RAGAMUTAMA.COM – Dalam upaya meredam gelombang kejahatan yang kian merajalela di negaranya, Presiden Ekuador Daniel Noboa menyampaikan rencananya untuk menggandeng pasukan asing guna membantu memberantas kekerasan geng dan peredaran narkotika.
Dalam wawancara dengan BBC, Noboa secara terbuka menyatakan bahwa situasi saat ini membutuhkan dukungan militer dari negara-negara sekutu.
Menurut Presiden Noboa, Ekuador telah menjadi jalur distribusi utama kokain global, dengan sekitar 70% peredaran narkotika dunia melewati wilayah negara tersebut. Ia menegaskan bahwa kapasitas militer nasional tidak cukup untuk menangani ancaman bersenjata dari geng-geng kriminal, sehingga kolaborasi internasional diperlukan.
“Kita butuh lebih banyak tentara untuk memerangi kejahatan. 70% kokain dunia didistribusikan dari Ekuador. Kita butuh pasukan internasional untuk membantu,” kata Noboa.
Presiden Noboa mengungkapkan rencana untuk mengundang pasukan dari Amerika Serikat, Eropa, dan Brasil guna memperkuat operasi militer di sejumlah provinsi yang dikenal sebagai sarang kejahatan, seperti Guayas. Meski negosiasi awal telah dimulai, belum ada informasi resmi mengenai negara mana saja yang siap berpartisipasi.
Selain itu, Noboa berharap Presiden AS Donald Trump dapat mengklasifikasikan geng-geng bersenjata asal Ekuador sebagai organisasi teroris, seperti yang sebelumnya dilakukan terhadap kelompok kriminal di Meksiko dan Venezuela.
Lonjakan aksi kekerasan di Ekuador mendorong pemerintah menetapkan status darurat dan menerapkan tindakan keras berskala nasional sejak 2024. Kebijakan ini termasuk kekebalan hukum bagi petugas yang terlibat dalam operasi anti-kejahatan dan klasifikasi geng sebagai entitas teroris.
Dalam data terbaru, Ekuador mencatat lebih dari 1.000 kasus pembunuhan sejak awal tahun, menjadikannya salah satu negara dengan tingkat kekerasan tertinggi di Amerika Latin. Pemerintah memperkirakan sedikitnya 14.000 anggota geng bersenjata aktif di seluruh negeri.
Sejak tahun 2018, Amerika Serikat telah mengucurkan bantuan sebesar $81 juta untuk mendukung operasi pemberantasan narkoba dan kejahatan terorganisir di Ekuador. Sebuah kesepakatan antara kedua negara juga telah dibentuk, memungkinkan AS mengirim pasukan militer jika dibutuhkan—dengan syarat bahwa kendali operasi tetap berada di tangan Amerika.
Namun, hingga saat ini, Pentagon, Kementerian Pertahanan Brasil, maupun otoritas militer Eropa belum memberikan pernyataan resmi mengenai kemungkinan pengerahan pasukan mereka ke wilayah Ekuador.
Ketegangan akibat kekerasan ini semakin meningkat seiring persiapan Ekuador menghadapi putaran kedua pemilu presiden. Noboa sendiri mengambil langkah agresif dalam kampanye politiknya dengan menetapkan sejumlah geng sebagai kelompok teroris, memperkuat posisi pemerintah sebagai pengayom stabilitas nasional.