“`html
Ragamutama.com, JAKARTA — Bagaimana sebenarnya performa indeks IDX High Dividend 20, sebuah tolok ukur bagi saham-saham perusahaan yang rutin membagikan dividen, pada kuartal pertama tahun 2025? Meskipun kinerja di awal tahun kurang menggembirakan, muncul pertanyaan menarik: bagaimana prospek indeks ini, serta saham-saham yang menjadi anggotanya, terutama menjelang momen pembagian dividen (THR dividen) setelah periode libur Lebaran?
Menurut data yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks IDX High Dividend 20 menunjukkan sedikit pemulihan dengan kenaikan sebesar 0,56%, mencapai level 468,17 pada hari perdagangan terakhir sebelum libur Lebaran, yaitu Kamis (27/3/2025).
Namun, secara keseluruhan, kinerja IDX High Dividend 20 masih menunjukkan penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 8,55% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau selama kuartal I/2025.
: Siap-Siap Hilal Dividen ITMG Setelah Libur Lebaran 2025
Tidak hanya indeksnya, kinerja saham-saham yang menjadi bagian dari IDX High Dividend 20 juga terpantau kurang memuaskan. Harga saham dari bank-bank besar (bank jumbo) yang juga termasuk dalam indeks ini secara umum mengalami penurunan sepanjang kuartal I/2025.
Sebagai contoh, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mengalami penurunan sebesar 0,74% ytd, terhitung sejak hari perdagangan pertama tahun 2025 hingga hari perdagangan sebelum libur Lebaran, 27 Maret 2025.
: : Dari BBRI Cs hingga EXCL, Simak Jadwal Tebaran Dividen Usai Lebaran
Selanjutnya, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) tercatat turun 2,53% ytd, dan harga saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) merosot lebih dalam, yaitu sebesar 8,77% ytd. Sementara itu, harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengalami penurunan paling signifikan, mencapai 12,14% ytd.
Di sektor lain, harga saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) juga mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar 24,07% ytd. Bahkan, harga saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengalami penurunan yang lebih besar lagi, yaitu sebesar 32,89% ytd.
: : Patok Rasio hingga 55%, Intip Estimasi Dividen Kalbe Farma (KLBF)
Meskipun kinerja di awal tahun kurang memuaskan, IDX High Dividend 20 berpotensi mendapatkan dorongan positif dari momentum pembagian dividen yang biasanya terjadi pada kuartal II/2025 setelah libur Lebaran. Beberapa perusahaan yang menjadi konstituen indeks ini bahkan telah mempersiapkan jadwal pembagian dividen mereka.
Sebagai contoh, BMRI telah memutuskan untuk membagikan dividen dengan total nilai Rp43,5 triliun atau Rp466,18 per saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Jika dibandingkan dengan total laba bersih perusahaan sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp55,78 triliun, maka besaran dividen ini setara dengan 78% dari laba perseroan.
Selain itu, BBCA juga telah menetapkan untuk membagikan dividen sebesar Rp300 per saham atau dengan total nilai Rp36,98 triliun untuk tahun buku 2024.
BCA sendiri melaporkan perolehan laba bersih sepanjang tahun 2024 sebesar Rp54,8 triliun. Angka ini mengindikasikan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) sebesar 67,4% untuk tahun buku 2024.
Kemudian, BBRI juga memutuskan untuk membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp51,74 triliun atau setara dengan Rp343,40 per saham.
Laba bersih yang berhasil diraih oleh BRI sepanjang tahun lalu mencapai Rp60,64 triliun. Jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2024, maka besaran rasio dividen yang dibagikan adalah sebesar 85,32%.
Tidak ketinggalan, BBNI juga telah memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp13,95 triliun dalam RUPST. Nilai dividen untuk tahun buku 2024 yang ditebar oleh BNI setara dengan Rp374,05 per saham.
BNI sendiri berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp21,46 triliun pada tahun 2024, sehingga total dividen yang dibagikan setara dengan 65% dari laba perseroan.
Semua bank besar tersebut telah menjadwalkan pembagian dividen pada bulan ini, setelah periode libur Lebaran. BBCA bahkan telah melaksanakan cum date pada akhir bulan lalu.
Cum date, yang merupakan singkatan dari cumulative date, adalah tanggal penting bagi investor yang berhak menerima dividen dari sebuah emiten. Jika pembelian saham dilakukan setelah tanggal cum date, investor tidak akan memiliki hak untuk menerima dividen. Sementara itu, pembagian dividen kepada para pemegang saham BBCA dijadwalkan akan dilakukan pada tanggal 11 April 2025.
Selanjutnya, BBRI, BMRI, dan BBNI juga telah menjadwalkan cum date hingga tanggal pembayaran dividen pada bulan ini.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, berpendapat bahwa dividen yang dibagikan oleh emiten-emiten tersebut tergolong menarik karena menghasilkan imbal hasil yang cukup besar. Contohnya, BMRI yang memiliki yield dividend hampir mencapai 10%.
“Hal ini tentu akan memberikan daya tarik dan meningkatkan demand,” ujarnya beberapa waktu lalu. Dalam jangka pendek, pasar saham diperkirakan akan merespons positif terhadap pembagian dividen dari emiten-emiten bank besar tersebut.
Namun, dalam jangka menengah, faktor valuasi perusahaan akan lebih dipengaruhi oleh kinerja bisnisnya dibandingkan dengan aksi korporasi seperti pembagian dividen.
“Artinya, pasar akan lebih merespons positif saham perusahaan tersebut ketika fundamental bisnisnya menunjukkan pertumbuhan. Sedangkan corporate action yang berhubungan dengan nilai saham akan lebih relevan untuk pergerakan atau sentimen jangka pendek,” jelas Dimas.
Pada awal tahun ini, BEI telah melakukan penyesuaian terhadap daftar konstituen indeks yang terdiri dari emiten-emiten yang rutin membagikan dividen. Terdapat tujuh saham yang masuk sebagai anggota baru dalam IDX High Dividend 20 untuk periode 5 Februari 2025 hingga 6 Februari 2026.
Ketujuh anggota baru tersebut adalah PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES), PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), PT Bank CIMB-Niaga Tbk. (BNGA), PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), dan PT Perusahaan Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO).
Di sisi lain, tujuh saham yang dikeluarkan dari IDX High Dividend 20 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA).
Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman, menekankan bahwa investor perlu memperhatikan konsistensi pembayaran dividen emiten dalam beberapa tahun terakhir ketika mempertimbangkan untuk membeli saham-saham yang tergabung dalam IDX High Dividend 20.
“Selain itu, kepastian dari sisi bisnis perusahaan yang tergolong cukup stabil dalam beberapa tahun mendatang juga bisa menjadi perhatian investor,” kata Fath beberapa waktu lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
“`