RAGAMUTAMA.COM – Fenomena pencurian paket di teras rumah di Amerika Serikat semakin meresahkan. Baru-baru ini, pihak berwenang berhasil mengungkap jaringan kriminal canggih yang berhasil mencuri ribuan unit iPhone dari paket-paket pengiriman semuanya dilakukan dengan bantuan teknologi dan jaringan orang dalam.
Kisah ini bermula dari pengintaian sebuah toko reparasi ponsel bernama Wyckoff Wireless di Brooklyn, New York. Toko tersebut tampak biasa, namun siapa sangka ternyata menjadi titik distribusi ribuan unit iPhone hasil curian.
Pada Desember 2024, agen federal mulai mencurigai aktivitas mencurigakan saat tiga pria menyerahkan tas di toko tersebut dalam waktu berbeda—dan tak lama kemudian, mereka keluar tanpa membawa apa pun.
Setelah pengintaian berbulan-bulan, polisi menggerebek toko tersebut pada Februari 2025. Hasilnya mencengangkan: terungkap bahwa toko ini merupakan bagian dari sindikat pencurian terorganisir yang menargetkan paket iPhone dari jasa pengiriman seperti FedEx.
Lantas, bagaimana pelaku mengetahui bahwa isi paket adalah iPhone?
Investigasi mendalam menemukan bahwa pelaku menggunakan perangkat lunak pelacak berbasis data lokasi untuk memantau pergerakan truk pengiriman FedEx.
Bahkan lebih dari itu, mereka menyuap sejumlah staf toko resmi seperti AT&T untuk mendapatkan informasi detail pelanggan, termasuk nama, alamat, dan nomor pesanan.
Salah satu pelaku utama, Demetrio Reyes Martinez alias “CookieNd”, diketahui tinggal di Republik Dominika. Ia menulis software khusus untuk membobol sistem pelacakan FedEx dan bahkan menjualnya melalui Telegram, lengkap dengan panduan penggunaannya.
Sementara itu, staf toko AT&T di New Jersey bernama Alejandro Castillo tertangkap tangan membocorkan informasi pelanggan ke sindikat. Ia menerima bayaran hingga USD 2.500 untuk setiap data yang dibagikan, dan aktif merekrut karyawan lain untuk ikut serta.
Modus pencurian dilakukan dengan sangat cepat. Saat truk FedEx menurunkan paket iPhone di depan rumah tanpa tanda tangan (kebijakan khusus AT&T), anggota sindikat akan segera mengambil paket itu hanya dalam hitungan menit. Beberapa aksi terekam kamera keamanan rumah, memperlihatkan betapa terorganisir dan cepatnya pencuri dalam beraksi.
Berbeda dengan operator seperti Verizon dan T-Mobile yang meminta tanda tangan penerima, AT&T tidak memberlakukan kebijakan tersebut—hal ini dimanfaatkan sebagai celah oleh sindikat.
Joel Suriel, pemilik Wyckoff Wireless, ditangkap dan mengaku bersalah karena terlibat dalam distribusi iPhone hasil curian. Ia terbukti terlibat dalam skema pembelian smartphone ilegal menggunakan kartu kredit pelanggan.
Menurut pernyataan dari Kejaksaan AS di New Jersey, ratusan iPhone yang dicuri ini tidak hanya digunakan di dalam negeri, tetapi juga diselundupkan ke luar negeri untuk dijual di pasar gelap.
FedEx dan AT&T saat ini tengah bekerja sama dengan FBI, Departemen Keamanan Dalam Negeri, hingga otoritas di Republik Dominika untuk membongkar jaringan lintas negara ini. Mereka juga mulai menerapkan prosedur baru guna meningkatkan keamanan pengiriman, seperti memperketat konfirmasi penerima dan meningkatkan pelatihan staf.
“Dengan adanya metode kejahatan yang makin canggih, kami menyesuaikan sistem kami untuk melindungi pengemudi dan paket,” ujar juru bicara FedEx.
AT&T juga menambahkan fitur keamanan bagi pelanggan, memungkinkan mereka memilih metode pengiriman yang lebih aman agar paket tidak mudah dicuri.
Insiden ini bukan satu-satunya. Kamera keamanan di berbagai negara bagian seperti New York, Pennsylvania, Georgia, hingga Florida menunjukkan maraknya kasus serupa.
Modusnya hampir sama: pelaku mengambil paket dalam hitungan menit setelah ditinggalkan di depan rumah.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kejahatan siber dan pencurian fisik kini saling terhubung melalui teknologi dan kerja sama jaringan yang kompleks.