Prediksi Pasar: Kapan Koreksi Berakhir dan Target Saham Bank Jumbo?

- Penulis

Selasa, 8 April 2025 - 20:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan hari ini, Selasa, 8 April 2025, mengalami penurunan tajam dan ditutup pada level 5.996,14.

Indeks komposit bahkan sempat mengalami koreksi signifikan hingga mencapai 9%, sebagai respons pasar yang kurang baik terhadap pengumuman kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah tekanan terhadap kinerja IHSG, terutama yang bersumber dari faktor-faktor eksternal, telah mereda?

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa IHSG mencatatkan penurunan sebesar 7,90% atau setara dengan 514,47 poin, berakhir pada posisi 5.996,14. Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka pada level 5.914,28 dan sempat mencapai titik tertinggi di level 6.036,55. 

: IHSG Kembali Mengalami Trading Halt, Apakah Akan Ada Respons dari Prabowo?

Artikel mengenai koreksi pasar saham yang signifikan ini menjadi salah satu berita utama pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Selasa, 8 April 2025. Berikut adalah rangkuman dari beberapa poin penting:

: : Setelah Libur Lebaran, Raih Potensi Pendapatan Tambahan dari Cum Dividen Pekan Ini

 

1. Pesona Emiten Hashim Djojohadikusumo (WIFI) Belum Redup, Saham Terus Meningkat dan Transaksi Sangat Aktif

Daya tarik emiten yang dimiliki oleh adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, yaitu PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau yang dikenal dengan Surge, tampaknya masih kuat. Harga saham perusahaan terus mengalami peningkatan, dan nilai transaksi semakin besar atau likuid.

Fenomena ini terjadi setelah Hashim, melalui PT Investasi Sukses Bersama, melakukan pembelian sebanyak 6,07 juta lembar saham WIFI.

Transaksi tersebut berlangsung pada tanggal 11 Februari 2025 dan diumumkan secara resmi melalui keterbukaan informasi dua hari kemudian. PT Investasi Sukses Bersama membeli saham WIFI dengan harga Rp1.530 per saham. Dengan demikian, total nilai transaksi tersebut mencapai Rp9,3 miliar. 

 

Ragamutama.comngamati Peluang Dana Pensiun, BPJS TK, dan Taspen untuk Masuk ke Pasar Saham Saat IHSG Terpuruk

Koreksi tajam yang melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Selasa, 8 April 2025, dianggap sebagai kesempatan emas bagi para investor untuk mengakumulasi saham-saham pilihan.

Baca Juga :  Akhirnya Harga Emas Antam Tembus Rp 1,7 Juta per Gram

Peluang ini juga terbuka lebar bagi berbagai lembaga pengelola dana pensiun (dapen), baik dari sektor swasta maupun lembaga pengelola jaminan sosial dan lembaga khusus (seperti BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, dan Asabri). Hal ini dikarenakan lembaga-lembaga tersebut memiliki dana kelolaan yang cukup besar, meskipun alokasi dana ke sektor saham cenderung menyusut belakangan ini.

Menurut analisis dari Phintraco Sekuritas, Aditya Prayoga, volume perdagangan yang mencapai Rp12,575 triliun pada sesi I menunjukkan bahwa terdapat fund manager dan investor yang memilih untuk melakukan akumulasi di tengah kondisi panic selling yang dipicu oleh kebijakan tarif dari Donald Trump yang akan berlaku mulai besok, Rabu, 9 April 2025.

 

3. IHSG Hari Ini Anjlok Sebesar 7,90%, Apakah Koreksi Pasar Saham Masih Berpotensi Berlanjut?

Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, memperkirakan bahwa koreksi yang terjadi di pasar domestik belum sepenuhnya berakhir. Dengan tekanan eksternal yang masih cukup besar, IHSG diproyeksikan masih memiliki potensi pelemahan lanjutan, dengan target penurunan hingga ke level 5.500 dalam waktu dekat.

Menurutnya, kebijakan teknis seperti Auto Rejection Bawah (ARB) dan trading halt belum sepenuhnya mampu meredam kepanikan yang terjadi di pasar. Meskipun kebijakan trading halt diapresiasi sebagai langkah mitigasi terhadap tekanan jual dalam jangka pendek, namun penyesuaian ARB menjadi 15% justru dinilai dapat mengurangi likuiditas pasar.

