KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah terpantau menguat pada perdagangan awal pekan ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (21/2).
Mengutip Bloomberg pukul 09.15 WIB, rupiah pasar spot pada posisi Rp 16.313 per dolar AS atau menguat 0,15% dari posisi sebelumnya Rp 16.338 per dolar AS.
Penguatan ini sesuai dengan prediksi analis yang ditulis Kontan Sebelumnya. Pada Jumat (21/2) rupiah spot menguat 0,15% ke Rp 16.313 per dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Rupiah Berpeluang Menguat Terbatas di Awal Pekan, Senin (24/2)
Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,26% ke Rp 16.300 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan, awal pekan ini belum banyak data yang signifikan.
“Dengan harapan tak adanya catatan yang muncul lagi soal tarif Donald Trump, maka rupiah bisa terapresiasi,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (21/2).
Meski begitu, penguatan rupiah cenderung terbatas menjelang implementasi devisa hasil ekspor (DHE) yang akan mendorong kehati-hatian dalam ekspor.
Pendorong lain adalah potensi arus dana asing yang akan masuk ke dalam negeri, menyusul pergerakan yield yang masih melandai.
Baca Juga: Kurs Rupiah Hari Ini Berpeluang Menguat Terbatas
Pengamat mata uang. Ibrahim Assuaibi menambahkan, pasar merespons positif pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan meluncurkan BPI Danantara.
Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif cenderung menguat di rentang Rp 16.280–Rp 16.320 per dolar AS. Lalu Fikri memproyeksikan, rupiah ada di kisaran Rp 16.200–Rp 16.350 per dolar AS.