Rupiah dan Mata Uang Asia Berpotensi Menguat: Analisis Sentimen Pasar Terbaru

- Penulis

Jumat, 4 April 2025 - 18:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Dalam dinamika pasar valuta asing selama sepekan terakhir, sebagian besar mata uang di kawasan Asia menunjukkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pemicunya adalah meningkatnya kekhawatiran akan potensi resesi yang membayangi ekonomi AS.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Trading Economics, pasangan mata uang USD/JPY mencatatkan penurunan terdalam, yakni sebesar 2,7% selama sepekan hingga Jumat (4/4) pukul 17.22 WIB. Menyusul di belakangnya, USD/KRW mengalami penurunan sebesar 1,59%, dan USD/INR menyusut sebesar 0,43% dalam periode yang sama.

Analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyampaikan bahwa secara fundamental, mata uang Asia sebenarnya mengalami pelemahan. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan, indeks dolar (DXY) juga mengalami penurunan signifikan sebesar 1,47% dalam sepekan, sehingga secara relatif mata uang Asia terlihat mengalami apresiasi.

Lukman menjelaskan lebih lanjut bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump pada dasarnya memberikan tekanan pada mata uang, terutama di kawasan Asia dan negara-negara Emerging Market. “Namun, yang juga menjadi faktor penting saat ini adalah penurunan nilai dolar AS yang dipicu oleh kekhawatiran resesi yang semakin kuat di AS. Hal ini mendorong banyak investor asing untuk keluar dari pasar AS, melepaskan kepemilikan saham dan aset dalam denominasi dolar AS,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (4/4).

Baca Juga :  Kinerja Vale Indonesia (INCO) Diproyeksi Positif di 2025, Cermati Rekomendasi Analis

Dampak Tarif Baru Donald Trump, Triliunan Dolar Hilang di Pasar Saham AS

Sementara itu, mata uang JPY turut mendapatkan dukungan dari meningkatnya permintaan akan aset safe haven di tengah ketidakpastian global dan ancaman resesi. Di sisi lain, KRW didukung oleh ekspektasi pemulihan kondisi politik di Korea Selatan setelah keputusan pengadilan terkait pemakzulan Yoon Suk Yeol.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, berpendapat bahwa kebijakan tarif Trump meningkatkan kekhawatiran terhadap kondisi sektor riil AS. Menurutnya, dengan penerapan kenaikan tarif, negara-negara yang memiliki hubungan perdagangan dengan AS akan mencari mitra dagang baru, yang pada akhirnya akan menekan nilai dolar AS.

Baca Juga :  Saham AS Terjun Bebas: Dampak Tarif Trump Terparah Sejak Pandemi

“Asia memiliki hubungan perdagangan yang lebih kuat, dan regionalisasi di Asia juga lebih maju dibandingkan kawasan lain. Hal ini kemungkinan akan segera dimanfaatkan oleh negara-negara Asia,” ujar Fikri.

Ke depannya, Lukman menambahkan, pergerakan mata uang Asia akan sangat bergantung pada perkembangan lebih lanjut, termasuk potensi tindakan balasan terhadap AS.

“Namun, satu hal yang pasti adalah volatilitas akan meningkat. Sentimen risk off masih akan mendominasi pasar, sehingga akan sulit bagi mata uang Asia untuk melanjutkan penguatan, kecuali Yen yang masih berpotensi didukung oleh permintaan sebagai aset safe haven,” pungkas Lukman.

Indeks Dolar AS Melemah, Mata Uang Safe Haven Melonjak

Berita Terkait

Bandara Changi Kembali Nomor Satu: Daftar Lengkap Bandara Terbaik Dunia 2025
Tips Jitu: Beli Emas Antam Online, Stok Aman & Tanpa Antre!
PTPP: Usulan BUMN Karya Tidak Bagi Dividen 2024, Mengapa?
OBAT Bagi Dividen Jumbo: 100% Laba Bersih Mengalir ke Pemegang Saham
Tarif Trump Ancam Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan Bisa Terpangkas 0,5 Persen, Kata Menkeu
The Fed Isyaratkan Suku Bunga Stabil: Dampak Kebijakan Tarif Trump?
ANTM: Kinerja Cemerlang & Rekomendasi Saham Terbaru untuk Investor
IHSG Melesat: Asing Lepas Saham Rp 751 Miliar, Ini Daftar Jual Terbesar!

Berita Terkait

Jumat, 11 April 2025 - 05:44 WIB

Bandara Changi Kembali Nomor Satu: Daftar Lengkap Bandara Terbaik Dunia 2025

Jumat, 11 April 2025 - 05:23 WIB

Tips Jitu: Beli Emas Antam Online, Stok Aman & Tanpa Antre!

Jumat, 11 April 2025 - 03:19 WIB

PTPP: Usulan BUMN Karya Tidak Bagi Dividen 2024, Mengapa?

Jumat, 11 April 2025 - 02:51 WIB

OBAT Bagi Dividen Jumbo: 100% Laba Bersih Mengalir ke Pemegang Saham

Jumat, 11 April 2025 - 01:47 WIB

Tarif Trump Ancam Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan Bisa Terpangkas 0,5 Persen, Kata Menkeu

Berita Terbaru

finance

Tips Jitu: Beli Emas Antam Online, Stok Aman & Tanpa Antre!

Jumat, 11 Apr 2025 - 05:23 WIB

Uncategorized

Changi Airport Kembali Jadi Bandara Terbaik Dunia Tahun 2025!

Jumat, 11 Apr 2025 - 05:20 WIB