Ray Dalio Ungkap Kekhawatiran Krisis Ekonomi Lebih Dalam dari Resesi

- Penulis

Selasa, 15 April 2025 - 23:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Ray Dalio, seorang tokoh terkemuka di dunia investasi, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai ancaman yang jauh lebih serius daripada sekadar resesi ekonomi. Menurutnya, kebijakan ekonomi dan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump berpotensi menggoyahkan stabilitas tatanan global secara signifikan.

“Saat ini, kita berada di persimpangan jalan yang kritis dan sangat dekat dengan ambang resesi,” ujar Dalio dalam sebuah wawancara dengan program Meet the Press pada hari Minggu, 13 April 2025.

Ia menekankan bahwa situasi ini dapat berkembang menjadi krisis yang lebih dalam jika tidak dikelola dengan kehati-hatian dan kebijaksanaan. Kekhawatiran Dalio melampaui sekadar resesi, mencakup potensi keruntuhan sistem keuangan secara menyeluruh. Hal ini, menurutnya, dapat terjadi jika eskalasi perang dagang terus memperburuk tekanan ekonomi yang sudah ada.

Seperti yang dilaporkan oleh CNBC Internasional pada hari Selasa, 15 April, Dalio mengidentifikasi lima kekuatan utama yang membentuk jalannya sejarah: faktor ekonomi, konflik politik internal, dinamika tatanan internasional, kemajuan teknologi, dan bencana alam. Ia mengakui bahwa kebijakan tarif yang diterapkan Trump mungkin memiliki tujuan yang masuk akal, namun implementasinya menimbulkan gangguan signifikan.

Profil dan Kekayaan Ray Dalio yang Dikabarkan Jadi Dewas Danantara

Profil dan Kekayaan Ray Dalio yang Dikabarkan Jadi Dewas Danantara

1. Dalio menilai sistem moneter dan tatanan dunia berada di ambang keruntuhan

Dalio menegaskan bahwa kondisi saat ini bukanlah sekadar perlambatan ekonomi biasa. Ia berpendapat bahwa sistem moneter global yang didominasi oleh dolar Amerika Serikat mulai menunjukkan tanda-tanda keruntuhan, seiring dengan instabilitas dalam struktur politik domestik dan internasional.

Baca Juga :  Khairussaleh Ramli Kembali Pimpin Maybank Indonesia Sebagai Presiden Komisaris

“Periode ini sangat mengingatkan kita pada tahun 1930-an,” kata Dalio, sebagaimana dikutip dari Fox Business pada hari Selasa, 15 April.

Ia menarik paralel antara gejolak ekonomi dan politik saat ini dengan periode sebelum Perang Dunia II, ketika kekuatan-kekuatan baru mulai menantang dominasi kekuatan-kekuatan yang mapan. Dalio memperingatkan bahwa jika situasi ini tidak dikelola dengan bijak dan diplomasi, dunia berisiko kembali ke kondisi kekacauan dan ketidakstabilan seperti yang terjadi di masa lalu.

Dalio juga membahas pergeseran dari pendekatan multilateralisme menuju unilateralisme dalam hubungan internasional, yang menurutnya dapat memicu konflik yang lebih besar. Ia mengamati bahwa tatanan pasca-perang yang telah menjaga stabilitas global selama beberapa dekade mulai mengalami erosi akibat munculnya kekuatan-kekuatan baru yang menuntut perubahan dalam sistem global.

2. Defisit anggaran AS dipandang sebagai titik kritis yang mengancam stabilitas

Kondisi fiskal Amerika Serikat juga menjadi fokus perhatian utama Dalio dalam wawancara tersebut. Ia menyoroti bahwa defisit anggaran federal diperkirakan akan membengkak hingga mencapai 7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) jika tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan pajak dan pengeluaran. Ia merekomendasikan agar defisit dikurangi menjadi sekitar 3 persen dari PDB.

“Jika mereka tidak mengambil tindakan, kita akan menghadapi masalah permintaan dan penawaran utang secara bersamaan dengan masalah-masalah lainnya, dan dampaknya akan jauh lebih parah daripada sekadar resesi biasa,” jelas Dalio dalam program Meet the Press.