“Jika market maker melihat bahwa tekanan jual masih sangat besar, mereka cenderung untuk menunggu. Akibatnya, saham-saham yang tidak terkait langsung dengan foreign flow justru banyak yang menyentuh ARB pada hari ini, namun dengan volume transaksi yang relatif rendah,” ujar Dimas saat dihubungi oleh Bisnis, Selasa, 8 April 2025.

 

4. Antisipasi Industri Asuransi dalam Menghadapi Tekanan dari IHSG dan Kebijakan Tarif Impor Donald Trump

Pasar saham masih menjadi tantangan utama bagi industri asuransi di tahun 2025, setelah sebelumnya mengalami penurunan hasil investasi. Sektor ini kembali dibayangi oleh gejolak pasar yang dipicu oleh sentimen global, termasuk potensi kenaikan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga :  Daftar 10 Saham Penopang IHSG Pekan Ini, Bank Jumbo BMRI, BBRI & BBCA Teratas

Data statistik dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa hasil investasi industri asuransi jiwa per Januari 2025 tercatat sebesar Rp1,63 triliun, atau mengalami kontraksi sebesar 56% secara year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pada Januari 2024, hasil investasi asuransi jiwa tercatat mencapai Rp3,70 triliun.

Kontraksi pada hasil investasi ini sejalan dengan penurunan jumlah pendapatan yang juga turun sebesar 16,50% YoY menjadi Rp13,96 triliun, dibandingkan dengan Rp16,72 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Sejalan dengan penurunan hasil investasi, jumlah investasi asuransi jiwa per Januari 2025 juga mengalami kontraksi sebesar 0,35% YoY menjadi Rp518,90 triliun, dibandingkan dengan Rp520,72 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

 

5. Target Terbaru Saham BMRI, BBCA, BBRI, dan Lainnya Menjelang Cum Dividen & Pembayaran

Berikut adalah ulasan mengenai target terbaru dari saham-saham seperti BMRI, BBCA, hingga BBRI menjelang jadwal cum dividen dalam agenda pembagian dividen tahun 2025.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bisnis pada hari Selasa, 8 April 2025, agenda pembagian dividen dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan memasuki periode cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada tanggal 11 April 2025. Pembayaran dividen dijadwalkan akan dilaksanakan pada tanggal 23 April 2025.

Bank Mandiri akan membagikan dividen dengan total nilai sebesar Rp43,51 triliun untuk kinerja tahun buku 2024. Dengan demikian, para pemegang saham BMRI yang berhak akan menerima jatah dividen sebesar Rp466,18434 per lembar saham.

 

_________

Disclaimer: berita ini disajikan semata-mata sebagai informasi dan tidak bertujuan untuk mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.

Berita Terkait

Harga Emas Antam Hari Ini 16 April 2025: Melonjak Tinggi, Cetak Rekor Baru!
Rupiah Menguat Tipis: Peluang atau Ancaman di Level Rp16.824?
MYOR, ADMR, MAPI Tetap Untung: Peluang Investasi Saat Indeks Bisnis-27 Melemah
UMK Merapat! BPJPH Buka 1 Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih
Dolar AS Menguat: Investor Indonesia Pantau Ketat Sinyal The Fed!
Laris Manis! Warga Serbu Emas Antam: Investasi Aman Masa Depan
IHSG Menguat di Awal Sesi, Ikuti Tren Positif Bursa Asia?

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 11:11 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini 16 April 2025: Melonjak Tinggi, Cetak Rekor Baru!

Rabu, 16 April 2025 - 10:47 WIB

Rupiah Menguat Tipis: Peluang atau Ancaman di Level Rp16.824?

Rabu, 16 April 2025 - 10:39 WIB

MYOR, ADMR, MAPI Tetap Untung: Peluang Investasi Saat Indeks Bisnis-27 Melemah

Rabu, 16 April 2025 - 10:27 WIB

UMK Merapat! BPJPH Buka 1 Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Rabu, 16 April 2025 - 10:03 WIB

Komut JTPE Diperiksa KPK Terkait Transaksi Saham Taspen Kosasih

Berita Terbaru