Produksi Nikel Matte Vale Indonesia (INCO) Turun pada Kuartal I-2025, Ini Penyebabnya

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 30 April 2025 - 00:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melaporkan produksi nikel dalam matte mencapai 17.027 metrik ton pada kuartal pertama tahun 2025.

Angka ini menunjukkan penurunan 6% dibandingkan produksi kuartal I-2024 (18.199 metrik ton) dan 8% lebih rendah dari produksi kuartal IV-2024 (18.528 metrik ton).

Penurunan produksi disebabkan oleh penghentian mendadak salah satu tanur listrik INCO akibat masalah pada sistem elektroda.

Abu Ashar, Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer Vale Indonesia, menjelaskan bahwa penghentian ini dimanfaatkan untuk mempercepat jadwal pemeliharaan yang semula direncanakan pada kuartal ketiga, menjadi kuartal pertama tahun 2025.

Jadi Direktur BKI, Febriany Eddy Mundur dari Posisi CEO Vale Indonesia (INCO)

Strategi ini memungkinkan INCO untuk mengoptimalkan operasional perusahaan pada kuartal-kuartal berikutnya.

“Meskipun menghadapi tantangan, kami telah menerapkan langkah-langkah strategis untuk menjaga produksi tetap berjalan. Kami tetap berkomitmen pada inovasi dan keunggulan, serta optimis terhadap peluang di masa depan,” ujar Abu Ashar dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/4).

Pada kuartal I-2025, INCO mengirimkan 17.096 ton nikel matte dengan total penjualan mencapai US$ 206,5 juta. Angka ini lebih rendah dibandingkan penjualan kuartal IV-2024 (US$ 241,8 juta) akibat volume pengiriman dan harga nikel rata-rata yang lebih rendah.

Harga rata-rata nikel pada kuartal I-2025 tercatat US$ 11.932 per ton, turun 5% dibandingkan kuartal IV-2024 dan 6% lebih rendah dari kuartal I-2024.

Selain penjualan nikel matte, INCO untuk pertama kalinya berhasil menjual sekitar 80.000 ton bijih saprolit secara komersial ke pasar domestik. Ini menandakan diversifikasi pendapatan dan prospek pertumbuhan yang positif.

Baca Juga :  Harga Emas Pecahkan Rekor Tertinggi, Saham ANTM dan BRMS Melesat Naik

Tarif Royalti Nikel Naik, Vale Indonesia (INCO) Siapkan Langkah Antisipasi

Penjualan bijih saprolit ini diproyeksikan meningkat secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan, seiring dengan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) INCO pada akhir tahun 2024, sebagai bagian dari target 290.000 ton yang ditargetkan selesai pada paruh pertama 2025.

Bersamaan dengan diversifikasi pendapatan, INCO juga berhasil menekan biaya. Biaya pendapatan turun 13% secara kuartalan, dari US$ 213,8 juta pada kuartal IV-2024 menjadi US$ 187 juta pada kuartal I-2025, sekaligus 11% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selain memanfaatkan harga komoditas yang lebih rendah, INCO juga fokus pada peningkatan efisiensi melalui strategi pengadaan material berskala besar, yang hasilnya terlihat pada kuartal pertama ini.

Berkat pengelolaan biaya yang efektif, INCO mencatatkan EBITDA sebesar US$ 51,7 juta pada kuartal I-2025, sedikit di bawah US$ 54,1 juta pada kuartal sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh harga nikel rata-rata yang lebih rendah. Meskipun demikian, INCO tetap mencatatkan laba positif sebesar US$ 21,8 juta pada kuartal I-2025.

Kinerja Vale Indonesia (INCO) Diproyeksi Positif Tahun Ini, Cek Rekomendasi Analis

INCO juga mencatat penurunan konsumsi bahan bakar minyak bersulur tinggi (HSFO) dari 336.513 barel pada kuartal IV-2024 menjadi 319.536 barel pada kuartal I-2025.

Konsumsi batubara juga turun dari 121.104 ton pada kuartal IV-2024 menjadi 118.018 ton pada kuartal I-2025. Namun, konsumsi bahan bakar diesel justru meningkat dari 15.319 kiloliter pada kuartal IV-2024 menjadi 18.614 kiloliter pada kuartal I-2025.

