Rupiah Terlemah Sejak Krisis 1998, BI Tetap Optimis?

- Penulis

Selasa, 8 April 2025 - 23:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA — Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS belakangan ini menjadi sorotan, namun Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, memberikan pandangannya. Ia menilai bahwa level Rupiah saat ini masih berada dalam batas yang terkendali dan belum menimbulkan kekhawatiran berlebihan.

Seperti yang diketahui, Rupiah mengalami tren penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan hari Selasa, 8 April 2025, mata uang Garuda ini kembali ditutup melemah, mencapai level Rp16.891 per Dolar AS. Sebelumnya, sejumlah analis telah memperkirakan bahwa Rupiah berpotensi bergerak menuju kisaran Rp17.000 per Dolar AS.

“Enggak [mengkhawatirkan]. Sudah bagus,” ungkap Juda Agung kepada awak media di sela-sela acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI yang berlangsung di Menara Mandiri, Jakarta, pada hari Selasa (8/4/2025).

: Rupiah dan IHSG Kompak Nyungsep, Luhut: Tidak Perlu Panik Berlebihan

Lebih lanjut, Juda Agung juga menyatakan bahwa pihaknya belum melihat adanya dampak signifikan dari pelemahan Rupiah terhadap utang korporasi Indonesia yang denominasi Dolar AS.

Baca Juga :  Bank Mandiri Perkuat Ekosistem Wholesale dan Ekspansi Kredit Berkelanjutan pada 2024

Menurutnya, Indonesia telah mengambil langkah-langkah antisipatif, termasuk penerapan strategi hedging. Hedging merupakan upaya untuk melindungi nilai aset atau kewajiban dari potensi fluktuasi harga yang tidak diinginkan oleh pasar.

: : Rupiah Merosot 4,49% terhadap Dolar AS Sepanjang 2025, Paling Jeblok di Asia

“Kita kan sudah ada kewajiban hedging dan sebagainya korporasi,” jelas Deputi Gubernur BI yang menjabat sejak tahun 2021 tersebut.

Di sisi lain, Juda Agung tetap optimistis dengan kondisi Rupiah saat ini dan dampaknya terhadap inflasi. Ia menegaskan bahwa tingkat inflasi masih berada dalam kendali.

: : Strategi Bank Jaga Likuiditas Valas di Masa Gelap Rupiah

“Masih rendah terkendali,” imbuhnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, pada penutupan perdagangan Selasa (8/4/2025), nilai tukar Rupiah berada di level Rp16.891 per Dolar AS. Rupiah tercatat sebagai mata uang yang mengalami penurunan terdalam secara (year to date/YtD) dibandingkan dengan mata uang negara-negara Asia lainnya.

Baca Juga :  Saham Unilever Indonesia Semakin Tertekan pada Penutupan Bursa Akhir Pekan

Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa Rupiah ditutup melemah sebesar 69,5 poin atau 0,41% ke level Rp16.891 per Dolar AS. Dengan demikian, Rupiah telah mengalami pelemahan sebesar 4,49% sepanjang tahun 2025.

Secara kumulatif sejak awal tahun, Rupiah menjadi mata uang di kawasan Asia yang penurunannya paling signifikan terhadap Dolar AS.

Menurut catatan Bloomberg, selain Rupiah, Baht Thailand juga mengalami penurunan sebesar 1,34% (YtD). Sementara itu, mata uang lain seperti Rupee India turun tipis 0,66%, Yuan China -0,52%, Ringgit Malaysia turun 0,38%, dan Dolar Taiwan turun 0,67% sepanjang tahun berjalan 2025.

Pelemahan Rupiah, serta beberapa mata uang asing lainnya terhadap Dolar AS, turut dipengaruhi oleh sentimen terkait kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Donald Trump. Indonesia terkena dampak tarif impor sebesar 32%.

Track all markets on TradingView

Berita Terkait

Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih
Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!
Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan
IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?
BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?
Kapitalisasi Pasar BEI Berubah: BBCA Ungguli BREN, Analis Beri Rekomendasi Saham
IHSG Berpotensi Naik Turun: Analisis Saham BSDE, SIDO, BRPT Terbaru
Pramono Anung Rombak Bank DKI: Direktur IT Dicopot, Rebranding & IPO Disiapkan

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 10:03 WIB

Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih

Rabu, 16 April 2025 - 09:39 WIB

Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!

Rabu, 16 April 2025 - 09:35 WIB

Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan

Rabu, 16 April 2025 - 09:11 WIB

BUMN: Penopang Utama dan Daya Tarik Investasi Pasar Saham?

Rabu, 16 April 2025 - 08:39 WIB

Kapitalisasi Pasar BEI Berubah: BBCA Ungguli BREN, Analis Beri Rekomendasi Saham

Berita Terbaru

society-culture-and-history

9 Patung Yesus Tertinggi di Dunia: Salah Satunya Megah Berdiri di Indonesia!

Rabu, 16 Apr 2025 - 09:47 WIB