Saham Unilever (UNVR) Mandek Usai Terdepak dari Indeks MSCI Global Standard

- Penulis

Rabu, 12 Februari 2025 - 10:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA – Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) terpantau stagnan pada perdagangan hari ini, Rabu (12/2/2025), usai emiten sektor konsumer tersebut dikeluarkan dari MSCI Global Standard Index berdasarkan hasil kajian untuk periode Februari 2025.

Berdasarkan data RTI, saham UNVR terpantau mandek di level Rp1.425 per lembar pada perdagangan sesi I hari ini hingga pukul 09.30 WIB. Pada awal sesi, saham UNVR sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp1.145 dan terendah di harga Rp1.425.

Sebanyak 3,7 juta saham UNVR ditransaksikan dengan nilai Rp5,2 miliar dan frekuensi transaksi 973 kali. Price to earnings ratio (PER) UNVR berada di 15,06 kali, sedangkan price to book value (PBVR) 16,04 kali. Kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp54,36 triliun.

Baca Juga : IHSG Rawan Uji Support 6.550, Cermati Saham UNVR, PGAS hingga CLEO

Sebelumnya, MSCI mengumumkan hasil kajian indeks yang berlaku efektif usai penutupan perdagangan 28 Februari 2025. Dalam laporannya, Indonesia mengalami penurunan dalam MSCI Global Standard Index dengan tidak ada penambahan saham baru.

Berdasarkan laporan resmi MSCI yang dikutip pada Rabu (12/2/2025), tiga saham yang terdepak dari MSCI Global Standard Index adalah UNVR, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).

Baca Juga :  IHSG Berpotensi Naik Turun: Analisis Saham BSDE, SIDO, BRPT Terbaru

Baca Juga : : Pemegang Saham Unilever (UNVR) yang Memilih Melawan Arus

Meski demikian, saham INKP dan MDKA kini masuk ke dalam MSCI Global Small Cap Index bersamaan dengan saham PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO).

Ketiga saham tersebut mendepak PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL). 

Baca Juga : : Alasan Saham Unilever (UNVR) Makin Rontok Jelang Rilis Kinerja 2024

“Perubahan konstituen untuk Indeks MSCI Global Standard akan berlaku setelah penutupan perdagangan 28 Februari 2025,” tulis laporan MSCI. 

Terdepaknya Unilever Indonesia dari MSCI Global Standard Index terjadi jelang rilis laporan keuangan tahun buku 2024, yang akan digelar besok, Kamis (13/2/2025).

Unilever Indonesia Tbk. – TradingView

Sebelumnya, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan bahwa UNVR masih berada dalam tren penurunan karena belum ada sentimen positif yang mampu mendukung pergerakan sahamnya.

Di samping itu, kinerja top line dan bottom line dari emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1982 tersebut juga masih di bawah ekspektasi.

Baca Juga :  Tengok Harga Emas Antam Hari Ini Kamis (13/2/2025) Naik Rp 8.000

Hingga kuartal III/2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp27,41 triliun atau turun 10,12% year on year (YoY). Penurunan ini mengakibatkan UNVR meraih laba Rp3 triliun atau terkoreksi 28,15% YoY dari posisi Rp4,18 triliun.

“Unilever menghadapi tantangan yang cukup berat, mengingat persaingan di lini bisnisnya sangat ketat,” ucap Nafan kepada Bisnis baru-baru ini.

Menurutnya, untuk tetap kompetitif, Unilever Indonesia perlu meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam melakukan inovasi bisnis. Dengan langkah ini, Nafan berharap kinerja fundamental perusahaan dapat membaik.

Secara teknikal, Nafan melihat UNVR masih berada dalam tren penurunan. Target harga berada di level Rp1.685, dengan potensi pullback jika ada pergerakan ke atas.

Dari meja konsensus Bloomberg pekan lalu, mayoritas saham yang mengulas UNVR menyematkan peringkat jual. Sebanyak 17 dari 31 analis merekomendasikan sell, lalu 12 analis menyarankan tahan, dan 2 analis memberikan peringkat beli. 

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berita Terkait

Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih
Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!
Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan
IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?
BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?
Kapitalisasi Pasar BEI Berubah: BBCA Ungguli BREN, Analis Beri Rekomendasi Saham
IHSG Berpotensi Naik Turun: Analisis Saham BSDE, SIDO, BRPT Terbaru
Pramono Anung Rombak Bank DKI: Direktur IT Dicopot, Rebranding & IPO Disiapkan

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 10:03 WIB

Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih

Rabu, 16 April 2025 - 09:39 WIB

Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!

Rabu, 16 April 2025 - 09:35 WIB

Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan

Rabu, 16 April 2025 - 09:11 WIB

BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?

Rabu, 16 April 2025 - 08:39 WIB

Kapitalisasi Pasar BEI Berubah: BBCA Ungguli BREN, Analis Beri Rekomendasi Saham

Berita Terbaru

society-culture-and-history

9 Patung Yesus Tertinggi di Dunia: Salah Satunya Megah Berdiri di Indonesia!

Rabu, 16 Apr 2025 - 09:47 WIB