Ragamutama.com Optimisme tinggi diusung oleh Ko Hee-jin, pelatih Daejeon JungKwanJang Red Sparks, atas kedatangan amunisi baru yang direkrut melalui Draft Kuota Asia Liga Voli Korea.
Setelah upaya mempertahankan Megawati Hangestri Pertiwi menemui jalan buntu, Ko Hee-jin terpaksa merancang strategi baru untuk timnya.
Megawati memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya untuk yang ketiga kalinya bersama Red Sparks. Keputusan ini diambil demi fokus pada urusan keluarga, sekaligus mengakhiri perjuangan mengejar gelar juara bersama tim tersebut.
Kontribusi signifikan Megatron tak terbantahkan. Ia memegang peran krusial dalam tim, memimpin dalam statistik rasio serangan sukses, dan menduduki peringkat ketiga dalam daftar top skor musim lalu.
Red Sparks nyaris mewujudkan impian menjadi juara, meskipun diterpa badai cedera pemain.
Sayangnya, dalam babak final yang mendebarkan, Red Force harus mengakui keunggulan Incheon Heungkuk Life Pink Spiders.
Hasil Draft Kuota Asia Liga Voli Korea – Red Sparks Pilih Sahabat Megawati, Yolla Yuliana Gagal Dipilih
Keputusan berani Ko Hee-jin memilih Megawati sebagai opposite tiga tahun lalu dalam Draft terbukti menjadi langkah yang sangat menguntungkan.
Umumnya, posisi ujung tombak serangan di Liga Voli Korea diisi oleh pemain asing dari benua lain.
Namun, setelah kepergian Megawati, Ko Hee-jin mengambil arah yang berbeda dengan merekrut pemain berposisi outside hitter dari Draft Kuota Asia Liga Voli Korea.
Wipawee Srithong, hitter asal Thailand yang dalam dua musim terakhir menjadi pemain kunci bagi tim papan atas Suwon Hyundai E&C Hillstate, menjadi pilihan Ko Hee-jin.
Berbeda dengan Megawati, pemain timnas Thailand ini memiliki keunggulan dalam pertahanan.
Musim lalu, Wipawee menduduki peringkat keenam dalam statistik penerimaan bola, mengungguli dua hitter utama Red Sparks, Vanja Bukilic dan Pyo Seung-ju.
Meskipun memiliki postur yang relatif pendek, yaitu 174cm, Wipawee juga dapat diandalkan untuk membantu serangan dari sisi sayap.
Sebenarnya, Ko Hee-jin memiliki opsi untuk mengandalkan opposite dari Asia, seperti yang dilakukannya sebelumnya.
Pilihan yang menjanjikan adalah Nguyen Thi Bich Thuyen, spiker andalan timnas Vietnam yang performanya meroket sejak tahun lalu.
Nguyen seringkali menjadi top skor dalam berbagai ajang, seperti AVC Challenge Cup 2024, FIVB Challenger Cup 2024, SEA V League 2024, hingga AVC Club Championship 2024.
Saat berhadapan dengan Megawati di SEA V League, pemain yang dijuluki Aprilia Manganang dari Vietnam karena kemiripan fisiknya itu juga unggul dalam statistik.
Nguyen mencatatkan total 140 poin, sementara Megawati mengumpulkan 122 poin. Mega menjadi top skor pada leg kedua, sedangkan Nguyen meraihnya pada leg pertama.
Pada akhirnya, Nguyen tidak terpilih dalam Draft Kuota Asia tahun ini, meskipun potensinya mendapat sorotan dari media Korea Selatan.
Sebagian besar tim lebih memilih pemain yang memiliki pengalaman bermain di Liga Voli Korea. Dari tujuh pemain yang terpilih, hanya dua yang merupakan wajah baru.
“Wipawee telah membuktikan kualitasnya dalam bola voli. Kami memilih pemain terbaik sesuai dengan urutan pilihan kami,” ujar Ko Hee-jin, seperti yang dikutip dari Yonhap News Agency.
Red Sparks terbilang kurang beruntung karena mendapatkan urutan terakhir dalam pemilihan.
Namun, ketersediaan Wipawee menjadi berkah tersembunyi, karena cedera lutut serius yang dialaminya membuatnya bukan menjadi prioritas utama, bahkan bagi mantan klubnya, Hyundai Hillstate.
Ko Hee-jin kembali mengambil risiko, karena Wipawee masih dalam masa pemulihan sejak mengalami cedera saat melawan Red Sparks pada Februari lalu.
Wipawee sendiri belum bisa memastikan apakah ia dapat tampil pada pertandingan pertama Liga Voli Korea musim depan.
“Masa rehabilitasi dapat berubah tergantung pada keinginan pemain dan kemampuan dari para pelatih,” kata Ko Hee-jin.
“Jika dia berusaha keras, dia dapat memperpendek masa pemulihannya dan secara ajaib menunjukkan hasil yang bagus,” harapnya.
Sejauh ini, Ko Hee-jin cukup berhasil dalam memilih pemain, meskipun keputusannya seringkali membuat publik bertanya-tanya karena di luar prediksi.
Setelah sukses dengan Megawati, keputusan Ko Hee-jin semakin mengejutkan pada musim lalu dengan mengambil dua pemain asing berposisi opposite, yaitu Megawati dan Bukilic.
Meskipun menimbulkan keraguan, strategi dua meriam kembar asing ala Ko Hee-jin berhasil membawa tim hampir meraih trofi Liga Voli Korea.
Pertanyaannya, strategi apa yang akan diterapkan Ko Hee-jin kali ini?
Megawati Kemungkinan Sulit Kembali ke Red Sparks Setelah Kepergiannya, Ko Hee-jin Berharap Aturan Pemain Asing Liga Voli Korea Dapat Diubah