Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Presiden terpilih, Prabowo Subianto, baru-baru ini membahas kekhawatiran yang muncul mengenai tingkat utang Indonesia. Dalam penjelasannya, beliau menekankan bahwa perbandingan antara utang Indonesia dan Produk Domestik Bruto (PDB) masih berada dalam kategori yang terkendali.
Menurut Prabowo, rasio utang Indonesia saat ini berada di sekitar 39 persen dari PDB. Beliau berpendapat bahwa angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan rasio utang terendah jika dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia.
Dalam sebuah acara bertajuk “Presiden Prabowo Menjawab” yang diselenggarakan di Hambalang, Jawa Barat, pada Minggu (7/4/2025), Prabowo juga menyebutkan beberapa negara yang memiliki rasio utang lebih tinggi dari Indonesia, di antaranya Vietnam, Swiss, Arab Saudi, Turki, dan Rusia. Acara ini dihadiri oleh enam pemimpin redaksi media terkemuka.
“Banyak yang berpendapat bahwa utang kita besar, dan memang benar. Namun, jika dilihat dari rasionya, yaitu perbandingan antara utang dan produksi nasional atau PDB, kita termasuk salah satu yang terendah,” jelas Prabowo.
1. Prabowo menyebut rasio utang Indonesia lebih baik dari Malaysia dan Singapura
Lebih lanjut, Prabowo membandingkan rasio utang Indonesia dengan negara-negara tetangga. Beliau mengungkapkan bahwa rasio utang Malaysia mencapai 60 persen dari PDB, sementara Singapura bahkan mencatat angka yang jauh lebih tinggi, yaitu 170 persen.
Perbandingan ini, menurut Prabowo, mengindikasikan bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih tergolong sehat. Beliau menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk menyadari bahwa kinerja ekonomi nasional saat ini berjalan dengan baik dan stabil.
“Jadi, inilah yang perlu kita pahami. Kondisi ekonomi kita, our economy is doing well,” tegas mantan Menteri Pertahanan tersebut.
Prabowo Ungkap Ide Danantara Pernah Ditolak Soeharto
Prabowo Ungkap Ide Danantara Pernah Ditolak Soeharto
2. Prabowo meyakinkan bahwa posisi fiskal Indonesia masih relatif aman
Prabowo menjelaskan bahwa posisi fiskal Indonesia masih tergolong aman jika dibandingkan dengan beberapa negara lain. Beliau menyoroti defisit anggaran Indonesia yang berada di bawah 3 persen dari PDB.
Angka ini lebih baik dibandingkan dengan Malaysia yang memiliki defisit di atas 5 persen, Brasil di atas 7 persen, dan Filipina di atas 6 persen. Prabowo berpendapat bahwa angka-angka ini mencerminkan fondasi ekonomi Indonesia yang cukup kuat.
“Kita masih di bawah 3 persen. Jadi, indikator ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi kita, our fundamental, landasan kita cukup baik,” ujarnya.
3. Prabowo mengakui adanya tantangan yang masih dihadapi Indonesia
Meskipun demikian, Prabowo mengakui bahwa Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah efisiensi, birokrasi yang lambat, praktik korupsi, dan kebocoran anggaran. Selain itu, beliau juga menyoroti isu kemiskinan dan ketimpangan hasil pembangunan sebagai permasalahan mendasar yang sedang diupayakan solusinya oleh pemerintah.
“Kita menyadari hal itu, dan itulah yang sedang kita koreksi. Saya kira, sebagian besar dari itu, adalah hal yang sangat penting,” ungkapnya.
Prabowo Tegaskan Peran Swasta Penting dalam Ekonomi Negara
Prabowo Tegaskan Peran Swasta Penting dalam Ekonomi Negara