JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – IHSG diperkirakan akan mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Senin (21/4/2025).
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, IHSG mencatatkan penguatan, ditutup pada level 6.438, atau meningkat 38,2 poin (0,60 persen).
Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menjelaskan bahwa pergerakan IHSG hari ini masih akan dipengaruhi oleh perang tarif antara Amerika Serikat dan China. Berbagai pihak kini tengah menyusun strategi untuk memaksimalkan keuntungan di tengah situasi ini.
Perang tarif telah mendorong negara-negara lain untuk memberikan stimulus dan kebijakan guna meningkatkan konsumsi dan daya beli domestik. Hal ini berpotensi meningkatkan permintaan barang-barang dalam negeri, memberikan dampak positif bagi perekonomian.
Investor juga perlu mencermati sejumlah data ekonomi penting, seperti data ketenagakerjaan, inflasi, dan proyeksi ekonomi AS.
Selain itu, data PMI Manufacturing, Services, dan Composite dari Jepang, serta data inflasi Jepang seperti Tokyo CPI yang diprediksi akan meningkat, patut diperhatikan.
Meskipun secara keseluruhan data global masih tergolong baik, Demus mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap volatilitas yang dipicu sentimen tarif antara AS dan China.
Di dalam negeri, pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), meskipun suku bunga diperkirakan tetap.
Data neraca perdagangan juga dinantikan, dengan prediksi surplus yang berkelanjutan.
“Berdasarkan analisis teknikal, kami memperkirakan IHSG berpotensi melemah terbatas, dengan support dan resistance di kisaran 6.400-6.510,” jelas Demus dalam analisisnya, Senin (21/4/2025).
Sementara itu, Indri Liftiany Travelin Yunus, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menyatakan investor akan memantau realisasi neraca perdagangan Indonesia. Diperkirakan surplus akan tetap terjadi, meskipun mungkin sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan potensial ini disebabkan oleh pelemahan ekspor akibat penetapan tarif. Sentimen lain yang perlu diperhatikan adalah pengumuman suku bunga acuan BI, yang diperkirakan tetap pada level 5,75 persen.
Menimbang sentimen-sentimen tersebut, Yunus memperkirakan pasar saham Indonesia akan tetap bergerak volatil dengan kecenderungan melemah.
Hal ini disebabkan oleh kemungkinan besar pelaku pasar akan melakukan transaksi jangka pendek (scalping) dan kecenderungan untuk keluar pasar lebih cepat.
“IHSG diprediksi akan bergerak variatif cenderung melemah, dalam rentang support 6.150 dan resistance 6.700,” paparnya.
Berikut rekomendasi teknikal dari beberapa perusahaan sekuritas:
1. Pilarmas Investindo
– BUKA: harga terakhir 135, support 128, resistance 140, target 139.
– MDKA: harga terakhir 1.645, support 1.510, resistance 1.825, target 1.810.
– CBDK: harga terakhir 6.300, support 5.700, resistance 6.900, target 6.825.
2. Binaartha Sekuritas
– ARTO: rekomendasi beli, support 1.525, resistance 1.655-1.825, target 1.655.
– ASII: rekomendasi beli, support 4.520, resistance 4.970-5.250, target 4.970.
– BBCA: beli saat lemah, support 7.800, resistance 8.750-9.575, target 8.750.
– BBNI: beli saat lemah, support 3.750, resistance 4.600-5.050, target 4.600.
3. MNC Sekuritas
– DOID: beli saat lemah 364-400, stoploss di bawah 344, target 442-474.
– ISAT: beli saat lemah 1.550-1.690, stoploss di bawah 1.410, target 1.940-2.110.
– MLPT: beli saat lemah 34.300-35.750, stoploss di bawah 33.500, target 38.125-41.900.
– RGAS: beli spekulatif 109-112, stoploss di bawah 105, target 127-133.