Ragamutama.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki harapan besar agar PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang lebih dikenal sebagai Bank DKI, dapat segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu satu tahun mendatang.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan harapan tersebut, terutama dengan mempertimbangkan stabilitas dan prospek pasar modal yang kondusif. Menurutnya, pelaksanaan initial public offering (IPO) akan memberikan kesempatan kepada publik untuk turut berpartisipasi dalam pengawasan dan pengembangan Bank Daerah tersebut.
Beberapa waktu lalu, Pramono Anung mengambil langkah strategis dengan menginstruksikan penggantian Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono. Ia menjelaskan bahwa penataan jajaran direksi dapat dioptimalkan, salah satunya melalui mekanisme IPO yang transparan.
: Langkah Pramono Berbenah Bank DKI, dari Rombak Direksi hingga Persiapan IPO
“Saya terus mengamati dan menemukan adanya permasalahan hukum yang melibatkan beberapa anggota direksi Bank DKI dari waktu ke waktu. Hal ini mengindikasikan adanya isu mendasar yang perlu segera ditangani,” ujar Pramono saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada hari Selasa, 15 April 2025.
Mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) tersebut juga menegaskan bahwa proses pemilihan direksi harus dilakukan secara profesional dan bebas dari intervensi atau titipan kepentingan. Ia menekankan pentingnya menempatkan individu yang kompeten dan memiliki keahlian mumpuni di bidangnya.
: : Pramono Anung Bakal Rebranding Bank DKI, Ini Bocorannya!
“Dalam rapat terakhir, saya menyampaikan perlunya manajemen yang lebih solid, konkret, dan kuat untuk memajukan Bank DKI,” imbuhnya.
Izin Sudah Dikantongi
: : Gangguan Sistem Layanan, Bank DKI Pastikan Dana Nasabah Aman
Sebelumnya telah diberitakan bahwa Bank DKI sebenarnya telah memperoleh izin prinsip untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) sejak tahun 2023. Namun, mempertimbangkan dinamika tahun politik, pelaksanaannya kemudian direncanakan ulang untuk tahun ini.
Pada tahun sebelumnya, Amirul Wicaksono, yang saat itu menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Bank DKI, mengonfirmasi bahwa izin prinsip IPO telah diperoleh pada kuartal I/2023. Ia menekankan pentingnya menyesuaikan timeline IPO dengan kondisi pasar yang mendukung.
“Karena kondisi yang kurang mendukung, pelaksanaannya ditunda. Waktu pelaksanaan IPO harus benar-benar tepat. Mengingat tahun 2024 adalah tahun politik, kami memutuskan untuk menunda,” jelasnya usai menghadiri acara Mid Year Banking and Economic Outlook Infobank pada Selasa, 2 Juli 2024 di Jakarta.
Mengutip informasi dari Bloomberg, Bank DKI menargetkan perolehan dana sekitar US$150-US$200 juta atau setara dengan Rp2,26 triliun hingga Rp3,01 triliun melalui IPO. Sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut mengungkapkan bahwa Bank DKI menjalin kerjasama dengan PT BCA Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas Indonesia untuk potensi IPO di Bursa Efek Indonesia.
“PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas juga bertindak sebagai advisor bagi Bank DKI terkait penjualan saham ini,” tambah sumber Bloomberg.
Jika IPO ini berhasil direalisasikan, Bank DKI akan mengikuti jejak bank pembangunan daerah lainnya yang telah lebih dulu terdaftar di bursa, seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), dan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. atau Bank Banten (BEKS).