Ragamutama.com, Banyuwangi – Libur Lebaran tahun 2025 menjadi momentum peningkatan kunjungan wisata. Tercatat, sebanyak 9.383 wisatawan terpikat pesona Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) selama periode libur panjang. Data dari otoritas TNAP menunjukkan lonjakan kunjungan ini terhitung mulai 28 Maret 2025 hingga 8 April 2025.
Secara geografis, TNAP menempati posisi istimewa di ujung timur Pulau Jawa, membentang di wilayah pesisir selatan. Dari segi administratif, kawasan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Untuk mencapai keindahan taman nasional ini, pengunjung dapat memilih salah satu dari empat pintu masuk yang tersedia. Tiga di antaranya berada di Kecamatan Tegaldlimo, yaitu Rowobendo, Plengkung, dan Kucur/Jatipapak. Sementara itu, akses dari Kecamatan Purwoharjo adalah melalui Bedul. “Namun, saat ini tidak ada lagi penarikan tiket masuk dari jalur Bedul,” jelas Farikhin Yanurefa, petugas TNAP, kepada Tempo pada hari Sabtu, 12 April 2025.
Perjalanan menuju Taman Nasional Alas Purwo dapat ditempuh dari pusat Kabupaten Banyuwangi atau Kabupaten Jember. Estimasi waktu tempuh dari Kota Banyuwangi sekitar 1,5 hingga 2 jam. Sedangkan dari Jember, perjalanan memakan waktu kurang lebih 3 jam.
Farikhin mengungkapkan bahwa taman nasional ini menyimpan beragam lokasi objek dan daya tarik wisata, termasuk sejumlah pantai dengan karakteristik unik. Di antaranya adalah Pantai Plengkung yang legendaris, Pantai Triangulasi yang menawan, Pantai Pancur yang tenang, Pantai Ngagelan yang alami, serta Pantai Parang Ireng yang eksotis. “Pantai Pancur dan Parang Ireng letaknya berdekatan,” imbuh Farikhin.
Salah satu dari pantai tersebut, yaitu Pantai Plengkung, dikenal memiliki ombak yang sangat ideal untuk aktivitas berselancar. Selain itu, terdapat juga pantai yang menjadi lokasi penting bagi peneluran penyu, pantai berpasir putih yang menawan, serta keindahan terumbu karang. Tak ketinggalan, sebuah laguna menjadi tempat persinggahan bagi berbagai jenis burung migran pada musim-musim tertentu.
Taman Nasional Alas Purwo adalah kawasan hutan yang mempertahankan berbagai tipe ekosistem yang relatif utuh di Pulau Jawa. Keunikan ini tercermin dari keberagaman ekosistem yang ada, mulai dari pantai (hutan pantai) hingga hutan hujan dataran rendah, hutan mangrove, hutan bambu, savana buatan, dan hutan tanaman.
Keanekaragaman hayati flora dan fauna
Tingkat keanekaragaman jenis flora darat di Taman Nasional Alas Purwo tergolong sangat tinggi. Tercatat lebih dari 700 jenis tumbuhan, mulai dari tumbuhan tingkat bawah hingga pohon-pohon raksasa, yang mewakili berbagai tipe atau formasi vegetasi. Tumbuhan khas yang menjadi ikon taman nasional ini adalah Sawo Kecik (Manilkara kauki), serta jenis yang dilindungi, yaitu Sadeng (Livistoma rotundifolia).
Selain kekayaan flora, Taman Nasional Alas Purwo juga merupakan rumah bagi beragam jenis fauna daratan, yang meliputi kelas mamalia, aves (burung), dan herpetofauna (reptil dan amfibi). Hingga saat ini, telah teridentifikasi 45 jenis mamalia yang sering terlihat di kawasan taman nasional. Beberapa di antaranya adalah Banteng (Bos javanicus), Rusa Timor (Rusa timorensis), Ajag (Cuon alpinus), Babi Hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), Lutung Budeng (Tracypithecus auratus), dan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).
Sementara itu, untuk kelompok aves, telah teridentifikasi lebih dari 250 jenis burung. Di antaranya adalah Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus leucogaster), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), Ayam Hutan Hijau (Galus varius), Ayam Hutan Merah (Gallus gallus), Kuntul Kecil (Egreta garzeta), Rangkong Badak (Buceros rhinoceros), Merak Hijau Jawa (Pavo muticus muticus), Dara Laut Jambul (Sterna bergii), dan Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris).
Herpetofauna, yang terdiri dari kelas amfibi dan reptil, memiliki keragaman yang signifikan, dengan teridentifikasi 70 jenis, yaitu 17 jenis amfibi dan 53 jenis reptil. Di antara jenis-jenis yang ditemukan, terdapat 7 jenis reptil yang dilindungi, yaitu Penyu Lekang/ Abu-Abu (Lepidochelys olivacea), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Biawak Abu-Abu (Varanus nebulosus), Ular Sanca Bodo (Python bivittatus), dan Buaya Muara (Crocodylus porosus).
Pilihan editor: 7 Pesona Memukau Alas Purwo di Banyuwangi: Mengungkap Sejarah dan Akses Menuju Surga Tersembunyi