Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Rano Karno, memberikan pernyataan terkait hilangnya ratusan pelat besi di area kolong tol yang berlokasi dekat Jakarta International Stadium (JIS). Kasus ini mencuat setelah dilaporkan adanya tindakan pencurian.
Menurut Rano Karno, setelah melakukan koordinasi dan pengecekan lapangan dengan dinas terkait, diketahui bahwa pelat-pelat besi yang raib tersebut adalah aset milik pemerintah pusat, khususnya yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
“Setelah kami perintahkan jajaran dinas untuk melakukan inspeksi langsung ke lokasi, mereka melaporkan bahwa aset tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab PUPR,” jelas Rano saat dijumpai di Hotel Novotel Gajah Mada, Glodok, Jakarta Barat, pada hari Jumat (25/4/2025).
Rano menekankan bahwa hilangnya ratusan pelat besi di area kolong tol tersebut menimbulkan kekhawatiran serius. Ia memperingatkan potensi dampak berbahaya yang mungkin terjadi akibat hilangnya material tersebut, termasuk risiko keruntuhan jalan tol.
“Pertanyaan yang muncul adalah, langkah apa yang bisa kita ambil? Potensi bahaya apa yang mengintai? Jika tiba-tiba terjadi keruntuhan jalan tol, dampaknya akan sangat fatal. Namun, tindakan perbaikan harus segera dilakukan,” tegasnya.
Sebagai informasi tambahan, sekitar 400 pelat besi di kolong Tol Dalam Kota ruas Plumpang-Pluit, yang lokasinya berdekatan dengan JIS, tepatnya di RT 10, RW 08, Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara, dilaporkan hilang akibat aksi pencurian.
Selain menyoroti kasus hilangnya pelat besi, Rano Karno juga memberikan tanggapan terkait video viral yang beredar di media sosial. Video tersebut memperlihatkan kondisi pagar pengaman di jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Tipar Cakung, Jakarta Timur, yang telah hilang tanpa sisa.
Rano menyampaikan apresiasi atas laporan mengenai hilangnya fasilitas JPO tersebut, yang awalnya diunggah dan disebarluaskan oleh seorang pengguna Instagram dengan akun @ijoeel pada hari Kamis (24/4/2025).
“Saya mengucapkan terima kasih atas informasi yang diberikan. Begitu laporan tersebut kami terima, tindakan perbaikan langsung dilakukan,” ungkap Rano.
Rano menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jakarta (Pemprov Jakarta) seringkali baru dapat menindaklanjuti laporan kerusakan fasilitas publik setelah menjadi viral di media sosial. Hal ini disebabkan oleh luasnya wilayah Jakarta yang menjadi tantangan tersendiri.
Oleh karena itu, Rano menyatakan bahwa tidak mungkin bagi petugas untuk mengawasi seluruh fasilitas milik Pemprov Jakarta secara terus menerus. Selain mengandalkan laporan dari masyarakat, ia juga berharap agar kedepannya dapat memanfaatkan kamera CCTV untuk meningkatkan pengawasan.
“Kita semua tahu betapa luasnya wilayah Jakarta. Tidak mungkin Satpol PP harus berjaga setiap hari di kolong jembatan, bukan? Inilah mengapa keberadaan CCTV sangat diperlukan,” ujar Rano.
Politisi dari PDIP tersebut menambahkan bahwa pengawasan yang maksimal melalui kamera CCTV sangat penting untuk mencegah terulangnya kasus pencurian fasilitas publik di Jakarta.
“Jika tidak ada kamera CCTV, fasilitas yang baru saja kita pasang hari ini, besok bisa dibongkar lagi. Inilah realita yang ada di Jakarta. Namun, mari kita bersama-sama menjaga kepentingan masyarakat Jakarta,” pungkasnya.
- Pro-Kontra Soeharto Pahlawan Nasional, Siapa Dukung & Tolak?
- Kebakaran di Dekat JIS Disebabkan Pembakaran Sampah Tak Diawasi
- Bang Doel Ingin Dekranasda Juga Jual Oleh-oleh Khas Jakarta