RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. UBS Group AG meningkatkan peringkat saham Indonesia menjadi overweight. Berdasarkan laporan Bloomberg pada Kamis (24/4), keputusan ini didasarkan pada fundamental domestik yang kuat dan sifat pasar yang relatif defensif.
“Indonesia dinaikkan ke peringkat overweight karena valuasi yang rendah dan dukungan domestik yang defensif pasca-pandemi Covid-19,” demikian bunyi laporan UBS, Kamis (24/4).
Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, menjelaskan bahwa valuasi saham domestik saat ini tergolong murah. Hal ini terlihat dari rasio price to earning (PER) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berkisar antara 13 hingga 14 kali, di bawah rata-rata historisnya.
“Dari segi valuasi absolut, IHSG merupakan salah satu pasar paling murah di Asia Tenggara,” ujar Liza kepada Kontan, Kamis (24/4).
UBS Naikkan Peringkat Saham Indonesia, Strategi Investor Seperti Apa?
Liza menambahkan bahwa aksi jual investor asing yang berkelanjutan sejak awal tahun, dengan net foreign sell mencapai lebih dari Rp 50 triliun – jauh melampaui angka tahun lalu sebesar Rp 27 triliun – telah memberikan tekanan pada pasar.
Akibatnya, banyak saham unggulan, terutama di sektor perbankan dan konsumsi, diperdagangkan di bawah valuasi wajarnya secara historis. Namun, berbeda dengan masa pandemi Covid-19 dimana tekanan berasal dari ketidakpastian ekonomi dan lockdown, saat ini tekanan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal dan kebijakan moneter serta fiskal global dan domestik.
Senada dengan Liza, Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, menyatakan bahwa valuasi pasar saham Indonesia sempat menyentuh titik terendah sejak pandemi Covid-19. Ini mengindikasikan banyak saham Indonesia yang diperdagangkan dengan harga murah.
Rully mencontohkan saham sektor perbankan seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA) yang saat ini memiliki rasio PER yang menarik.
Kenaikan peringkat dari UBS merupakan sentimen positif yang menunjukkan peningkatan kepercayaan investor asing.
Saham Indonesia Mendapat Peringkat Lebih Tinggi, Potensi IHSG Menuju 7.000?
Meskipun demikian, Rully mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi volatilitas pasar di masa mendatang. “Investor tetap perlu memperhatikan potensi volatilitas ke depan,” kata Rully kepada Kontan, Kamis (24/4).