Baca Juga :  Imbal Hasil Lebih Besar Dari Bunga Deposito, Ini Cara Investasi ORI 027 Kupon 6,75%

Penurunan konsumsi HSFO dan batubara mencerminkan produksi nikel matte yang lebih rendah. Peningkatan konsumsi diesel dianggap sebagai fluktuasi normal, yang diperkirakan akan kembali ke tingkat normal pada kuartal-kuartal berikutnya.

Pada kuartal I-2025, harga HSFO dan batubara turun masing-masing sebesar 3% dan 11%, sementara harga diesel naik moderat sebesar 1% dibandingkan kuartal sebelumnya, yang telah memperhitungkan penerapan B40.

Penurunan harga batubara yang signifikan juga merupakan hasil dari inisiatif pengadaan yang dilakukan INCO, yang diharapkan dapat mendukung harga dasar batubara pada kuartal-kuartal berikutnya.

Vale Indonesia (INCO) Target Selesaikan 3 Pabrik Nikel HPAL Periode 2025-2026

Batubara dan bahan bakar merupakan komponen utama biaya produksi INCO. Dengan inisiatif bauran energi dan penurunan harga komoditas, biaya penjualan tunai per unit berhasil ditekan menjadi US$ 8.501 per ton pada kuartal I-2025, lebih rendah dibandingkan US$ 8.978 per ton pada kuartal IV-2024.

Saat ini, INCO tengah merevisi RKAB untuk mengamankan tambahan sekitar 2 juta ton bijih saprolit dari blok Bahodopi. “Dengan perkembangan terkini di Bahodopi, kami optimis operasional akan dimulai lebih awal, sekitar akhir kuartal II atau awal kuartal III tahun ini,” kata Abu Ashar.

Selama kuartal I-2025, INCO mengalokasikan sekitar US$ 128,1 juta belanja modal (capex) untuk pengeluaran dan pertumbuhan berkelanjutan, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap proyek-proyek pertumbuhan.

Kas dan setara kas INCO per 31 Maret 2025 mencapai US$ 601,4 juta, turun 11% dibandingkan US$ 674,7 juta per 31 Desember 2024. INCO akan terus menerapkan manajemen kas yang hati-hati.

Berita Terkait

Kenapa Dirut Hartadinata Pilih Investasi Emas Batangan?
Harga Emas Anjlok Akibat Optimisme Perang Dagang Mereda
United Tractors Bagikan Dividen Jumbo Rp7,8 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah?
Investor Asing Lepas Saham ASII dan BBCA: Daftar Lengkap 10 Saham Net Sell Terbesar!
IHSG Menguat, Investasi Emas dan Kripto Makin Menguntungkan?
IHSG Bangkit: Daftar Saham Pilihan Asing Hari Ini!
Palantir Ungguli Tesla: Analisis Saham Wall Street Era Trump
IHSG Menguat Tipis: Saham Emas dan Konstruksi Jadi Penopang Utama!

Berita Terkait

Rabu, 30 April 2025 - 03:59 WIB

Kenapa Dirut Hartadinata Pilih Investasi Emas Batangan?

Rabu, 30 April 2025 - 03:40 WIB

Harga Emas Anjlok Akibat Optimisme Perang Dagang Mereda

Rabu, 30 April 2025 - 02:59 WIB

Investor Asing Lepas Saham ASII dan BBCA: Daftar Lengkap 10 Saham Net Sell Terbesar!

Rabu, 30 April 2025 - 02:39 WIB

IHSG Menguat, Investasi Emas dan Kripto Makin Menguntungkan?

Rabu, 30 April 2025 - 01:03 WIB

IHSG Bangkit: Daftar Saham Pilihan Asing Hari Ini!

Berita Terbaru

finance

Kenapa Dirut Hartadinata Pilih Investasi Emas Batangan?

Rabu, 30 Apr 2025 - 03:59 WIB

finance

Harga Emas Anjlok Akibat Optimisme Perang Dagang Mereda

Rabu, 30 Apr 2025 - 03:40 WIB