KOMPAS.com – Gua Safawardi yang terletak di Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat belakangan ini menjadi sorotan publik.
Hal itu tak lepas dari adanya rumor yang mengatakan bahwa Gua Safarwadi merupakan jalan pintas menuju Mekkah, Arab Saudi.
Gua tersebut telah menjadi tempat ziarah Pamijahan yang ramai dengan kedatangan masyarakat karena merupakan tempat petilasan atau bertapa salah satu murid Syekh Abdul Qodir Djaelani yang dianggap sebagai wali Allah.
Narasi terkait Gua Safawardi yang dipercaya sebagai jalur spiritual yang dapat menembus hingga ke Mekkah itu dibagikan oleh @ragam*** di X.
Dalam unggahan tersebut diperlihatkan video yang menggambarkan banyak peziarah yang mengunjungi Gua Safawardi.
“Ribuan peziarah datang berkumpul di Goa Safarwadi, Pamijahan, Tasikmalaya, yang baru-baru ini menjadi viral di media sosial,” tulis akun tersebut.
“Gua ini dipercaya sebagai jalur spiritual yang konon dapat menembus hingga ke Mekkah,” imbuhnya.
Lantas benarkah lorong di Gua Safawardi merupakan terdapat pintu yang dapat mengantarkan seseorang ke Mekkah?
Baca juga: Lukisan Gua Tertua Dunia Ada di Indonesia, Diperkirakan Berusia 51.200 Tahun
Sejarah Gua Safawardi
Dilansir dari Kompas.com, Senin (10/2/2025) Gua Safawardi atau juga dikenal sebagai Gua Pemijahan merupakan tempat berkumpulnya para wali di Tasikmalaya.
Hal tersebut berdasarkan penuturan Kasepuhan Pemijahan Kiai Endang Adjidin.
Ia juga menyebut dulunya Goa Safawardi menjadi pusat penyebaran Islam di Tasikmalaya oleh murid Abdul Qadir Al Djaelani yaitu Syekh Abdul Muhyi.
“Syekh Abdul Muhyi ditugaskan untuk berkhalwat ke gua di wilayah Jawab Barat. Sejarah mengatakan juga bahwa dulu Syekh Abdul Qadir Al Djaelani juga pernah berkhalwat di Gua Safawardi,” ujarnya.
Baca juga: Pendiri Brand Mango, Isak Andic Meninggal Dunia Saat Jelajahi Gua di Spanyol
Karakteristik unik Gua Safawardi
Dilansir dari Kompas.com, Senin (10/2/2025) Gua Safawardi memiliki panjang sekitar 284 meter.
Terletak di dekat kompleks pemakaman Syekh Abdul Muhyi dan para sahabatnya di kawasan wisata Religi Pemijahan.
Sepanjang lorong gua terdapat stalaktit dan stalagmit kuning keemasan.
Di dalam gua terdapat cabang lorong yang dipercaya sebagai jalur para wali dari Banten, Cirebon, Surabaya, hingga Mekkah.
“Kalau dari kalangan peziarah, cerita ini sudah turun temurun,” terang Endang.
Keunikan dari Gua Safawardi juga dapat dilihat dari lekukan dinding yang menyerupai kopiah haji.
Konon, jika ukuran kepala pengunjung pas dengan lekukan tersebut maka punya takdir utuk segera beribadah haji.
Gua tersebut juga memiliki sumber air yang tetap mengalir meski kemarau panjang. Biasanya air tersebut digunakan oleh peziarah untuk wudhu dan minum.
“Air tersebut dulunya merupakan tempat para wali dan Syekh Abdul Muhyi untuk berwudu dan mengambil air untuk diminum. Alhamdulillah, atas kehendak Allah, air itu tidak pernah surut meski dalam kondisi apa pun,” kata Endang.
Baca juga: Misteri Jasad Pria AS Membeku di Gua Pennsylvania Terungkap, Tak Teridentifikasi Selama 47 Tahun
Fungsi Gua Safawardi dulu dan sekarang
Dilansir dari Kompas.com, Minggu (9/2/2025), dalam buku “Sejarah Perjuangan Syekh H. ‘Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan” oleh Drs. H. AA. Khaerussalam, menjabarkan fungsi Gua Pamijahan.
Saat masa Syekh Abdul Qadir Al Djaelani hingga masa Syekh Abdul Muhyi, gua tersebut befungsi sebagai tempat pertemuan para wali.
Selain tempat pertemuan juga menjadi pusat beribadah, pendidikan, dan semedi oleh para wali. Hal ini dibuktikan dengan adanya masjid, menara, temppat semedi dan perpustakaan di dalam gua.
Sementara saat ini Gua Safawardi telah difungsikan untuk mengenang perjuangan para wali yang tulus menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut.
Baca juga: Ilmuwan Percaya Gua di Bulan Bisa Jadi Tempat Tinggal Manusia
Asal rumor lorong menuju Mekkah sebenarnya
Dilansir dari Kompas.com, Senin (10/2/2025), terkait dengan rumor bahwa Gua Safawardi menghubungkan hingga ke Mekkah hanya sebuah cerita zaman dulu.
Cerita yang dimaksud adalah kisah para wali yang dipercaya memiliki karamah dari Allah.
“Jadi bukan cerita saat ini ada orang yang bisa pergi ke Mekkah dan viral. Salah itu,” ujar peziarah asal Tasikmalaya, Uni Furqon (38).
Cerita zaman dulu tentang karamah para wali tersebut tersebar dari mulut ke mulut murid Syekh Abdul Muhyi hingga menyebar di beberapa pondok pesantren di Desa Pemijahan.
“Kalau zaman dulu dengan karamah yang diberikan Allah SWT kepada para walinya, itu sangat mungkin dan memang itu ada buktinya. Namun, kalau misalkan orang zaman sekarang berharap begitu, itu masih jauh sekali kebenarannya,” pungkasnya.