Menurut Dalio, jika defisit tidak dikendalikan dengan efektif, suku bunga utang nasional dapat melonjak secara signifikan, memperburuk tantangan fiskal yang dihadapi negara. Ia mendorong anggota Kongres untuk bekerja sama lintas partai guna menstabilkan defisit anggaran, seperti yang pernah dilakukan pada tahun 1990-an ketika pemerintah federal mencatat surplus anggaran.

Baca Juga :  Cek Sekarang: Update Ketersediaan Stok Emas Antam Hari Ini!

Ini Nasihat Investor Kawakan Ray Dalio Buat Prabowo

Ini Nasihat Investor Kawakan Ray Dalio Buat Prabowo

3. Dalio mengingatkan tentang ancaman konflik militer dan potensi kehancuran nilai mata uang

Dalam pertanyaan lanjutan, Kristen Welker menanyakan kepada Dalio tentang skenario terburuk dari krisis ekonomi yang ia antisipasi.

“Secara spesifik, saya melihat potensi masalah dalam tiga bidang: nilai mata uang, konflik internal yang mengancam sistem demokrasi seperti yang kita kenal, dan konflik internasional yang sangat mengganggu ekonomi dunia dan bahkan dapat meningkat menjadi konflik militer seperti keruntuhan yang terjadi di masa lalu,” jawab Dalio.

Ia berpendapat bahwa kombinasi antara potensi keruntuhan pasar obligasi, konflik internal yang meningkat, dan ketegangan internasional yang memanas dapat menciptakan guncangan sistemik yang jauh lebih besar daripada dampak penghapusan standar emas oleh Nixon pada tahun 1971 atau krisis keuangan global tahun 2008.

Meskipun demikian, ia menekankan bahwa perubahan buruk ini masih dapat dihindari. Dalam sebuah unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), Dalio menyerukan agar Amerika Serikat dan Tiongkok menegosiasikan kesepakatan dagang yang saling menguntungkan (win-win) yang menghargai nilai tukar yuan terhadap dolar. Ia juga mendorong kedua negara untuk mengatasi masalah utang mereka yang terus meningkat.

Ray Dalio Bahas Danantara Bareng Prabowo, Dapat Jabatan?

Ray Dalio Bahas Danantara Bareng Prabowo, Dapat Jabatan?

Berita Terkait

IHSG Melemah, Tapi 20 Saham Ini Justru Cetak Rekor Hijau
IHSG Melemah 0,27 Persen di Sesi Pertama, Sentuh Level 6.421
Harga Buyback Emas Antam & UBS Pegadaian Hari Ini, Senin 21 April 2025
Harga Emas Antam Tembus Rp1,9 Juta per Gram, Bagaimana Prospeknya Hari Ini?
Kebijakan Impor Pangan AS Dinilai Kontradiktif dengan Target Swasembada Indonesia
Indeks Bisnis-27 Menguat, AKRA dan ANTM Pimpin Penguatan Saham
Harga Emas Antam Melonjak Rp 15.000, Tembus Rp 1.098.000 per Gram Hari Ini
Harga Emas Antam Naik Rp 15.000 per Gram, Sentuh Rp 1.965.000 di Hari Senin

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 12:31 WIB

IHSG Melemah, Tapi 20 Saham Ini Justru Cetak Rekor Hijau

Senin, 21 April 2025 - 12:27 WIB

IHSG Melemah 0,27 Persen di Sesi Pertama, Sentuh Level 6.421

Senin, 21 April 2025 - 12:03 WIB

Harga Buyback Emas Antam & UBS Pegadaian Hari Ini, Senin 21 April 2025

Senin, 21 April 2025 - 10:52 WIB

Harga Emas Antam Tembus Rp1,9 Juta per Gram, Bagaimana Prospeknya Hari Ini?

Senin, 21 April 2025 - 10:39 WIB

Kebijakan Impor Pangan AS Dinilai Kontradiktif dengan Target Swasembada Indonesia

Berita Terbaru