 2025 - 12:39 WIB

Mahkamah Konstitusi Putuskan: Hujatan Online Bukan Lagi Pidana UU ITE

Selasa, 29 April 2025 - 10:59 WIB

Konflik Rempang: Warga Tolak Klaim Pemerintah Soal Investasi dan Transmigrasi

Selasa, 29 April 2025 - 10:44 WIB

Empat Kandidat Terkuat Calon Paus Pengganti Fransiskus

Berita Terbaru