RAGAMUTAMA.COM – Dalam dunia meteorologi, fenomena alam sering kali menjadi sumber keajaiban yang memukau. Salah satu fenomena yang tak lekang oleh waktu adalah pelangi.
Pelangi merupakan sebuah keindahan warna-warni yang muncul di langit setelah hujan.
Pelangi termasuk dalam fenomena optik, di mana cahaya matahari mengalami pembiasan, pemantulan, dan penyebaran ketika melewati tetesan air di udara.
Pelangi terdiri dari spektrum warna yang khas: merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Warna-warna ini sebenarnya merupakan hasil dari sinar matahari yang terurai.
Dalam kondisi normal, sinar matahari tampak putih karena merupakan kombinasi dari berbagai warna.
Namun, ketika cahaya ini melewati medium seperti prisma kaca atau tetesan air, ia terpecah menjadi pita-pita warna yang indah melalui proses yang dikenal sebagai refraksi dan dispersi.
Bagaimana Pelangi Terbentuk?
Setelah hujan, atmosfer sering kali dipenuhi dengan partikel air atau tetesan kecil yang menggantung di udara.
Ketika sinar matahari memasuki tetesan air ini, cahaya dibiaskan, kemudian dipantulkan di dalam tetesan, dan akhirnya keluar pada sudut tertentu biasanya sekitar 42 derajat.
Inilah sebabnya pelangi hanya dapat terlihat jika posisi matahari berada di belakang pengamat, sementara pelangi tampak di arah yang berlawanan.
Misalnya, pada pagi hari, pelangi akan terlihat di langit barat, sedangkan pada sore hari, pelangi muncul di langit timur.
Sudut dan posisi ini menjadi kunci dalam menciptakan keajaiban warna yang memukau.
Pelangi diklasifikasikan berdasarkan jumlah pantulan cahaya di dalam tetesan air.
Pelangi tingkat pertama, atau yang paling umum kita lihat, terbentuk dari satu kali pantulan cahaya.
Warna pada pelangi ini sangat cerah dan jelas karena energi cahayanya masih kuat.
Namun, ada pula pelangi tingkat kedua atau yang dikenal juga sebagai “Double Rainbow” Fenomena ini terjadi ketika cahaya memantul dua kali di dalam tetesan air.
Urutan warnanya terbalik, dengan ungu berada di bagian luar dan merah di bagian dalam.
Meskipun keindahannya menakjubkan, pelangi tingkat kedua memiliki intensitas cahaya yang lebih rendah dibandingkan pelangi tingkat pertama.
Ada juga fenomena yang lebih langka, yaitu pelangi tingkat tiga, di mana cahaya mengalami tiga kali pantulan. Sayangnya, pelangi jenis ini sangat jarang terlihat karena intensitas cahayanya yang sangat redup.
Pelangi adalah bukti sempurna dari bagaimana alam dapat memadukan sains dan seni dalam sebuah tampilan yang luar biasa.
Setiap kali kita melihat pelangi, kita sebenarnya sedang menyaksikan hasil kerja sinar matahari, tetesan hujan, dan hukum fisika yang berkolaborasi untuk menciptakan keindahan yang tak terlupakan.
Jadi, lain kali Anda melihat pelangi, ingatlah bahwa Anda sedang menyaksikan keajaiban alam yang penuh dengan cerita ilmiah di balik keindahannya.